Gempita Pelaksanaan Kemah Blok Kelas 3.5 dan 2.3 di Bintaraloka

Jumat itu terasa istimewa. Betapa tidak? Jam sepuluh lebih semua siswa sudah diperbolehkan pulang. Sebuah moment yang sangat langka.

Kira-kira apa penyebabnya? Aha, ternyata akan diadakan Kemah Blok pada pukul 13 nanti siang. Acara apa lagi ini? Ayo kita cek bersama..

Tentang Pramuka Blok

Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah telah dikukuhkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014

Maknanya kegiatan pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, Permendikbud tersebut juga menjelaskan bahwa kegiatan kepramukaan sendiri dilaksanakan dalam tiga model yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler.

Penjelasan untuk masing masing model adalah sebagai berikut :

  1. Model Blok adalah kegiatan pramuka dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian.
  2. Model aktualisasi adalah kegiatan pramuka dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
  3. Model reguler dalam pendidikan kepramukaan adalah kegiatan kepramukaan yang bersifat sukarela (tidak wajib) berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan pada Gugus Depan

Pelaksanaan Kegiatan Kemah Blok di Bintaraloka

Kegiatan Kemah Blok yang bertema “Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan” ini dilaksanakan selama dua hari satu malam. Tujuannya adalah untuk memenuhi kewajiban mengikuti pramuka selama 36 jam sehingga di rapor siswa memiliki nilai ekstra kurikuler wajib sebagai salah satu syarat kenaikan atau kelulusan.

Menjelang pukul satu siang selepas Jumatan geliat pelaksanaan Kemah Blok mulai terasa. Peserta yaitu kelas 3.5 dan 2.3 mulai datang dengan membawa segala macam perbekalan dalam ransel ransel mereka.

Wajah mereka begitu bersemangat. Tentu saja. Lama sekali kegiatan Kemah Blok tidak dilaksanakan.
Semangat juga tampak pada wajah-wajah dewan galang yang bertugas di depan pintu masuk. Mereka bertugas menjaga presensi yang akan diisi oleh tiap peserta.

Sekitar pukul dua apel pembukaan dimulai. Persiapan dilakukan dengan teliti oleh Kak Gerry dan tim, sementara bertindak sebagai petugas adalah para dewan galang dan pembina upacara adalah Kak Herianto.

Dalam upacara ini seluruh wali kelas 3.5 dan 2.3 turut hadir guna memberikan semangat pada para peserta.

Dalam kesempatan tersebut Kak Herry menyematkan tanda peserta Kemah Blok pada dua perwakilan siswa yang diikuti seluruh peserta apel.

Sekitar tiga puluh menit apel berakhir dan kegiatanpun dimulai. Cuaca yang agak panas membuat beberapa peserta tumbang, tapi karena kesigapan petugas kesehatan semua bisa teratasi dengan baik.

Apa saja kegiatan siswa pada acara Kemah Blok ini? Banyak. Diterangkan oleh Kak Hertika selaku penanggung jawab dalam Kemah Blok ini, siswa akan mendapatkan berbagai materi tentang kepramukaan, jelajah malam, pentas seni, juga lomba memasak.

Wow.. seru sekali.

Di hari Sabtu penulis menyempatkan diri ke sekolah guna melihat pelaksanaan lomba memasak di lapangan basket.

Sebuah catatan yang perlu digaris bawahi, lancarnya kegiatan Kemah Blok ini tak lepas dari kompaknya kerja tim kesiswaan juga siswa yang bertugas.

Akhirnya pada dasarnya pendidikan kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik.

Semoga melalui kegiatan Kemah Blok ini ke depan akan tercipta generasi yang cakap, cerdas, dan berkarakter baik sesuai dengan apa yang tercantum dalam Dasa Dharma Pramuka.

