Jalan Sehat dan Makan Buah Bersama, Upaya Meningkatkan PHBS Bersama UKS

Melalui UKS sekolah mempunyai peran penting dalam membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat pada warga sekolah

Hari Jumat (03/10) Bintaraloka  melaksanakan kegiatan jalan sehat yang dilanjutkan dengan konsumsi buah bersama- sama sebagai salah satu kegiatan Jumat Sehat sekolah. 

Jumat Sehat adalah kegiatan yang dimotori Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Siswa berkumpul di lapangan untuk acara makan buah bersama, dokumentasi pribadi

UKS sendiri adalah upaya terpadu di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kesehatan dan gaya hidup sehat siswa juga menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. 

Pelaksanaan kegiatan UKS mengacu pada Trias UKS yang meliputi : Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. 

Salah satu aspek dari Pendidikan Kesehatan adalah membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan kali ini difokuskan pada gerakan jalan kaki dan konsumsi buah segar.

Paparan tentang manfaat konsumsi buah dan jalan kaki, dokumentasi pribadi

Mengapa jalan kaki? Tidak bisa dipungkiri, mudahnya akses ke mana-mana baik karena jalan-jalan yang sudah bagus ataupun begitu banyaknya alat transportasi, membuat kita lebih suka menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki. 

Ditambah lagi budaya ‘mager’ yang membuat siswa lebih suka diantar ataupun naik transportasi moda online bahkan untuk pergi ke sekolah yang jaraknya tidak begitu jauh sekalipun.

Dengan kegiatan ini, kita semua diingatkan kembali tentang begitu banyak manfaat dari jalan kaki. 

Jalan sehat bersama siswa, dokumentasi Fabi

Ya, jalan kaki. Kegiatan yang begitu sederhana ini menyimpan manfaat yang luar biasa, seperti peningkatan kesehatan jantung, pengelolaan berat badan, penguatan tulang dan sendi, peningkatan kualitas tidur, dan perbaikan kesehatan mental. 

Aktivitas jalan kaki bisa melancarkan sirkulasi darah, mengontrol tekanan darah, mengurangi risiko diabetes, serta dapat meningkatkan fungsi kognitif dan memperbaiki suasana hati. Dari berbagai sumber didapatkan informasi bahwa untuk meningkatkan kebugaran kita perlu berjalan 7000-10.000 langkah setiap harinya.

Siswa siap makan buah bersama, dokumentasi Fabi

Setelah berjalan kaki pagi itu, siswa diajak bersama- sama makan buah. Buah yang dibawa siswa  disajikan dalam bentuk jus ataupun buah potong. Beberapa kelas melibatkan paguyuban dalam penyediaan buah untuk dikonsumsi.

Sebelum kegiatan makan buah dimulai, Mister Sony  menerangkan manfaat buah bagi kesehatan kita.

Diterangkan oleh Mister Sony bahwa serat yang terkandung pada buah mempunyai banyak manfaat seperti memperbaiki pencernaan, mencegah sembelit termasuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga keseimbangan berat badan. Buah juga memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, serta menjaga hidrasi tubuh kita.

“Seru,” ungkap beberapa siswa terkait kegiatan hari ini.

Kegiatan yang luar biasa. Sambil menikmati jus buah, saya melihat peedometer yang menunjukkan angka 4000 langkah lebih. Lumayan.

4154 langkah untuk hari ini, dokumentasi pribadi

Akhirnya, kegiatan Jumat Sehat pagi ini berhasil mengemas sebuah pesan kesehatan dalam sebuah aksi yang  begitu konkret.

Langkah kaki bersama, juga  konsumsi buah segar membuat PHBS bukan sekadar wacana, melainkan sebuah gaya hidup. Sebuah awal yang baik untuk membiasakan kebiasaan baik, demi masa depan siswa yang lebih sehat dan bersemangat. 

Johann Carl Friedrich Gauß dan Rumus Deret Aritmatika

Johann Carl Friedrich Gauß adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam kontribusi; ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton.

