Memorabilia, Karena Ada Ribuan Kenangan di Masa Kecil

Malam itu saya berkesempatan melihat pameran yang diadakan di UM gedung B1.  Pameran bertajuk Posko Memori ini  diadakan oleh program studi Desain Komunikasi Visual ini diikuti oleh mahasiswa dan umum. 

Posko Memori, dokumentasi pribadi panitia

Suasana tidak begitu ramai namun menyenangkan. Mungkin karena durasi pameran yang  dua hari membuat yang datang silih berganti sehingga tidak sampai terjadi kerumunan.  Hal yang patut diapresiasi.  Dengan pengunjung yang tak terlalu padat kami bisa berlama lama menikmati karya yang disajikan dan sesekali bertanya pada yang stand by di sana.

Ada sekitar 80 karya yang disajikan dalam berbagai tehnik.  Kreatifitas peserta pameran dalam hal ini benar-benar patut diacungi jempol. Ada yang berupa kolase,  digital,  sketsa tangan ataupu karya permainan yang mengingatkan kita pada masa kecil.

Kembali ke masa lalu, dokumentasi pribadi

Terlempar ke masa lalu.  Itu yang sangat terasa tatkala kami menikmati karya itu satu persatu.  Tema Memorabilia yang diusung benar benar sukses membawa para penikmatnya berkelana kembali ke masa kecil.

Banyak hal yang diangkat oleh mahasiswa tentang masa kecil dalam karya mereka.  Pada umumnya gambaran tentang masa kecil yang bisa dilihat dari karya- karya yang ditampilkan adalah keceriaan,  petualangan dan kenangan bersama orang tercinta.

Tentang indahnya kenangan masa kecil bisa tampak pada karya Back To The Past  yang mengungkapkan bahwa masa kecil merupakan masa masa yang begitu menarik untuk diingat dan diceritakan kembali. Menceritakannya kembali membuat kita sejenak melupakan segala masalah yang timbul di masa dewasa., atau juga karya berjudul The Mirror  yang menceritakan orang gadis berumur 20 tahun yang menemukan cermin ajaib dan mempertemukannya dengan dirinya saat kecil. Bayangan itu lalu tersenyum dan melambaikan tangannya.

The Mirror, dokumentasi pribadi

Masa kecil adalah masa penuh petualangan.  Lewat bermain mereka juga belajar, seperti diungkapkan dalam karya Let’s We See the World : Dunia anak yang penuh petualangan dan rasa ingin tahu, atau Dream Big : Dunia anak selalu menyimpan impian-impian besar. Seperti jadi astronaut misalnya.

Let’s We See the World, dokumentasi pribadi

Petualangan dan permainan adalah hal yang sangat akrab dengan masa kecil. Seperti terungkap pada karya Di Kala Minggu Pagi. Karya yang bercerita tentang  pandangan anak berusia 8 tahun tentang koran di hari Minggu. Saat itu di mana yang lain sibuk membaca koran Minggu si anak kecil juga ikut sibuk. Ya, sibuk melihat koran. Melihat teka teki silang yang tak mungkin dimenangkannya.

Karena jiwa petualangan mereka yang begitu tinggi tak jarang orang tua memberikan banyak larangan.  Namun dalam memberikan larangan orang tua harus berhati-hati karena dari apa yang dilihat, anak kecil akan mengerjakan. 

What They See, They Do It, dokumentasi pribadi

Hal tersebut diungkapkan dalam karya What They See, They Do It : Anak adalah peniru ulung, apa yang diklakukan orang tua akan terekam dalam memori dan ditiru oleh anak.

Dalam pameran ini juga diungkapkan berbagai macam permainan, jajanan kenangan ataupun kartun yang disukai di masa kecil.

Let’s Play, dokumentasi pribadi

Tentang gembiranya bermain di masa kecil terungkap pada karya Let’s Play , di dalamnya ada  anak kecil bermain engklek dengan wajah ceria. Keceriaannya dilambangkan dengan nuansa warna-warni.

Yang tak kalah menarik adalah Wake Up . Karya ini  mengambil tema Jaran Kepang Jathilan. Berkisah tentang mainan jaran kepang di masa kecil.  Karya ini berusaha mengemas budaya lokal dengan gaya komik Jejepangan

Wake Up, dokumentasi pribadi

Tentang hal yang berkaitan dengan masa kecil ada hal yang sangat menarik yaitu  mainan yang biasanya ada di bagian depan krinyo atau pensil warna-warni.  Jika plastik penutup digerakkan maka gambar harimau akan ikut bergerak. Jadi kesannya harimau sedang berlari.

Kucing Oranye, dokumentasi pribadi

Ada juga permainan ular tangga.  Ah,  permainan yang sangat akrab dengan anak-anak.  Hanya saja pada pameran ini ular diganti sulur sementara tangga diganti bunga. 

Pernak pernik masa kecil terungkap pada karya Launch the Memory, yang mengambil gambar  permen berbentuk kaki atau  hot hot pop.  Juga karya Our Treasure di mana setiap anak mempunyai harta karun, bisa mainan, surat, foto maupun ingatan dengan orang yang sangat berarti , seperti halnya juga gambar perangko kartun anak, ada Doraemon, Sin chan, Chibi Maruko Chan, Power Puff Girl dan yang lain.

Our Treasure, dokumentasi pribadi

Kenangan bersama orang tercinta juga diungkapkan dengan indah seperti karya Comboran  yang bercerita di masa kecil ketika diajak ayah berjalan-jalan di Comboran. Melihat cincin berlama-lama dan makan es tape, juga yang tak kalah menarik adalah Peaceful days Back in the past ,  tatkala kita sering minta digendong dan di gendong di punggung adalah sesuatu yang sangat membahagiakan karena kita bisa melihat banyak segala sesuatu yang sebelumnya tak bisa kita lihat.

Comboran, dokumentasi pribadi

Berbagai serpihan kenangan akhirnya akan membentuk cerita hidup yang berwarna-warni sepeti tertuang dalam karya Journey.

Sebenarnya masih banyak karya karya yang lain.  Kreatifitas peserta benar benar patut diacungi jempol. Caption yang ditampilkan seolah memberi nyawa bagi karya yang disajikan.

Ya,  karya-karya yang dipamerkan Memorabilia sukses membawa pengamatnya sejenak bernostalgia mengingat masa lalu yang penuh kenangan .

Time Flies but Memories Don’t, dokumentasi pribadi

Waktu bisa berlalu, namun kenangan akan tetap abadi seiring berjalannya sang waktu. Time Flies but Memories Don’t.

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

36 views