Mozaik Indah Lebaran

Hangatnya suasana Lebaran, dokumentasi pribadi

Jam sudah menunjukkan sekitar pukul delapan. Suasana lalu lintas kota Malang tak begitu ramai. Kendaraan kami terus melaju menuju terminal Arjosari.

Di lebaran hari keempat itu, kami berlima akan mengunjungi keluarga adik di Mojosari. Sebuah perjalanan tahunan yang menyenangkan.

Seperti tahun kemarin perjalanan dilakukan dengan bus. Karena harus berhenti di Japanan lalu oper, kami tak bisa naik bus patas. Bus patas langsung berhenti di Surabaya lewat tol. Karenanya kami baru bisa turun di Bungurasih Surabaya.

Rencananya sebelumnya kami ingin naik kereta api ke Bangil, lalu naik bus kecil ke arah Mojosari. Tapi ternyata bus arah Bangil berangkat jam 05.10 pagi. Wah, ruwet sekali pasti persiapannya. Apalagi dalam rombongan kami ada dua anak kecil.

Terminal Arjosari, dokumentasi pribadi

Dekat arah terminal, di daerah Polowijen kepadatan lalu lintas mulai terasa. Lebih- lebih ketika kami memasuki gerbang terminal.

Kedatangan kami mulai disambut oleh pencari penumpang dan penjual makanan.
“Jember? Probolinggo? “
“Boyo… Boyo..?”
“Yang anget..yang anget.. lumpia..lumpia . Sarapan dulu .. sarapan ..”
“Kacang..kacang .. mente..mente…”

Seorang pencari penumpang mendekati kami.
“Mbak, Ten pundi?
“Japanan , Mas.!” jawab saya singkat sambil melihat lalu-lalang bus yang keluar masuk.

Depan terminal, dokumentasi pribadi

“Oh Japanan.., bus hijau Mbak itu..” kata Mas nya sambil menunjuk bus hijau bergambar panda besar dengan rute Malang-Surabaya.

Lalu-lalang orang di jalan begitu ramai. Banyak yang masih mengenakan baju lebaran. Mungkin juga seperti kami yang ingin menuntaskan silaturahmi ke sanak famili.

Bergegas kami masuk bus. Penumpang sudah hampir penuh. Untunglah kami semua masih kebagian tempat duduk. Semua dalam kapasitas yang wajar, dalam artian semua duduk, kecuali kondektur yang jalan ke sana-kemari untuk menarik uang karcis.

Melalui beberapa halte beberapa penumpang mulai naik dan turun. Jumlah penumpang yang naik, masih lebih banyak daripada yang turun. Alhasil penumpang dalam bus mulai berjubel dan banyak yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.

Jika saat masuk bus lagu dangdut koplo dari sound masih bisa kami dengar, mulai Singosari lagu-lagu mulai tenggelam oleh suara ramainya penumpang.

Penumpang mulai banyak, dokumentasi pribadi

Wes kebek Pak .,” protes seorang ibu ketika penumpang masih saja dinaikkan.
“Belakang, Mas,” kata kondektur pura-pura tidak mendengar protes tersebut sambil mengarahkan penumpang yang baru masuk.

“Ayo..ayo… Kalem..kalem…,” teriak kondektur.

Suasana semakin berdesakan ketika kondektur harus lewat untuk menarik karcis.
Ampun .. meski saya duduk, tapi badan saya terdesak oleh ransel penumpang lain.

“Kalem..kalem…,” Teriak kondektur lagi. Maksudnya ia minta diberi jalan supaya bisa lewat.

Kalem..kalem apane… Podho lemune ngene..,” kata ibu protes tadi. Rupanya beliau merasa jengkel karena protesnya tadi tidak ditanggapi oleh sang kondektur.

Sontak kami melirik ke arah ibu dan kondektur tersebut yang ternyata sama sama berbadan besar.
Penumpang lain termasuk saya senyum- senyum mendengar dialog tersebut.

Ya, suasana yang demikian ramai membuat dialog-dialog lucu kadang terucap. Meski sebenarnya dialog tersebut adalah sebuah ungkapan kejengkelan.

Calon penumpang di halte, dokumentasi pribadi

Di halte-halte berikutnya penumpang sudah tak dinaikkan. Lha bagaimana bisa naik ? Lorong bus sudah penuh penumpang. Tampak banyak calon penumpang di halte menunggu dan menyambut kedatangan bus dengan antusias. Namun mereka kembali kecewa ketika bis sudah penuh dan tidak bisa naik.

