IndiHome, Mitra Sejati Berbagi Inspirasi

Kegiatan sekolah sebagai sumber konten, dokumentasi pribadi

Membacalah maka kamu akan mengenal dunia, dan menulislah maka kamu akan dikenal dunia.

***

Siang itu saya dan seorang teman mendapat tugas menjemput narasumber di lobby sekolah untuk mengajak beliau ke aula.

Sementara itu di aula guru yang lain sedang sibuk menyiapkan siswa kelas tujuh untuk mendapatkan materi hari itu. Dalam persiapan tersebut siswa diajak menari dan bergerak bersama sesuai irama lagu.

Aha, sesuai rencana hari itu, dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, siswa akan diajak belajar untuk menjadi konten kreator. Narasumber yang dihadirkan adalah seorang youtuber asal Malang.

Sekitar pukul delapan tamu yang ditunggupun datang. Kami saling memperkenalkan diri dan sejenak berbasa- basi.

“Ini konten kreator kami, Mas ..,” kata teman saya, ketika saya bersalaman dengan Sang Konten Kreator.
“Ibu ini konten kreator dalam bidang tulis menulis, dan sering menulis di Kompasiana..,”
Sesaat saya terkejut.

Eh, konten kreator? Saat itu saya baru sadar bahwa dunia tulis menulis membawa saya menjadi seorang konten kreator.

Kesadaran menjadi seorang konten kreator makin terasa ketika dalam berbagai acara, ketika saya sibuk motret teman-teman berseloroh, “Dibuat tulisan ya.. Wah, rajin ngonten , nih..,”
He..he..

Konten kreator, dokumentasi pribadi

Menjadi konten kreator saya jalani sejak tahun 2019, tepatnya ketika pandemi melanda. Ketika itu pembelajaran dilakukan secara daring sehingga setiap hari saya harus berakrab-akrab dengan laptop.

Nah, sesudah mengajar, duduk di depan laptop membuat semangat menulis datang lagi. Menulis adalah dunia saya sejak kuliah. Saat itu saya sering menulis cerita dan dikirim ke majalah anak-anak.

Langkah pertama yang saya lakukan saat itu adalah membuat blog pribadi. Membuat blog dilakukan sesudah saya mengikuti pelatihan daring bagaimana menjadi seorang blogger.

Sesudah mempunyai blog pribadi, setiap selesai mengajar selalu saya sempatkan membuat tulisan. Luar biasa, ternyata menulis selalu memberikan kepuasan tersendiri bagi saya.

Inspirasinya dari mana? Dari pembelajaran yang dilakukan, berbagai masalah siswa, juga cerita sehari-hari. Segala peristiwa, sekecil apapun selalu saya coba menuliskannya.

Singkat kata akhirnya kegemaran menulis semakin menjadi. Apalagi ketika saya masuk Kompasiana.

Membaca karya dan berdiskusi bersama Kompasianer adalah media belajar yang tak ada habisnya. Selalu ada inspirasi menarik yang bisa ditulis. Dan akhirnya tulisan demi tulisan terus mengalir.

Menjadi Guru dan Konten Kreator

Semenjak Ujian Nasional berubah menjadi Asesmen Nasional saya selalu menjadi tim yang bertugas menyiapkan anak-anak untuk menghadapi Asesmen Nasional (AN).

Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam meningkatkan mutu pendidikan yang mengacu pada input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.

Assesmen Nasional meliputi Asesmen Literasi Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar.
Assesmen Literasi Membaca dan Numerasi termasuk dalam AKM.

Ciri dari soal AKM adalah aplikatif, jadi konteks yang diambil sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Soal AKM juga memiliki sifat integratif sehingga memungkinkan kolaborasi antar mata pelajaran.

Kedua ciri tersebut membuat sebagian besar soal AKM memiliki stimulus bacaan yang panjang.

Nah, di sinilah masalah mulai timbul. Banyak siswa yang menganggap soal AKM sulit. Sebenarnya bukan sulit. Hanya saja ketahanan membaca dan kemampuan siswa dalam memahami bacaan sangat kurang.

Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan pembiasaan membaca baik lewat buku ataupun lewat gadget yang dimiliki siswa.

Saat melakukan pembinaan siswa peserta AKM saya mulai sering mengirimkan artikel yang berkaitan dengan matematika dari blog pribadi saya. Setelah artikel dikirim, pada pertemuan esok harinya artikel akan dibahas. Pembahasan terutama ditekankan pada aspek numerasinya.

Kegiatan sekolah sebagai sumber konten, dokumentasi pribadi

Penggunaan blog dalam pembinaan siswa peserta AKM ternyata sangat membantu. Dalam sehari bisa saya mengirimkan dua atau tiga artikel untuk stimulus soal yang akan dibahas esok hari.

