Tot..tot…tot…, Soundtrack Unik Ngopi di Kayutangan

Kayutangan di akhir pekan sudah menampakkan keramaian melebihi biasanya. Orang berlalu lalang ataupun ngobrol di kursi-kursi yang ada di epan pertokoan sudah mulai banyak.

Kami, saya dan seorang teman segera berjalan dari parkiran dekat jembatan penyeberangan menuju sebuah cafe.

“Ancer-ancernya tidak jauh dari Kayutangan gang dua,” kata saya sambil terus berjalan. 

“Sepertinya kita parkirnya kejauhan ya..,” kata teman saya sambil tertawa. Ya, tulisan Kayutangan gang dua belum juga kami temui.

Di depan sebuah cafe tiba tiba tampak teman kami yang sudah sampai lebih dahulu di tempat tujuan. 

“Itu dia..,” kata kami hampir bersamaan.

Foto Kayutangan tempo dulu , dokumentasi pribadi

Kami saling melambai, dan masuk sebuah cafe besar. Ya, Kopi Heritage Tot tot itu tujuan kami sore itu.

Kopi Heritage Tot tot, nama yang cukup unik. Cafe ini berlokasi  di Jalan Kayutangan nomor 43 Malang.

Cafe ini berdekatan dengan tempat penyeberangan yang kerap mengeluarkan bunyi  tot ..tot.. tot..tot…tot…tot….tiap ada orang menyeberang. Karenanya cafe ini dikenal dengan nama Kopi Heritage Tot tot.

Tempat penyeberangan yang sering menimbulkan bunyi tot..tot..tot, dokumentasi pribadi

Begitu masuk cafe suasana vintage langsung terasa. Tempatnya yang lapang dengan kursi rotan yang tertata manis membuat suasana terasa demikian akrab. Hadirnya bajaj dan sekuter berwarna oranye membuat suasana lawas makin terasa.

Bajaj dan sekuter, dokumentasi pribadi

“Pesan apa?” tanya teman saya.

Setelah melihat lihat katalog kami memutuskan untuk memesan dua cangkir kopi dan satu minuman jahe. 

Satu kopi tubruk biasa dan satu kopi tubruk tot tot.

“Kopi tubruk tot tot itu yang bagaimana?” tanya teman saya pada resepsionis.

“Kopi tubruk tot tot itu Arabica, Kak,” jawab Sang resepsionis ramah.

Aih, senang juga rasanya dipanggil kakak.., serasa beberapa tahun lebih muda.

Kami segera mencari tempat duduk yang posisinya paling enak, dalam artian bisa melihat bagian dalam cafe, tapi juga bisa melihat suasana Kayutangan.

Obrolan yang hangat, dokumentasi pribadi

Beberapa meja sudah terisi pengunjung, dan tampaknya pengunjung terus bertambah.

Foto foto lawas dipajang di dinding. Yang menarik, ada foto-foto presiden RI dalam ukuran besar di dinding cafe. Mulai dari Ir Sukarno hingga Prabowo Subianto.

Cantik sekaligus unik. Dari sekian banyak tempat makan atau minum yang saya datangi hanya cafe ini yang menyajikan foto para pemimpin negara sebagai hiasannya.

Deretan foto presiden RI, dokumentasi pribadi
Deretan foto presiden RI, dokumentasi pribadi

Tak berapa lama pesanan kamipun datang. Tiga minuman ditambah tiga piring kecil yang masing-masing berisi mendoan, tahu sutra dan pohong goreng, lengkap dengan sambal kecapnya.

Wuih, mantap. Lezatnya kudapan berpadu dengan kopi hitam yang mantap dan minuman jahe membuat obrolan mengalir hangat. Obrolan tentang apa saja, tentang makanan, lokasi-lokasi dolen yang enak, tentang sekolah dan banyak lagi.

Kopi, jahe dan kudapan, dokumentasi pribadi

Tak terasa lebih dari satu jam kami ngobrol di cafe ini. 

Suasana terasa begitu tenang dan nyaman. Kopi tot tot membuktikan bahwa suasana yang menyenangkan, pelayanan yang ramah  dan penataan yang nyaman membuat pengunjung betah berlama-lama di dalamnya.

Selama kami ngobrol tak terdengar ada musik. Mungkin sengaja dibuat demikian karena banyaknya polemik tentang pajak royalti atas lagu-lagu yang diputar di cafe.

Satu satunya musik yang ada adalah suara tot..tot…tot..tot…sebagai tanda bahwa ada orang menyeberang.

Mudah mudahan nantinya tidak ada tuntutan royalti karena menggunakan suara tot ..tot…tot..tot.. sebagai “hiburan” di cafe ini. He..he…

Salam jalan jalan..

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

10 views