Ya, hari keempat Idul Fitri bersamaan dengan limpahan arus balik. Cuti lebaran tinggal sehari. Tentunya banyak yang harus kembali ke rumah untuk persiapan aktivitas normal seperti biasanya.

Di Japanan kami segera turun dari bus besar untuk oper bus yang lebih kecil ke arah Mojosari. Kami namakan kendaraan ini bus kuning karena mayoritas berwarna kuning.

Mas pencari penumpang mendekati kami.
“Mau ke mana Mbak?”
“Mojosari,”
“Oke.. Mojosari, bus depan.. siap berangkat!” kata Si Mas bersemangat.

Kami segera naik bus kuning. Dan tak berapa lama buspun melaju menuju Mojosari. Seperti biasa dengan kecepatan tinggi. Kadang kami mengatakan ini ‘bus tercepat di dunia’. Jalannya yang begitu kencang sampai membuat kaca jendelanya berbunyi.

Kira-kira habis Dhuhur kami sampai di Mojosari. Sambil menunggu jemputan adik, kami mampir ke warung rujak tidak jauh dari terminal Mojosari. Ya, setelah berhimpitan di kendaraan ngobrol dengan ibu penjual rujak ternyata mengasyikkan juga.

Ibu penjual rujak, dokumentasi pribadi

Dibungkus mawon nggih, Buk,” kata saya.
Inggih, pinarak rumiyin..,” kata Bu penjual ramah.

Aroma bumbu kacang, petis, cabe, pisang kluthuk yang menguar menimbulkan rasa segar. Dengan cekatan ibu penjual meracikkan pesanan kami.
Dari obrolan kami ternyata beliau sudah lama sekali berjualan rujak. Mulai saat anaknya berumur dua tahun sampai sekarang beliau sudah bercucu enam.
Wow, pantas.. rujaknya mantap sekali.

Tak berapa lama tampak adik sudah datang untuk menjemput kami. Perjalananpun kami teruskan ke perumahan Pungging Mojosari.

Segala kelelahan seakan terbayar ketika suasana lebaran yang hangat plus aneka kue dan segelas teh hangat menyambut kedatangan kami.

Kue lebaran, dokumentasi pribadi
Kehangatan lebaran, dokumentasi pribadi

Aih, Lebaran selalu punya banyak cerita. Lebaran dengan segala pernak- pernik nya adalah mozaik indah dari masa ke masa. Semoga di tahun-tahun mendatang mozaik indah Lebaran akan selalu mengisi bingkai kenangan kami.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin

Ceria Lebaran dalam Bingkai Kehangatan Silaturahmi

Depan Masjid Quba’, dokumentasi pribadi

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Laa Ilaha illallah huwallahu Akbar
Allahu Akbar walillahil hamd.

Gema takbir bersahut sahutan menandakan hari Kemenangan telah tiba. Setelah satu bulan menjalani puasa Ramadhan kini saatnya kita kembali dipertemukan dengan bulan Syawal.

Persiapan sholat Id, dokumentasi pribadi

Ada rasa gembira sekaligus sedih.
Gembira karena saat kemenangan telah tiba, sedih karena berpisah dengan Ramadhan, bulan yang begitu mulia.

Pagi ini kami berangkat bersama-sama menuju masjid Quba’ yang lokasinya tak jauh dari rumah. Berjalan kaki saja. Ya, dengan berjalan kaki kami bisa saling tersenyum dan menyapa tetangga yang berangkat menuju arah yang sama.

Perjalanan ke masjid, dokumentasi pribadi

Para lelaki dengan baju koko dan berkopyah, juga para wanita yang beberapa sudah bermukena memenuhi jalan. Semua berjalan cepat. Tentu saja, jangan sampai kami terlambat mengikuti sholat Id yang diadakan setahun sekali ini.

Sekitar pukul enam pagi sholat Id dimulai. Jamaah meluber sampai keluar masjid saking banyaknya. Jamaah pria , wanita, anak anak memenuhi jalan depan masjid Quba’.

Sholat dilanjutkan dengan khotbah dan doa yang diikuti jamaah dengan tenang. Kecuali anak -anak kecil yang mulai gelisah dan mengajak orang tuanya untuk segera pulang.

Pulang dari masjid, dokumentasi pribadi

Berbeda dengan saat berangkat dimana banyak yang berjalan kaki, dalam perjalanan pulang berbaur antara pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Jalanan begitu penuh.

Pedagang makanan di sekitar masjid, dokumentasi pribadi

Para pedagang sudah siap di tepi jalan. Pedagang pecel, gado-gado, soto , siomay siap melayani pembeli. Yang antrepun banyak. Lebaran adalah saat yang bagus untuk mengais rezeki.

