Antara Molen dan Pisang Molen

Mobil yang kami tumpangi terus membelah keramaian lalu lintas kota Malang. Di kisaran jam satu siang kondisi lalu lintas lumayan ramai. Seramai diskusi kami di dalam mobil kali itu.

Ya, saat itu kami berada dalam perjalanan ke arah Bululawang. Biasalah, jika para ibu pergi bersama, materi diskusi seolah tak ada habisnya. Mulai diskusi tentang siswa, bak sampai molen

Nah, yang terakhir ini adalah topik yang paling menarik.

Bermula dari keinginan ibu-ibu untuk pesan molen Angkasa, akhirnya diskusi tentang molen dan pisang molenpun dimulai dan berjalan dengan seru.

Antara Molen dan Pisang Molen

Pisang molen dan kopi, hidangan pereda suasana ketika politik kian memanas dalam novel Putu Wijaya

Pisang molen adalah makanan yang memiliki cita rasa enak dan terdiri beragam tekstur. Paduan antara kelembutan pisang dan kulit molen yang renyah dan kriuk membuat sensasi yang berbeda dalam menikmatinya.

Kulitnya yang renyah mempunyai rasa gurih sedangkan pisang rasanya manis. Masih ditambah dengan kombinasi coklat atau keju yang membuat keseluruhan rasa kue ini begitu maknyus. ‘Kane lop’ pokoknya.

Pisang molen dibuat dalam berbagai ukuran. Ada yang kecil sekali, orang-orang mengatakannya sak emplokan (ukuran satu kali makan), ada yang agak panjang kira kira lima cm, ada pula yang agak besar lagi.

Pembuat kulit molen, sumber gambar: Tokopedia

Dinamakan pisang molen karena ada kaitannya dengan kata molen yang berarti berarti penggilingan, atau mill dalam bahasa Inggris. Ya, penganan ini dilapisi oleh adonan tepung yang ditipiskan dengan alat yang diputar atau molen.

Dari Historia.id, diperoleh informasi bahwa pisang molen hadir dalam dunia perkulineran sekitar tahun 90-an. Begitu terkenalnya, penganan ini dimasukkan dalam karya sastra novel ‘Perang” karya Putu Wijaya.

Dalam novel tersebut,diceritakan bahwa molen dan kopi adalah hidangan yang bisa mencairkan suasana politik yang sedang panas. 

Sebuah teori lain mengatakan bahwa kue ini dinamakan pisang molen karena bentuknya seperti molen.

Yup..kata molen mengingatkan kita juga pada alat yang sering ada di bangunan. Alat yang berbentuk serupa silinder yang gendut di bagian tengahnya, bisa diputar dan dipakai sebagai pengaduk pasir.

Campuran pasir, batu dan semen harus terus diaduk agar kondisinya stabil, sehingga tidak pecah saat dilakukan pengecoran.

Molen bangunan, sumber gambar: Truelogs Group

Dilihat sekilas memang pisang molen bentuknya seperti pengaduk pasir ini.๐Ÿ˜

Ada benang merah yang menghubungkan pisang molen dan molen. Ya, adanya putaran atau adukan untuk menciptakan sesuatu yang berkualitas. Dalam hal ini hasilnya adalah kulit pisang molen dan adukan pasir, batu dan semen.

Apa pelajaran yang bisa diambil dari diskusi kali ini? Molen mengajarkan pada kita bahwasanya kita tak perlu takut dengan segala ‘putaran’ atau cobaan kehidupan karena kita sedang ditempa untuk menjadi manusia yang lebih baik atau lebih berkualitas. Aha..

Sst, karena molen pesanan kami sudah hampir datang yuk..cari posisi paling wenak, ambil kopi atau tehnya, dan come on bestie.. mari nikmati molen bersama sambil melanjutkan obrolan di antara kita..

Salam molen..๐Ÿ˜ƒ

Yuli Anita

One Comment

  1. Bagaimana sensasi cita rasa pisang molen dengan paduan kelembutan pisang dan tekstur renyah serta gurih kulit molen? Apakah coklat atau keju memberikan tambahan rasa tertentu pada pisang molen? Telkom University

Leave a Comment

Your email address will not be published.

19 views