Gauss lahir di Braunschweig, Jerman pada tanggal  30 April 1777, dan meninggal di usia 77 tahun , tepatnya pada tanggal 23 February 1855 di Göttingen Jerman.

Sejak kecil Gauss memperlihatkan keistimewaan dalam hal ilmu hitung. Saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. 

Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmetika berupa penghitungan deret 1+2+3+…+100. 

 Pada saat itu, gurunya memberikan soal sulit pada anak muridnya yang juga termasuk Gauss di dalamnya. Saat itu Gauss terbilang masih muda untuk menyelesaikan soal perhitungan 1+2+3+4+…+100. 

Gurunya bermaksud memberikan soal ini agar sang guru bisa mengajar kelas yang lain. Guru tersebut yakin bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut, butuh waktu lama. Namun, ternyata Gauss berhasil memecahkannya dalam waktu yang cepat. 

Sang guru pun terkagum-kagum dengan hasil pemecahan Gauss yang cepat dan tepat.Gauss menciptakan cara untuk menghitung deret aritmetika. 

Cara yang Gauss ciptakan untuk menghitung deret aritmetika tersebut memang telah disederhanakan menjadi rumus Sn= n/2(a+Un) yang lebih sederhana, tetapi tetap berdasarkan cara yang ditemukan Gauss sendiri. 

Dari rumus Sn= n/2 (a +Un) dan Un = a +(n-1)b bisa diperoleh rumus Sn = n/2(2a + (n-1)b).

Semoga bermanfaat dan Salam Matematika 😄

https://www.instagram.com/reel/DJUL1HWqPZ_/?igsh=dG12eTdkZGF6aTY4

Partisipasi SMP Negeri 3 Malang dalam Osaka Expo 2025

Pada hari Sabtu (02/08) dan Senin (04/08) SMP Negeri 3 Malang mendapat undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan Osaka Expo 2025.

Undangan yang dikirimkan oleh Manaka-san pada Ibu Ari ini menyebutkan bahwa alasan mengapa SMP Negeri 3 diundang adalah karena Bintaraloka adalah salah satu sekolah yang sangat kooperatif dalam pelaksanaan program HelloWorld, dan siswanya sanyat aktif berpartisipasi dan mampu bercakap cakap bahasa Inggris dengan sangat bagus.

Manaka-san adalah salah satu koordinator dari World Classroom HelloWorld.

Manaka -san :”As a side note, your school was chosen because you’ve always been one of the most cooperative in our past experience, and your students participated very actively and were speaking excellent English!”

Berbeda dengan program reguler HelloWorld sebelumnya di mana siswa berpartner dengan siswa Jepang, di Osaka Expo ini siswa berinteraksi dengan para pengunjung expo yang mengajukan banyak pertanyaan.

Peserta menjawab pertanyaan pengunjung expo, dokumentasi Buz

Lebih jauh tentang Osaka Expo 2025, ini adalah sebuah event lima tahunan yang selalu diadakan di Kota Osaka.

Osaka Expo 2025 kali ini mempunyai tema utama “Designing Future Society for Our Lives”, dan diadakan pada tanggal 13 April hingga 13 Oktober 2025 di Pulau Yumeshima, Osaka Bay, Jepang.

Diperkirakan ada 160 negara dan organisasi internasional yang berpartisipasi dalam acara ini.

Pameran ini bertujuan untuk menjawab tantangan global melalui inovasi dan kolaborasi lintas budaya. 

Expo ini bukan cuma sekadar pameran biasa, tapi juga kesempatan untuk melihat masa depan dan bagaimana teknologi serta kreativitas bisa membentuk kehidupan kita. 

Partisipasi siswa Bintaraloka dalam kegiatan ini dilaksanakan melalui zoom meeting yang berlangsung selama 40 menit. 

Peserta menjawab pertanyaan pengunjung, dokumentasi Buz

Dalam zoom meeting tersebut, siswa akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung pameran Osaka Expo. 

Dari setiap pertanyaan yang bisa dijawab, siswa akan mendapatkan poin, dan di hari kedua ini siswa bisa mendapatkan skor 91 dari semua poin yang dikumpulkan .

