Bagaimana Meraih Derajat Taqwa di Bulan Ramadhan

Tak terasa kita sudah tiba di Ramadhan hari keempat. Bulan yang begitu istimewa. Bulan dimana kaum muslimin diperintah Allah untuk melakukan puasa dan memperbanyak amal ibadah lainnya.

Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Meski perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan baru turun pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah, sebelumnya Nabi dan para sahabat telah mengerjakan puasa. Puasa yang dilaksanakan Nabi dan para sahabat adalah puasa setiap bulan selama tiga hari, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15, juga puasa setiap tanggal 10 bulan Asyura (Muharam).

Ilustrasi puasa, sumber gambar: Halodoc

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tujuan puasa adalah agar manusia bisa mencapai derajat taqwa. Namun betapa banyak manusia yang tidak mencapai derajat takwa tersebut. Mereka tidak mendapatkan pahala puasa dan hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.

Seperti sabda Rasulullah saw : Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut, kecuali hanya rasa lapar dan dahaga saja (Hadis riwayat Ath-Thabrani).

Karenanya penting bagi kita melaksanakan berbagai amalan dan menjauhkan diri dari berbagai godaan. Apalagi mengingat di era digital ini ‘gangguan’ terhadap puasa demikian besarnya.

Berbagai amalan yang perlu diperbanyak di bulan Ramadhan agar kita bisa mencapai derajat taqwa adalah:

Satu : Banyak bersedekah

Ilustrasi bersedekah, Sumber gambar: detik.com

Ramadhan adalah bulan sedekah. Rasulullah mengatakan bahwa sebaik baik sedekah adalah yang dikeluarkan di bulan Ramadhan. Ya, pada bulan Ramadhan pahala sedekah akan dilipat gandakan

Dua : Banyak membaca Al Qur an

Perbanyak membaca Al Quran, sumber gambar: orami

Ramadhan adalah bulan dimana diturunkannya Al Qur an. Karenanya kita sangat dianjurkan mengisi bulan Ramadhan ini dengan banyak tilawah Al Qur’an. Lebih lebih Al Qur’an bisa memberikan syafaat pada kita di yaumul Qiyamah kelak.

Seperti sabda Rasulullah saw:
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Imam Muslim, Shahih Muslim)

Tiga : Melaksanakan sholat malam atau sholat tarawih.

Sholat tarawih, sumber gambar : Kompas.com

Jika kita melaksanakan sholat tarawih karena Allah dan mengharapkan pahala dari Nya, maka Allah akan mengampuni semua dosa-dosa kita yang telah lalu.

Rasulullah bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa melakukan ibadah puasa Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Empat : I’tikaf

I’tikaf, sumber gambar: Mantra Sukabumi
Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid dan melakukan amalan lainnya di dalam masjid seperti tadarus Al-Qur’an hingga qiyamulail shalat malam.
 
Sebenarnya i’tikaf bisa dilakukan kapan saja, tapi di bulan Ramadhan sangat dianjurkan.
 
I’tikaf utamanya dilaksanakan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana hadits berikut ini:
عن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف أزواجه من بعده

Artinya, “Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi Muhammad SAW beritikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti itikaf pada waktu tersebut setelah wafatnya beliau.”

Umat Islam dianjurkan melaksanakan i’tikaf karena di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan tersebut diturunkan malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qodar

Akhirnya semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan pada kita agar bisa melaksanakan berbagai amalan Ramadhan sehingga bisa mengangkat derajat kita menjadi manusia yang bertaqwa.

Referensi:

https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/i-tikaf-sejarah-dan-waktu-pelaksanaan-yang-dianjurkan-nabi-muhammad-saw-ARyi5

Nu online

Kalbu hari ke 3

Mencetak Generasi Cinta Ilmu Melalui Program KALBU

Marhaban yaa Ramadhan. Bulan yang penuh Rahmat. Bulan mulia dimana tersimpan banyak kebaikan di dalamnya. Bulan dimana pahala amal kebaikan dilipatgandakan.