Pedagang mainan, dokumentasi pribadi

Pedagang lain yang juga mendapatkan ‘berkah’ di hari Raya Idul Fitri ini adalah pedagang mainan. Ya, banyak anak kecil yang minta mampir untuk membeli mainan dulu sebelum pulang.

Hangatnya Silaturahmi

Suasana silaturahmi , dokumentasi pribadi

Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yang berarti jalinan kasih sayang atau hubungan kasih sayang

Ada banyak manfaat dari silaturahmi, di antaranya adalah membawa kemudahan rezeki, umur yang panjang, serta limpahan kebaikan dan hidayah oleh Allah SWT.

Bertemu kerabat, dokumentasi pribadi

Lebaran identik dengan silaturahmi. Setelah sholat Id, pagi ini acara kami lanjutkan dengan silaturahmi. Pagi dengan tetangga, agak siang silaturahmi dengan saudara.

Silaturahmi kali ini terasa begitu menyenangkan sekaligus mengharukan. Dua tahun kami tidak bisa menjalankan kegiatan ini dengan bebas. Pandemi membuat kami harus menahan diri.

Mengunjungi kerabat, dokumentasi pribadi

Pertemuan dengan kerabat hari ini banyak membuat kami pangling. Banyak sekali perubahan yang terjadi selama dua tahun ini.
Yang jelas kami merasa semakin tua. He..he.. Lebih-lebih melihat keponakan yang semakin besar-besar.

Kerabat yang datang dari berbagai usia, cemilan dan makanan yang beraneka macam, anak -anak kecil yang membawa angpao, membuat suasana terasa demikian hangat. Apalagi di antara hidangan tersebut ada juga bakso Malang yang tentu saja tak boleh dilewatkan.

Suasana silaturahmi, dokumentasi pribadi
Silaturahmi bersama keluarga KH M.Abd Hadi, dokumentasi Wachid
Ngopi dulu, dokumentasi Wachid

Sekitar pukul setengah lima sore acara silaturahmi selesai. Kami kembali masuk rumah. Hari yang benar-benar melelahkan.

Para keponakan, dokumentasi pribadi
Suasana silaturahmi di depan rumah, dokumentasi Wachid

Akhirnya selalu ada banyak cerita dari Lebaran. Semoga Lebaran tahun ini memberikan berkah dan kebahagiaan pada kita semua, dan semoga Allah mengampuni semua dosa kita sehingga di hari yang Fitri ini kita kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan.

Selamat Idul Fitri 1444 H , mohon maaf lahir dan batin.

Catatan dari Penyelenggaraan Penilaian Akhir Tahun Kelas 3.6 dan 2.4

Pagi yang cerah di Bintaraloka. Siswa tampak berbaris di depan ruang kelas . Di dekat pintu masuk kelas, pengawas sesekali mengingatkan siswa yang kurang rapi. Ketua kelas memberikan komando pada teman-temannya.

Berbaris sebelum masuk kelas, dokumentasi pribadi

Setelah semua sudah siap, satu per satu siswa memasuki ruang kelas. Ya, hari itu Penilaian Akhir Tahun kelas 9 akan segera dimulai.

Warga Bintaraloka begitu bersemangat pagi itu. Bulan Ramadhan bukan alasan bagi kita semua untuk bermalas-malasan.

Tetap semangat, dokumentasi pribadi

Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah ulangan yang diadakan di setiap akhir semester genap. Untuk kelas sembilan jadwal PAT selalu lebih dahulu daripada kelas tujuh dan delapan.

Pengawas sebelum memasuki ruangan, dokumentasi pribadi
Pengarahan di hari pertama, dokumentasi pribadi

Mengapa demikian? Agenda akhir tahun kelas sembilan begitu padat. Mulai dari ujian praktik, PAT, dan diakhiri dengan ujian tulis.

Pelaksanaan PAT, dokumentasi pribadi
Pelaksanaan PAT, dokumentasi pribadi

Kegiatan PAT diikuti oleh 8 kelas program tiga tahun dan satu kelas program dua tahun. Total jumlah peserta adalah 289 siswa, dan tersebar di sembilan ruangan.

PAT yang dilaksanakan mulai tanggal 3 hingga 11 April 2023 kali ini dilaksanakan berbasis kelas. Maksudnya satu ruang berisi 32 siswa (satu kelas).