Ya, siswa mendapatkan nilai yang tinggi karena yang diajukan pengunjung adalah pertanyaan dengan skor tinggi.

Sebagai contoh pertanyaan pengunjung adalah, “Kalau saya mengunjungi Indonesia, tempat apa yng harus saya kunjungi?”

Atau: “Apa arti kata ‘semangat’? Kapan kita harus mengucapkan kata ‘semangat’? 

Peserta belajar berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai negara dengan kemampuan Bahasa Inggris yang berbeda-beda, dokumentasi Buz

“Seru,” komentar anak- anak tentang kegiatan ini. 

Bahkan Mas Surya Sang fotografer berkata,” Seru ya.. kenapa pas saya sekolah dulu tidak ada acara seperti ini ya?”

“Kegiatan yang dilakukan siswa ini adalah semacam promosi dari program Worldclass, Online Cultural Exchange. Jadi kegiatan  reguler seperti biasanya itu, didemokan kepada pengunjung Expo,” ungkap Ibu Ari.

Seru!, dokumentasi Buz

Lewat acara ini siswa mendapatkan kesempatan yang bagus untuk bertemu orang- orang dari berbagai bangsa, usia dengan kemampuan bahasa Inggris yang bervariasi.

Harapannya lewat event ini anak-anak bisa lebih meningkat rasa percaya dirinya, lebih menghargai perbedaan budaya, bangga terhadap budaya sendiri, termasuk juga belajar karakter disiplin dan tepat waktu. 

“Kegiatan berlangsung selama empat puluh menit, pas, tidak molor sama sekali,” pungkas Ibu Arie guru Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Malang.

Tentang event Osaka Expo 2025 bisa dilihat di video berikut:

Ketika Nyinyir Tetangga Jadi Hiburan di Layar Lebar, Review Film “Cocote Tonggo”

Jam masih menunjukkan pukul 14.00 siang. Suasana Dieng Cineplex sudah begitu ramai. Maklumlah akhir pekan. Berdua saya dengan seorang teman segera membeli dua tiket. Aha, sesuai rencana hari itu kami akan menonton film Cocote Tonggo.

Rasa tertarik untuk melihat film ini berawal dari potongan potongan film yang selalu muncul di Instagram saya.

Sepertinya lucu ini Bu, ayo lihat?” ajak saya pada teman saya, dan langsung di iyakan. Wuih, senangnya… Kapan lagi bisa nonton bareng seperti ini.

Ketertarikan pada film ini semakin bertambah ketika Kompasianer Siska Artati mengajak saya nonton film ini.. he..he.. . Waduh, tidak terbayangkan bagaimana seandainya saya dan Mbak Siska nonton bareng. Ramai pasti..

Belum selesai, kira kira seminggu yang lalu ada sebuah bus besar berhenti di depan hotel dekat sekolah saya. Bus dengan tulisan Cocote Tonggo. Wah, bus ini seolah ngawe awe mengajak saya menonton film ini.

Bus Cocote Tonggo, dokumentasi pribadi

Film dibuka dengan lagu dangdut Jacky yang diputar dari sebuah tape recorder yang digeledek keliling kampung. Lagu yang pernah dipopulerkan Rita Sugiarto di kisaran tahun 80 an ini langsung membuat kami tersenyum. Feel-nya langsung kena.

Lagu Jacky, orang orang kampung yang ribut mau melihat persiapan shooting film terasa begitu ramai. 

Rupanya hari itu memang ada acara shooting pembuatan iklan untuk promosi Jamu Djoyo milik Ibu Tien, salah satu penduduk kampung tersebut.

Di awal film sudah tampak betapa sirik dan julidnya beberapa warga kampung yaitu Bu Pur dan teman temannya pada keluarga Bu Tien. Komentar komentar pedas selalu diberikan oleh Bu Pur atas apapun yang dilakukan Bu Tien dan Murni anaknya.