Sungguh sebuah rahmat yang begitu besar kita bisa bertemu kembali dengan Ramadhan tahun ini. Karenanya kedatangan Ramadhan tidak boleh kita sia-siakan begitu saja. Dalam bulan Ramadhan mari kita tingkatkan ibadah dan amal kebaikan dalam keseharian kita.

Salah satu ibadah yang bisa dilakukan dalam bulan Ramadhan adalah mencari ilmu. Ya, dalam bulan Ramadhan kita harus tetap bersemangat dalam mencari ilmu. Janganlah kiranya rasa lapar dan dahaga di bulan Ramadhan menjadikan kita malas mencari ilmu.

Agama Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, dan tidak terikat oleh waktu dan tempat.

Menuntut ilmu kewajiban laki laki dan perempuan, dokumentasi pribadi

Bahwasanya kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia, bisa kita lihat bahwa ayat pertama  diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah “Iqra'” yang artinya
“Bacalah,” (Q.S. Al-Alaq: 1).

Membaca di sini tidak hanya bermakna membaca buku atau sejenisnya, namun secara luas membaca berarti mempelajari segala apa yang ada di sekitar kita.

Dalam sebuah hadits  Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan urusan dunia, maka wajiblah baginya berilmu. Dan barangsiapa yang ingin urusan akhirat (selamat di akhirat) maka wajiblah ia memiliki ilmu juga. Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia memiliki ilmu tentangnya juga,” (HR Bukhari dan Muslim).

Mengingat betapa mulianya menuntut ilmu, maka di bulan istimewa ini MGMP PAI mengadakan program kegiatan Kajian Jelang Buka (KALBU). Kegiatan ini merupakan wadah menyampaikan dan menerima ilmu.

Ustadzah Utien, salah satu pengisi KALBU, sumber gambar: tangkapan layar pribadi

Pengisi KALBU adalah guru Pendidikan Agama Islam  SMP baik Negeri maupun Swasta se Kota Malang yg tergabung dalam  MGMP PAI SMP Kota Malang.

Pelaksanaan KALBU dilaksanakan setiap sore pukul 17.25 secara live streaming YouTube. Jadi di siang hari guru PAI selalu mengingatkan para siswa untuk mengikuti KALBU di sore hari dan membuat resume.

Materi yang disajikan dalam KALBU bermacam- macam dengan judul yang sangat menarik, seperti Ramadhan Bulan Literasi, Mari Mengaji dan Mengkaji , Menempa Diri di Madrasah Ramadhan, Menghindari Permusuhan dengan Puasa Komen di Medsos, Puasa dan Semangat Anti Kekerasan, Jangan Buat Puasa Kita Prematur dan banyak lagi.

Semangat mencari ilmu, dokumentasi pribadi

Sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat. Melalui KALBU siswa diajak membahas berbagai masalah agama dan mengaitkan dengan isu kekinian di sekitar mereka.

Harapannya semoga di bulan Ramadhan ini siswa tumbuh menjadi generasi yang mencintai ilmu, dan ke depannya mereka akan menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak mulia.

Salam Ramadhan…:)

KALBU Episode 1

Puasa dan Kerendahan Hati

Salah satu hikmah puasa adalah mengajak manusia untuk lebih rendah hati. 
Puasa mengingatkan manusia bahwa ia bukanlah apa-apa di dunia ini. Manusia hanyalah hamba yang wajib selalu melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Rendah hati atau tawadhu adalah kebalikan dari sifat sombong.  Rendah hati adalah sikap terpuji dan sangat disukai Allah,  sebaliknya sombong adalah sikap yang sangat dibenci Allah swt.

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS Luqman: 18)

Rendah hati selalu dicontohkan oleh nabi Muhammad saw dalam keseharian beliau.  Betapa banyak kisah yang menggambarkan kerendahan hati Sang Nabi.