Seiring berjalannya waktu pembuatan konten terus berlanjut. Konten yang saya buat berkisar pada masalah matematika, tips menghadapi ujian, tips belajar matematika juga kegiatan istimewa di sekolah.

Setiap kegiatan di sekolah bisa dijadikan konten yang menarik. Mulai dari berbagai kegiatan kesiswaan, pembelajaran, menerima tamu, ulang tahun sekolah, lomba sekolah ataupun kegiatan keagamaan.

Kegiatan Projek sebagai sumber konten, dokumentasi pribadi

Sesudah menjadi artikel, link akan saya sebar ke siswa lewat ketua kelas. Hal yang menggembirakan adalah siswa sangat antusias , terbukti statistik blog menunjukkan jumlah pembaca yang semakin meningkat.

Sejak saat itu hampir tidak ada peristiwa yang luput dari bidikan kamera untuk kemudian saya buat tulisan.
“Yeay…, masuk majalah online,” kata siswa setiap habis saya potret. Aha…

Pernah suatu kali saya lupa share link tulisan dari sebuah event sekolah. Esok hari saat masuk kelas, ada siswa yang langsung bertanya kepada saya.
“Bu, kok tidak ada link ya?”
“Link apa?” tanya saya heran.
“Kan habis kegiatan biasanya ada link yang berisi cerita ?” kata siswa lagi.
“Oke …, Nanti,” jawab saya sambil tersenyum. Eh, ternyata mereka juga menunggu tulisan saya..

Btw, apa saja yang harus dilakukan oleh seorang konten kreator agar bisa menghasilkan konten yang berisi dan menarik?

Satu : Fokus Pada Topik yang menjadi ciri khas
Adalah penting untuk fokus pada topik yang spesifik dan menjadi ciri khas kita. Topik dan ciri khas akan membentuk branding kita.

Dua : Mempelajari Audiens
Karena audiens saya yang banyak adalah siswa, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana dan populer. Siswa juga lebih tertarik jika dalam konten banyak terdapat foto, lebih -lebih foto mereka. Karenanya, di artikel saya foto yang ditempel lebih banyak.

Tiga : Konsisten membuat konten
Sering mengunggah postingan yang bermanfaat bisa memperbanyak audiens dan pada akhirnya memperkuat branding kita di depan audiens.

Dengan sering mengunggah konten kita juga bisa lebih tahu tipe konten yang disukai oleh audiens.

Empat : Selalu mengembangkan pengetahuan.
Agar konten kita semakin berbobot, kita harus banyak membaca dan menambah pengetahuan sehingga konten yang dibuat bisa lebih berisi dan tidak ‘garing’.

Ilustrasi mencari pengetahuan lewat internet, Sumber gambar: Kompas.com

Berkaitan dengan hal di atas, maka seorang konten kreator sangat memerlukan koneksi internet yang bagus, baik untuk akses pengetahuan ataupun mengupload karyanya, dan Indihome adalah jawabannya.

Keluarga saya berlangganan internet di Telkom mulai tahun 2010, ketika itu masih bernama Speedy. Tujuan awal berlangganan internet adalah untuk mencegah anak-anak bermain di warnet.

Ya, saat itu era keemasan warnet. Warnet yang berlokasi tak jauh dari rumah saya setiap hari dipenuhi anak kecil, dan itu sangat mengkhawatirkan saya karena biasanya anak anak akan lupa waktu jika keasyikan bermain.

Tahun 2016 Speedy berubah menjadi Indihome. IndiHome memberikan layanan  Internet, Usee TV Cable, dan telepon rumah.

Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari berlangganan Indihome. Di samping anak-anak lebih krasan di rumah, akses pengetahuan menjadi lebih mudah, juga
sinyal Indihome yang bagus membuat pengupload an karya bisa berjalan lancar tanpa kendala apapun.

Menjadi guru dan merangkap sebagai konten kreator benar-benar hal yang mengasyikkan. Melaluinya kita bisa mengajak siswa untuk lebih rajin membaca, memberi inspirasi pada mereka untuk mencoba menulis, dan mencermatyapa saja yang ada di sekitar mereka.

HUT Sekolah sebagai sumber konten, dokumentasi pribadi

Oh ya.. sekarang saya dalam tahap merintis pembuatan blog rame-rame bersama siswa sekelas, meski kegiatan ini terpaksa terhenti sementara karena ujian.

Akhirnya betapa pentingnya mengajak siswa suka membaca dan menulis. Melalui membaca dan menulis kita bisa menikmati khazanah ilmu pengetahuan yang terbentang luas di hadapan kita.

Indihome, mitra sejati berbagi inspirasi

Semoga bermanfaat, dan salam literasi ..😊

Lomba event Kompasiana

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

15 views