Menemukan Pola, Sebuah Strategi Pemecahan Masalah Matematika

Ilustrasi belajar matematika, Sumber gambar : SindoNews

Salah satu strategi pemecahan masalah matematika adalah penemuan pola. Dalam tulisan ini akan dipaparkan tentang penggunaan penemuan pola dalam memecahkan masalah matematika, juga betapa keteraturan atau pola banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi Pemecahan Masalah Matematika dengan Penemuan Pola

Dalam pembelajaran matematika tentang pola bilangan sering dijumpai soal seperti ini:
1. Pada barisan bilangan berikut berapakah suku ke 50?

Sumber gambar tangkapan layar pribadi

2. Pada barisan bilangan berikut berapakah suku ke 50?

Sumber gambar tangkapan layar pribadi

3. Berapakah angka satuan dari  2^ 2000 + 3^950?

Untuk soal nomor satu dan dua biasanya ada dua cara yang dilakukan siswa untuk menjawab.

Cara yang pertama adalah langsung. menggunakan rumus.
Jumlah noktah yang ada di soal nomor satu menunjukkan pola bilangan segiempat. Pola bilangan segiempat dirumuskan dengan Un = n² + n. Jadi suku ke 50 adalah U50 = 50² + 50 = 2550

Jumlah noktah pada soal kedua menunjukkan pola bilangan segitiga yang dirumuskan dengan Un = 1/2 (n² + n).

Jadi suku ke 50 atau U50 = 1/2 (50² + 50 )= 2550/2 = 1275

Sebuah cara yang efisien karena untuk mencari suku ke n tinggal memasukkan saja nilai n ke rumus dan langsung keluar hasilnya.

Cara yang kedua adalah dengan mengamati gambar dan melihat polanya.

Untuk soal pertama jumlah noktah tiap suku adalah hasil perkalian dari banyaknya baris dan banyaknya kolom.
Jumlah noktah di tiap suku ditulis sebagai berikut :
Suku ke -1 adalah 1 x 2 = 2
Suku ke -2 adalah 2x 3= 6
Suku ke -3 adalah 3 x 4 = 12
Suku ke -4 adalah 4x 25= 20, maka
Suku ke -50 adalah 50 x (50+1) = 2550

Pada soal kedua jumlah noktah di tiap suku adalah setengah dari tiap noktah dari soal nomor 1, atau bisa ditulis:
Suku ke -1 adalah 1/2(1 x 2 )= 1
Suku ke -2 adalah 1/2 (2x 3)= 3
Suku ke -3 adalah 1/2(3 x 4) = 6
Suku ke -4 adalah 1/2(4x 5)= 10, maka
Suku ke -50 adalah 1/2(50 x (50+1)) = 1275

Dengan menggunakan rumus atau mengamati gambar hasil yang diperoleh siswa.

Jika menggunakan rumus keunggulannya adalah waktunya lebih cepat. Keunggulan dari cara kedua (melihat pola) adalah siswa akan lebih peka terhadap keteraturan sebuah pola dan bisa menggunakannya untuk. memecahkan masalah, seperti soal nomor 3.

Pada soal nomor tiga untuk mencari angka satuan 2^ 2000 + 3^950, kita tidak perlu mencari hasil dari 2^2000 dan 3^950. Cukup kita cari angka satuan dari 2^2000 dan 3^ 950 dengan menggunakan pola.

Nah, mari kita amati keteraturan pada hasil perpangkatan berikut:
2 pangkat 1 = 2
2 pangkat 2= 4
2 pangkat 3= 8
2 pangkat 4= 16
2 pangkat 5= 32
2 pangkat 6= 64
2 pangkat 7= 128
2 pangkat 8= 256
2 pangkat 9= 512… dst
Bisa dilihat bahwa angka satuannya adalah 2,4,8,6,2,4,8,6,…dst.  Pola tersebut berulang setiap empat angka.