Salam Pramuka…

Lomba Memasak, Sebuah Catatan dari Arena Kemah Blok Bintaraloka

Pagi ini dengan bersepeda motor saya menuju Bintaraloka. Meski seharusnya Sabtu libur, di sekolah ada acara kemah blok untuk siswa kelas 3.5 dan 2.3. Hmm, sebuah acara yang menarik dan sayang jika dilewatkan begitu saja.

Kira kira pukul setengah delapan saya tiba di lokasi. Tidak seperti yang saya bayangkan ternyata di lapangan volly suasana agak sepi. Tenda-tenda tertutup rapi ditinggalkan penghuninya.

“Acaranya apa sekarang?” tanya saya pada seorang dewan galang.
“Lomba masak Bu, di lapangan basket.., ” jawab Sang Dewan Galang.

Setelah mengucapkan terima kasih bergegas saya menuju lapangan basket. Aha…, bau sedap masakan menguar di mana-mana. Tiap regu sibuk dalam kelompoknya. Ada yang menggoreng, merebus, mengupas, membuat sambal, menghias makanan juga ada yang masih asyik makan.

Satu demi satu saya mendatangi regu-regu tersebut. Wah, banyak hal menarik yang bisa dicatat dari kegiatan memasak ini, di antaranya adalah:

Satu : Masakan siswa sangat kekinian. Ya, zaman sudah berubah, termasuk selera makan juga berubah banyak.

Dulu saat saya masih sekolah, jika ada pelajaran memasak yang kami buat tak jauh dari menu keseharian kami. Sayur bening, tempe, tahu dan sambal. Kadang kadang ditambah ayam goreng, tapi itu jarang sekali.

Di lomba masak ini menu yang dibuat siswa sungguh beraneka ragam. Ada yang membuat chicken katzu, sop jagung dan telur, sosis asam manis, sop sayur, nugget dipenyet dengan sambel… Wow, mantap pokoknya…
Tapi dari semua menu yang ada, sepanjang pengamatan saya nasi goreng masih jadi favorit

Dua : Alat masak yang dibawa sangat praktis. Saya bandingkan dengan zaman dulu jika pelajaran masak, pasti ada yang bagian mengangkat kompor minyak tanah untuk dibawa ke sekolah. Sampai ‘gotongan’ bawanya. Sekarang alat masak siswa tak begitu besar, seperti kompor portable, wajan kecil, grill, penanak nasi kecil juga.

Tiga : Siswa pintar mengolah masakan dan plating. Bisa jadi karena siswa sudah terbiasa membantu orang tua memasak di rumah, mendapat kursus singkat dari orang tua atau melihat tutorial dari internet.

Ya, sumber belajar yang begitu banyak membuat kreasi siswa sangat beraneka ragam dan tampaknya sangat lezat juga.

Hal penting melalui lomba memasak pagi ini siswa membuktikan bahwa mereka bukan generasi strawberry, yang salah satu cirinya hanya pintar memesan masakan secara online seperti yang diungkapkan Mister Heri di apel pembukaan Kemah Blok Pramuka 2022.

Semoga ke depan mereka akan menjadi generasi yang tangguh, serba bisa dan selalu mau belajar dari apa yang ada di sekitar mereka.

Salam pramuka..

Selamat Datang di Bumi Bintaraloka Rombongan MKKS Kota Bontang

Menerima tamu.. Aha, agenda yang selalu ada di Bumi Bintaraloka. Hari Kamis tanggal 8 Desember 2022 kemarin Bintaraloka kembali disibukkan dengan persiapan penerimaan tamu dari MKKS Bontang.

Persiapan sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya. Dengan arahan Mister Sony, Bu Ninik, Pak Vigil, Pak Ardillah dkk persiapan berjalan dengan serius tapi tetap menyenangkan.

Tiba di hari yang ditentukan, yaitu Kamis sekitar pukul delapan, sebuah bus berhenti di depan sekolah. Ya, rombongan tamu yang berisikan kurang lebih 30 orang tiba dan segera memasuki halaman Bintaraloka.