Scan barcode kehadiran, dokumentasi pribadi

Untuk pertama kali PAT dilaksanakan dengan menggunakan SIM sekolah. Karenanya sebelum pelaksanaan PAT beberapa kali uji coba dilaksanakan.
Koordinasi antara sekolah, pihak Web Master juga bagian jaringan dilaksanakan intensif agar PAT berjalan lancar.

Penanganan siswa yang mengalami kendala dalam pelaksanaan PAT, dokumentasi pribadi

Di hari pertama pelaksanaan PAT terdapat banyak kendala yang dijumpai. Maklumlah, sesuatu yang baru pastinya perlu waktu untuk penyesuaiannya. Siswa yang bermasalah segera menghubungi operator yang siap di ruang staf untuk dicarikan solusinya.

PAT berlangsung mulai pukul setengah delapan sampai sekitar pukul setengah sebelas. Sesudah PAT siswa kelas sembilan langsung pulang, sementara bapak/ibu guru mengoreksi PAT soal essay.

Koreksi soal essay, dokumentasi pribadi
Koreksi soal essay, dokumentasi Bu Utien
Koreksi soal essay, dokumentasi P. Vigil

Kelancaran PAT tidak lepas dari dukungan bapak/ibu guru pengawas, panitia , sarpras, juga pihak Master Web yang terus mendampingi pelaksanaan PAT dari awal hingga akhir. Ya, kerjasama dari berbagai pihak sangat diperlukan demi kelancaran event ini.

Panitia menyiapkan map, dokumentasi pribadi
Menyiapkan tab, dokumentasi pribadi
Panitia PAT, dokumentasi pribadi

PAT berakhir pada hari Selasa 11 April 2023 dan ditutup dengan acara evaluasi bersama wakakur dan kepala sekolah.

Acara evaluasi juga diisi dengan ucapan terima kasih atas kekompakan dan kerjasama yang baik dari seluruh panitia penyelenggara PAT.

Tidak ada gading yang tak retak, meski sudah diusahakan dengan bekerja sebaik-baiknya tentunya masih dijumpai kekurangan di sana-sini. Semoga kekurangan yang ada di PAT kali ini bisa dijadikan acuan untuk perbaikan penilaian-penilaian berikutnya.

Peserta PAT, dokumentasi Bu Utien
Peserta PAT, dokumentasi pribadi
Peserta PAT, dokumentasi Pak Imam

Dari kesalahan-kesalahan yang ada kita akan terus belajar dan belajar, harapannya semoga pelaksanaan event penilaian ke depan bisa lebih baik daripada PAT yang sudah berlalu.

Salam Bintaraloka 😊

Selamat Memasuki Masa Purna Tugas Ibu Ninik dan Pak Helmy

Pagi itu lapangan volly kembali dipenuhi siswa kelas tujuh sampai dengan kelas sembilan. Apakah ada upacara atau apel?Bukan. Hari itu akan diadakan sebuah acara istimewa yaitu perpisahan dengan Ibu Ninik dan Pak Helmy yang sejak bulan Maret ini memasuki masa purna tugas.

Acara perpisahan dimulai pukul tujuh seperempat, dan diikuti oleh seluruh siswa, guru, karyawan juga Ibu komite sekolah.

Siswa bersiap di lapangan volly, dokumentasi pribadi

Ibu Ninik mulai mengajar di SMP Negeri 3 sejak tahun 1988. Luar biasa. Sampai sekarang beliau sudah bertugas selama 35 tahun 4 bulan di SMP Negeri 3 Malang

Jalannya acara perpisahan, dokumentasi pribadi

Karena itu perjalanan SMP Negeri 3 selama tiga dasawarsa lebih beliau kenal benar, karena beliau adalah bagian dari sejarah tersebut.

Demikian juga Pak Helmy mulai dinas di SMP Negeri 3 Malang sejak tahun 1994. Berbagai jabatan sudah pernah beliau pegang. Mulai dari wakasis, wakahumas, koordinator tatib dan banyak lagi. Karenanya beliau faham betul bagaimana kondisi SMP Negeri 3 Malang dari waktu ke waktu.

Pak Helmy memberikan sambutan, dokumentasi pribadi

Dalam acara perpisahan dengan siswa, Bu Ninik memberikan nasehat agar siswa SMP Negeri 3 tetap menjaga nama baik sekolah dengan terus berprestasi dan menunjukkan karakter yang baik.

Kepada siswa kelas tujuh dan delapan beliau berpesan supaya meninggalkan segala kebiasaan yang kurang baik dan segera bisa beradaptasi dengan budaya baik yang ada di SMP Negeri 3 Malang.

Khusus kepada siswa kelas sembilan, beliau berpesan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin guna menghadapi ujian yang kurang satu setengah bulan lagi.