Karena 2000 adalah kelipatan 4, maka angka satuan dari 2^2000 adalah 6.
Sekarang mari kita perhatikan hasil perpangkatan tiga berikut ini:

3 pangkat 1 = 3
3 pangkat 2= 9
3 pangkat 3= 27
3 pangkat 4= 81
3 pangkat 5= 243
3 pangkat 6= 729
3 pangkat 7= 2187
3 pangkat 8= 6561… dst.

Bisa diamati bahwa hasilnya memiliki angka satuan 3,9,7,1,3,9,7,1,…dst.

Pola tersebut berulang setiap empat angka. Karena 950 :4 = 237 bersisa dua, maka angka satuan dari 3^950 adalah 9, dan 6+9 = 15.
Jadi angka satuan dari 2^ 2000 + 3^950 adalah 5

Bisa menangkap keteraturan pola sangat berguna untuk menyelesaikan masalah matematika, karena banyak soal matematika yang bisa diselesaikan dengan mudah dengan menggunakan keteraturan pola.

Matematika dan Keteraturan Pola di Sekitar Kita

Sumber gambar: Pinterest

Sebenarnya banyak keteraturan pola yang bisa dijumpai di alam raya yang bisa dikaitkan dengan matematika. Matahari yang selalu terbit dan tenggelam pada waktunya, bulan yang bentuknya berubah-ubah secara teratur juga planet yang setia berputar pada garis edarnya. Semua sudah diperhitungkan dengan begitu cermat.

Jumlah kelopak berbagai macam bunga, sisik nanas, bunga matahari , kita bisa menemukan keteraturan pola yang bisa dikaitkan dengan bilangan Fibonacci.

Bilangan Fibonacci adalah barisan bilangan yang  berawal dari 0 dan 1, kemudian angka berikutnya diperoleh dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan ini, maka barisan bilangan Fibonacci yang pertama adalah: 0,1,1,2,3,5,8,13,21, 34, 55, 89, 144,…

Pada benda-benda sekitar kita juga bisa dijumpai hitungan-hitungan yang akhirnya  menunjuk pada bilangan tertentu. Misal perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran yang selalu menunjuk pada pi (3.14), perbandingan antara dua angka berurutan pada bilangan Fibonacci akan mendekati golden ratio, sebuah bilangan istimewa yang banyak digunakan dalam disiplin ilmu yang lain misalnya desain.

Lewat semua fenomena keteraturan pola itu kita bisa merasakan bahwasanya segala sesuatu di alam raya tidak dibuat begitu saja, semua memerlukan hitungan yang begitu akurat. Melaluinya pula kita bisa merasakan kehadiran sebuah tangan besar, yang mengatur segala sesuatu di alam raya ini dengan demikian indahnya.

Salam matematika 🙂

Belajar Bijak Berinternet dan Memahami Toleransi Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Lagu Pelajar Pancasila kembali dikumandangkan  di aula Bintaraloka .  Siswa kelas tujuh duduk berjajar rapi.sambil bertepuk tangan dan menyanyi dengan iringan musik “Naik Becak”.

Di samping mereka alat tulis dan buku sudah siap dipergunakan untuk mencatat hal-hal penting yang akan diperoleh hari itu.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini siswa menyanyi disertai dengan gerakan sehingga suasana semakin ceria. 

Ibu Ami, Ibu Dani dan Ibu Novi memberikan aba-aba dengan penuh semangat, hingga tiga narasumber yang dinanti memasuki ruangan.

Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah p535.jpg
Menyanyikan lagu Pelajar Pancasila dengan gerakan, dokumentasi pribadi

Hari itu adalah minggu ketiga dari pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mengambil topik Aku Bijak Berinternet. 

Dalam satu tahun ada tiga projek yang direncanakan di Bintaraloka, sehingga tiap projek memerlukan waktu sekitar tiga bulan.  Adalah tantangan tersendiri merancang program kegiatan projek sehingga siswa  bisa terkoordinir dengan baik, dan waktu belajar bisa digunakan secara efektif.

