Menanamkan Kembali Rasa Cinta Lingkungan, Sebuah Tantangan Pembelajaran Pasca Pandemi

Matahari menampakkan wajahnya malu-malu. Sepanjang pagi itu mendung bergantung di atas kota Malang. Padahal pagi itu kami sudah berencana untuk melaksanakan agenda rutin tiap bulan yaitu Jumat Pokja.

Jumat Pokja adalah hari dimana siswa diminta bekerja sesuai pokja atau kelompok kerja masing-masing. Ada banyak pokja yang ada di sekolah . Pokja toga, sanitasi, masjid, Ipal, inovasi teknologi, tanaman hias dan tanaman keras, biopori dan lainnya.

Pokja toga, dokumentasi pribadi

Pada prinsipnya pokja-pokja dibuat agar siswa belajar peduli pada lingkungan sekitarnya.
Kepedulian di asah dengan memelihara lingkungan yang ada di dekat siswa yaitu sekolah.

Saya sendiri tergabung dalam Pokja toga dengan jumlah siswa sekitar 25 orang

Sehari sebelum Jumat Pokja sebelumnya briefing sudah dilakukan oleh Bu Utin koordinator lingkungan sekolah pada semua koordinator pokja. Tujuannya adalah agar kerja pokja esok hari lebih terarah lebih-lebih sebentar lagi akan diadakan lomba sekolah sehat.

Pokja aquaponik, dokumentasi Pak Ardilla

Pembelajaran daring dua tahun mempunyai dampak yang luar biasa pada siswa. Tidak hanya pemahaman terhadap konten yang banyak mengalami penurunan, pembiasaan baik juga banyak mengalami penurunan.
Sebagai contoh kesadaran terhadap kebersihan sangat kurang , dan kepedulian pada kelestarian lingkungan sekitar juga sangat menurun.

Ya, sesudah dua tahun pandemi kiranya banyak PR yang harus dilakukan sekolah dalam menanamkan kembali kebiasaan baik pada siswa, dan satu di antaranya adalah membangkitkan kembali rasa kepedulian siswa pada lingkungan.

Pokja masjid, dokumentasi P. Muhaimin

Dalam pelaksanaan kegiatan Jumat Pokja kemarin ada banyak hal yang dilakukan siswa. Yang jelas pertama kali kelas dibersihkan bersama -sama. Setelah sekitar dua puluh menit membersihkan kelas, siswa segera berkumpul sesuai pokja masing-masing untuk mendapat briefing dari koordinator pokja.

Setelah briefing pekerjaanpun dimulai di daerah kerja masing-masing. Pokja tanaman menata pot-pot tanaman yang ada di sekolah.

Pokja akuaponik mulai menata kembali akuaponik di sekitar kolam.

Briefing koordinator pokja, dokumentasi pribadi

Pokja sampah melakukan pemilahan sampah dan komposting, pokja sanitasi mengurusi kebersihan kamar mandi dan sekitarnya, pokja toga yang mengurusi berbagai macam tanaman toga, membuat katalog tanaman , juga merencanakan pengolahan toga menjadi produk- produk tertentu.

Sebelum pandemi kami dulu sering membuat minuman jahe, sereh dan kayu manis. Minuman segar berbahan dasar tanaman toga.

Tidak ketinggalan pokja pupuk cair yang memasukkan pupuk dari tong besar kedalam botol-botol kecil dan kembali membuat lagi pupuk cair dari leri (air cucian beras), dan banyak lagi.

Memasukkan pupuk cair dalam botol, dokumentasi pribadi P.Dian
Membuat pupuk cair, dokumentasi pribadi P. Dian

Ada yang sangat menarik. Pokja hidroponik panen hari itu. Sayuran dalam baskom besar dibawa ke ruang guru dan bapak/ibu guru ramai-ramai membeli sayuran hasil panen tersebut.

Satu ikat sayuran dijual lima ribu rupiah. Lumayan. Disamping mengajar siswa peduli merawat dan mengolah lingkungan, lewat kegiatan ini siswa juga diajak belajar berwirausaha.

Panen pokja hidroponik, dokumentasi pribadi
Membeli hasil panen, dokumentasi Bu Yuliana

Aha, itu sedikit cerita kegiatan pokja di Bintaraloka. Banyak tugas yang harus dilakukan sekolah dalam pembelajaran pasca pandemi ini utamanya penanaman kembali berbagai kebiasaan baik yang salah satunya adalah rasa cinta kita pada lingkungan.

Kegiatan masing-masing Pokja, dokumentasi pribadi

Ya, bumi tempat tinggal kita satu-satunya. Kelestarian bumi sangat tergantung pada cara kita merawat dan memeliharanya.

Salam Bumi Hijau Lestari.

Yuli Anita

2 Comments

  1. Masing2 pokja kelihatan bekerja penuh semangat…
    Smg smakin jaya smua pokja…

Leave a Comment

Your email address will not be published.

224 views