Sambutan pada tamu dimulai. Yel yel, juga menyanyikan lagu Meraih Prestasi dinyanyikan siswa dengan penuh semangat. Acara dipandu oleh MC handal Bintaraloka Mister Sony.

Dalam kesempatan tersebut Mister mengucapkan selamat datang pada rombongan MKKS dari kota Bontang.

Sambutan demikian meriah, apalagi tatkala lagu Meraih Prestasi dinyanyikan bersama. Semua melambaikan tangan saat sampai pada reffrain lagu.

Dalam kesempatan tersebut Mister Sony juga memperkenalkan Pak Vigil, guru seni budaya Bintaraloka sebagai penggubah lagu Meraih Prestasi pada para tamu. Ah ya, perlu digaris bawahi Pak Vigil adalah seorang putera Kalimantan dengan banyak prestasi.

Sesudah sambutan di lapangan para tamu menuju Bintaraloka dua. Di sana sudah disiapkan acara yang lain yaitu sharing tentang Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 3 Malang.

Acara tetap dipandu mister Sony dan diawali dengan pidato ketua MKKS, dilanjutkan dengan pidato kepala SMP Negeri 3 Malang dan paparan pelaksanaan IKM oleh tim kurikulum.

Dalam paparannya Bapak Ketua MKKS menceritakan tentang kondisi masyarakat dan geografis kota Bontang, sementara Ibu Kepala SMP Negeri 3 menceritakan sekilas tentang penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 3.

Pada sesi paparan IKM bergantian tim kurikulum menerangkan tentang pelaksanaan Kurikulum Merdeka baik pembelajaran maupun pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Karena kunjungan ini bersifat sharing yang terjadi adalah saling diskusi tentang IKM dan berbagai kendalanya di lapangan.

Menjelang pukul sepuluh tanya jawab selesai dan sesudah penyerahan cindera mata dari MKKS Bontang pada Ibu Kepala SMP Negeri 3 Malang acarapun berakhir.

Sebelum meninggalkan sekolah, tamu dan tuan rumah menyempatkan berfoto bersama di depan lobbi SMP Negeri 3 Malang untuk kenang kenangan.

Sebuah pengalaman yang sangat bermanfaat. Semoga di tahun berikutnya SMP Negeri 3 Malang bisa mengadakan kunjungan balasan ke Bontang.

Bagaimanapun juga saling berkunjung, diskusi, bertukar ilmu dan pengalaman baik akan menguatkan pemahaman guru tentang kurikulum yang harus diimplementasikan.

Ya, mari belajar bersama, maju bersama dan hebat bersama..
Majulah pendidikan Indonesia..
Salam edukasi

Lontongan, Tradisi yang Perlu Kita Lestarikan Bersama

Pagi itu ada suasana yang berbeda di dapur Bintaraloka. Beberapa kresek berisi kerupuk, sayur manisah telur dibumbu petis plus satu karung lontong siap di atas meja makan.

Beberapa ibu guru menyiapkan piring rotan, kertas, sendok juga menata lontong dalam sebuah piring besar.

Wow, lontongan lagi..

Lontong berasal dari kata alon alon dipotong (Jawa) , melambangkan filosofi bahwa sedikit demi sedikit jatah hidup manusia selalu berkurang. Ya, hakekatnya kita semua sedang dalam perjalanan menuju Sang Pemilik Kehidupan.

Di Jawa lontong telah ada sejak zaman Sunan Kalijaga. Lontong dipakai sebagai media dakwah saat itu untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam pada masyarakat setempat.

Apa yang terasa saat makan lontong? Rasa lontong yang lembut, berpadu dengan lezatnya sayur manisah, juga gurih dan sedapnya telor bumbu petis membuat suasana mirip lebaran.

Ditambah dengan kriuknya kerupuk benar-benar membuat hidangan terasa mantap. Apalagi sebelum menikmati lontong kami berdoa bersama dipimpin oleh Pak Muhaimin untuk keberkahan warga SMP Negeri 3 Malang.