Karenanya menjelang pelaksanaan projek biasanya kami yang tergabung dalam komite pembelajaran berdiskusi dalam grup whatsapp untuk membahas kegiatan siswa dan memberikan masukan agar projek bisa berjalan dengan lancar.

Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah p534.jpg
Sesudah talkshow, dokumentasi pribadi Buz

Jika di kegiatan projek dua minggu sebelumnya kajian tentang bijak berinternet dilakukan dengan mendatangkan narasumber dari Diskominfo dan Polresta,  kali ini narasumber didatangkan dari Kemenag.  Jadi jika sebelumnya bijak berinternet dikaitkan dengan undang-undang yang dibuat manusia, di minggu ketiga ini sebagai insan beragama bijak berinternet ditinjau dari hukum yang lebih tinggi yaitu hukum agama.

Ada bermacam agama yang dianut oleh siswa di SMP Negeri 3 Malang, karenanya acara kajian bijak berinternet hari itu  mendatangkan tokoh dari agama  Islam,  Kristen dan Hindu. 

Narasumber dari agama Islam adalah Ustadz Dedi Novianto,  M. Pdi,  dari agama Kristen Pendeta Muda Yohannes Gery Valentino, S.Pd dan dari agama Hindu Romo Ruby Suprianto, S.Ag,M.Si .

Acara dikemas dalam bentuk talkshow dengan moderator  Ibu Utin Kustianing. 

Acara talkshow berjalan dengan akrab. Pak Dedy,  Pak Gery maupun Pak Ruby memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa dan logika yang demikian mudah diterima oleh siswa. 

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dalam talkshow pagi ini. Diantaranya adalah:

1. Bijak berinternet sangat penting untuk dilakukan.  Dalam ajaran agama apapun, segala apa yang kita lakukan kelak akan diminta pertanggung jawabannya.  Perbuatan yang baik akan mendapat balasan yang baik,  demikian juga perbuatan yang tidak baik kelak di akherat akan mendapat hukumannya.

2. Gunakan internet untuk hal yang baik,  berhati-hati sebelum sharing.  Tabayyun,   mengecek kebenaran sebuah berita sangat penting dilakukan sebelum share berita.

3. Hindari perbuatan riya atau suka pamer.  Internet, terutama media sosial adalah ajang pamer yang banyak digunakan saat ini. Daripada menggunakan untuk perbuatan riya’lebih baik gunakan internet sebagai ladang kebaikan. 

4. Pandai pandailah memilih konten di internet.  Jangan memilih konten yang merusak atau memberikan pengaruh yang kurang baik.

Di akhir acara masing-masing narasumber memberikan nasehat penting berkaitan dengan materi yang dibahas hari itu.

1. Pintar itu relatif tapi akhlak itu mutlak (Pendeta Muda Yohannes Gery Valentino, S.Pd )

2. Setiap apa yang kita lihat, pikirkan,  perbuat,  semua akan dipertanggung jawabkan (Ustadz Dedi Novianto,  M. Pdi)

3. Pikiran, ucapan dan perbuatan merupakan tiga hal yang harus dijaga agar kita bijak berinternet.  Jangan menjadi orang -orang calon penghuni neraka.  (Romo Ruby Suprianto, S.Ag,M.Si)

Sekitar pukul sepuluh, talkshow ditutup dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing masing. Ada yang menengadahkan tangan,melipat tangan atau menangkupkan kedua tangan di dada.

Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah p531.jpg
Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, dokumentasi Buz

Siswa begitu antusias pagi itu, terbukti dari  banyaknya pertanyaan yang muncul. Beberapa siswa bahkan mengatakan waktu untuk tanya jawab masih kurang. 

Yang menarik,  talkshow ini tidak hanya membuka wawasan siswa  tentang bijak berinternet namun juga tentang toleransi, perlunya saling menghargai antar  pemeluk agama.

Ya, karena hakekatnya semua agama mengajarkan kebaikan pada para pemeluknya.