Cocote Tonggo, sumber gambar : Kapanlagi.com

Cocot dalam bahasa Jawa artinya mulut tapi dengan konotasi kasar.  

“Cocote Tonggo” artinya cibiran tetangga. Makanya tak heran sepanjang film ini kita disuguhi dengan ulah tetangga yang suka mencibir pada orang lain. Tetangga yang suka nyinyir dan selalu sibuk menggunjing orang lain.

Film dengan durasi kira- kira dua jam ini bercerita tentang pasangan suami istri , Luki (Denis Adhiswara) dan Murni (Ayu Shita) yang mewarisi usaha toko jamu dari Bu Tien. 

Toko Jamu kesuburan yang semula laris itu semakin menurun pembelinya karena Murni yang sudah menikah selama lima tahun belum juga dikaruniai anak. Bagaimana mungkin penjual jamu kesuburan sendiri belum juga punya anak?

Kondisi Murni yang demikian ini dipakai Bu Pur dan teman- temannya untuk memojokkan dan menekan Murni secara langsung ataupun lewat sosmed, dan berakibat toko jamu semakin sepi.

Dengan niat agar toko jamu ramai kembali, Murni dan Lukipun mengikuti program hamil.

Tidak cukup itu, usaha dilanjutkan dengan ke dukun bayi bahkan mencari tanaman parijoto.

Parijoto adalah tanaman di sekitar makam Sunan Muria yang dipercaya bisa meningkatkan kesuburan.

Suasana dan konflik makin ramai ketika Luki menemukan bayi di depan rumah, dan Murni memutuskan untuk pura-pura hamil agar Toko Jamu Djoyo ramai kembali.

Dalam bioskop, dokumentasi pribadi

Sandiwara akhirnya berakhir dan membuka sebuah sejarah masa lalu tentang mengapa Bu Pur begitu membenci keluarga Murni. Sandiwara yang ternyata juga  membongkar aib dari keluarga Bu Pur sendiri.

Lalu bagaimana akhir kisah ini?  Apakah Murni dan Luki dikaruniai anak?

Sepertinya menonton film ini terasa lebih mengasyikkan. 

Dari awal hingga akhir film ini sukses mengajak para penontonnya tertawa. Dialog Jawa yang kental, ungkapan- ungkapan spontan yang muncul, lagu- lagu dangdut lawas dari tape recorder nya Mbah Mila membuat film terasa segar. Meski penuh dengan bahasa Jawa tapi penonton tak usah khawatir karena ada terjemahannya.

Kehadiran Yati Pesek (Mbah Mila), Asri Welas (Bu Pur), Bayu Skak ( sebagai Pak Gatot, meski muncul cuma sebentar), Sundari Soekotjo (Bu Tien), Brilliana Arfira (Bulik Yayuk), Maya Wulan (Bu Heri), Putri Munjo (Bu Wira) membuat film ini terasa begitu ramai. Ya, nuansa julid tetangga di kampung begitu terasa.

Khasnya film Bayu Skak, dialog yang ada ‘misuh’ nya kadang muncul. Bagusnya dalam film ini misuhnya sudah jauh berkurang, tidak seperti di film Sekawan Limo misalnya.

Sebagai hiburan di akhir pekan film ini cukup recomended tapi kurang cocok untuk anak -anak. 

Dokumentasi pribadi

Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari film ini, yaitu jangan biarkan lingkungan sekitar  mendikte kita dalam melangkah.

Tidak perlu menghiraukan segala omongan atau komentar orang lain, asal kita yakin dengan apa yang kita lakukan dan tetap berada di atas kebenaran, terus saja berjalan. 

Ya, kebahagiaan kita tergantung kita sendiri. Jangan biarkan orang lain ikut menentukan standar kebahagiaan kita.

Salam akhir pekan

Pergi ke Santera

Kimi dan Sheza

Aku hari Rabu ke Santera. Aku di situ main apa saja.

Aku main sama temanku namanya Sheza,  sama ke rumah hantu.

Banyak sekali permainan dan juga dinosaurus.

Aku naik bis dan duduk bersama Yaya