Menikmati lontong bersama membuat suasana benar benar terasa hangat dan akrab. Karenanya tak salah jika warga Bintaraloka seyogyanya melestarikan tradisi yang sangat menyenangkan ini.

Ya, tak perlu menunggu lebaran untuk lontongan. Bukankah kita sudah punya pakar memasak lontong komplit yang begitu handal? Salam kuliner…. 🙂

Selamat Jalan Pak Burhan, Pembacaan Yasin dan Tahlil di Bumi Bintaraloka

Pagi ini langit begitu cerah. Sesuai jadwal di kegiatan pasca PAS hari yang pertama ini akan diadakan doa bersama yang berintikan pembacaan Yasin dan tahlil untuk almarhum Bapak Burhannudin yang wafat pada hari 27 November 2022.

Tahlil dan Yasin dipimpinPak Muhaimin danPak Abid, Dokumentasi Bu Any

Bapak Burhanuddin adalah sosok yang sangat akrab bagi warga Bintaraloka. Ya, beliau pernah menjabat sebagai kepala SMP Negeri 3 Malang dan banyak hal yang beliau lakukan selama itu.

Paparan dari Bu Ninik, dokumentasi Anggita

Menurut paparan Bu Ninik sebelum acara doa dimulai, Pak Burhan adalah perintis RSBI, peletak batu pertama pembangunan Masjid Bintaraloka, penggagas dikenakannya seragam celana dan rok panjang untuk siswa SMP Negeri 3 yang akhirnya banyak diikuti SMP lain di kota Malang, juga perintis sister school, kerjasama antara SMP Negeri 3 dengan sebuah sekolah di Singapura.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Bintaraloka tanggal 26 Juli 2013, dok. P. Helmy

Tidak hanya akrab di hati warga SMP Negeri 3 Malang, jabatan beliau sebagai ketua MKKS SMP kota Malang, juga ketua PGRI membuat Pak Burhan banyak berinteraksi dengan siapa saja sehingga banyak dikenal utamanya di lingkup dunia pendidikan.

Bahkan saya punya kenangan saat mengunjungi SMP Sleman Depok bersama rekan rekan guru matematika se Asean ketika acara Seameo di Jogjakarta.

Ketika acara ramah tamah saya ditanya oleh Kepala SMP Negeri Depok Sleman.
“Ibu dari Malang? ” tanya beliau
“Benar, Bu, ” jawab saya
“SMP berapa? “
“SMP negeri 3,” jawab saya lagi. Sejenak Ibu kepala sekolah terkejut dan langsung tertawa sambil menyalami saya.
” Ah, kami banyak belajar pada SMP Negeri 3.., salam saya buat Pak Burhan, ” kata beliau lagi.
Saya sungguh terkesan, bahkan sampai jauh di luar Malang beliau dikenal, pikir saya.

Acara pagi itu diawali dengan pembacaan Surah Yasin dengan dipandu oleh Pak Muhaimin dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh Pak Abid.

Peserta doa bersama, dokumentasi Bu Any

Hari itu acara berjalan demikian khusyuk. Selain siswa, Bapak/Ibu guru dan Ibu Kepala SMP Negeri 3 Malang juga ikut serta dalam acara kirim doa ini.

Suasana doa bersama, dokumentasi Anggita

Acara yang dimulai pukul 07.00 itu berakhir hingga sekitar pukul 07.30.
Acara yang singkat namun cukup menjadikan renungan bagi kami bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Ya, jika Sang Pemilik Waktu sudah menghendaki, kemana lagi kita akan berlari?

Ucapan duka, dokumentasi Bintaraloka

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama. Karya dan kebaikan Pak Burhan membuat nama beliau akan selalu kami kenang.

Akhirnya selamat jalan Pak Burhan, semoga Bapak mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah swt.