Berfoto bersama, dokumentasi Pak Vigil

Acara berjalan meriah namun begitu mengharukan. Lagu Sampai Jumpa dari Endank Sukamti menemani kami berfoto pagi itu.

Beberapa siswa bahkan meneteskan air mata karena harus berpisah dengan sosok yang sangat dekat dengan mereka. Ya, Bu Ninik adalah guru BK, beliau sering menjadi ‘jujugan’ curhat siswa yang sedang ada masalah.

Ibu Kepala Sekolah menyerahkan cindera mata, dokumentasi Bu Any

Pada perpisahan dengan di ruang guru Bu Ninik dan Pak Helmy menceritakan secara singkat berbagai pengalaman sejak masuk SMP Negeri 3 hingga sekarang. Dari cerita tersebut pelajaran yang bisa diambil adalah tentang perjuangan, dedikasi juga loyalitas pada sekolah.

Diungkapkan beliau berdua bahwa SMP Negeri 3 bisa menjadi yang terbaik di kota Malang adalah karena komitmen guru gurunya yang tinggi terhadap kemajuan sekolah, dan sinergi yang baik di antara guru-gurunya.

Karenanya beliau berdua berharap guru guru tetap kompak menjaga kebersamaan demi kemajuan SMP Negeri 3 tercinta.

Berfoto bersama, dokumentasi Bu Any

Acara perpisahan ditutup dengan penyerahan cindera mata, bersalam salaman dan berfoto bersama.

Akhirnya selamat memasuki masa purna tugas Bu Ninik dan Pak Helmy. Semoga senantiasa sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta.

Teriring harapan semoga kami semua bisa meneruskan semangat, dedikasi dan terus bersinergi demi kemajuan SMP Negeri 3 tercinta.

Berfoto bersama, dokumentasi Bu Any

Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah

Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah

( Sampai Jumpa, Lagu : Endank Sukamti)

https://youtu.be/wYNqJtG1Sao

Gembira Sambut Datangnya Ramadhan, Bulan yang Penuh Berkah

Ramadhan hampir tiba. Bulan mulia itu datang kembali menghampiri kita.

Bulan Ramadhan selalu disambut gembira oleh kaum muslimin. Kedatangannya selalu dinanti, karena pada bulan tersebut pahala amal kebaikan akan dilipat gandakan.

Bu Utin memberikan penjelasan tentang Ponram dan Irama, dokumentasi pribadi

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan diungkapkan dalam hadits berikut.

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad .

Pak Abid, dokumentasi pribadi

Amalan utama pada bulan Ramadhan adalah melaksanakan puasa. Puasa Ramadhan menjadi kewajiban yang sudah ditetapkan oleh Allah bagi hamba-Nya yang beriman.

Kewajiban puasa Ramadhan ini disebutkan dalam firman Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 183,

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183.)

Kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan diekspresikan dengan bermacam cara. Di kampung dilaksanakan kerja bakti membersihkan tempat ibadah seperti masjid atau langgar, sementara beberapa sekolah melaksanakan pawai menyambut datangnya Ramadhan.

Marhaban yaa Ramadhan, pawai di sekolah -sekolah, dokumentasi pribadi

Poster-poster bertuliskan Marhaban yaa Ramadhan tampak dibawa siswa yang mengikuti pawai hari itu.

Lalu bagaimana Bintaraloka menyambut datangnya bulan Ramadhan? Kali ini kami menyambut Ramadhan dengan doa bersama yang dilaksanakan di lapangan volly.

Acara yang dipandu oleh Bu Utien, Pak Muhaimin dan Pak Abid ini terasa demikian khusyuk. Acara diikuti seluruh siswa beragama Islam dengan didampingi oleh Bapak/Ibu guru.

Sekitar pukul tujuh pagi acara dimulai dengan tausiyah tentang makna puasa oleh Pak Abid.

Sesudahnya acara dilanjutkan dengan membaca Asmaul Husna, membaca Al Qur’an dan doa.

Guru pendamping, dokumentasi pribadi

Sesudah doa, Bu Utin menjelaskan tentang kegiatan Pondok Romadhon (Ponram) dan Ibadah Romadhon (Irama) yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 29 Maret 2023.

Acara pagi itu diakhiri dengan pengumuman hasil penilaian lomba bazaar dan pameran yang dilaksanakan pada saat Perayaan HUT sekolah ke 73.

Harapannya semoga warga Bintaraloka senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga dapat melaksanakan ibadah Ramadhan sebaik- baiknya..

Selamat menunaikan puasa Ramadhan…:)