Orang yang rendah hati banyak memiliki teman, sumber gambar: Kapanlagi Plus

Dalam beberapa riwayat diceritakan Rasulullah selalu menemui umatnya,  menjabat tangan mereka.  Beliau tidak melepaskan tangan sebelum orang yang diajak bersalaman tersebut melepaskan tangannya terlebih dahulu. 

Rasulullah selalu menatap wajah orang yang bercakap cakap dengan sepenuh pandangan.

Rasulullah baik terhadap anak kecil, orang tua, sahabat, juga isteri-isteri beliau.

Di rumah Rasulullah selalu mengerjakan pekerjaan apa saja yang layak dilakukan di rumah tangga.

Dari Aisyah, ia pernah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah ﷺ di rumah. Aisyah radhiallahu ‘anha menjawab, “Beliau menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sendalnya, dan mengerjakan segala apa yang (layaknya) para suami lakukan di dalam rumah.” (HR. Ahmad 23756).
Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Apakah manfaat rendah hati bagi manusia?
Mempunyai banyak teman. Ya, orang yang rendah hati jauh lebih disukai daripada orang yang sombong.

Satu : Menjauhkan diri dari sikap takabur. Dengan kerendahan hati orang akan lebih banyak melihat kekurangan diri sendiri sehingga akan terhindar dari sikap sombong dan takabur.

Dua : Mudah menerima masukan. Orang yang rendah hati bersifat lebih terbuka terhadap masukan dari orang lain. Akibatnya orang yang rendah hati juga lebih mudah berkembang.

Tiga : Hati lebih tenteram. Dengan kerendahan hati orang lebih tenang hidupnya. Tidak gelisah dan lebih banyak bersyukur, karena ia sadar bahwa segala yang dimiliki hanyalah titipan Allah.

Empat : Diangkat derajatnya. Orang yang rendah hati akan diangkat derajatnya oleh Allah swt.

Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits:
” Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya.” (HR Imam Muslim)

Orang yang rendah hati mudah menerima masukan

Lalu bagaimana cara kita belajar untuk bersikap rendah hati ?

Satu : Kurangi publikasi. Di zaman sekarang adalah hal yang lumrah mempublikasikan apa saja yang kita lakukan melalui medsos. Tidak setiap publikasi itu buruk. Namun kita harus pandai memilah dan memilih mana yang patut untuk dipublikasikan mana yang tidak. Publikasi yang berlebihan bisa menyeret kita ke sikap pamer.

Dua : Hidup berbaur dengan masyarakat sekitar, tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

Tiga : Tidak mengungkit ungkit pemberian pada orang lain. Ya, apapun yang kita berikan pada orang lain hakekatnya adalah pemberian Allah yang dilewatkan pada kita.

Empat : Tidak merendahkan orang lain meski kita punya kelebihan, karena pada hakekatnya semua manusia derajatnya sama di hadapan Allah swt. Yang membedakan adalah ketakwaannya.

Betapa banyak manfaat rendah hati. Kiranya perlu perjuangan dan terus belajar untuk selalu menerapkan rendah hati dalam keseharian kita seperti Sang Suri Tauladan Rasulullah saw.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang rendah hati, sehingga dicintai sesama manusia dan yang paling penting mendapatkan limpahan cinta dan kasih sayang Allah swt.

Salam Ramadhan.

Gembira Sambut Datangnya Ramadhan, Bulan yang Penuh Berkah

Ramadhan hampir tiba. Bulan mulia itu datang kembali menghampiri kita.

Bulan Ramadhan selalu disambut gembira oleh kaum muslimin. Kedatangannya selalu dinanti, karena pada bulan tersebut pahala amal kebaikan akan dilipat gandakan.

Bu Utin memberikan penjelasan tentang Ponram dan Irama, dokumentasi pribadi

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan diungkapkan dalam hadits berikut.

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad .

Pak Abid, dokumentasi pribadi

Amalan utama pada bulan Ramadhan adalah melaksanakan puasa. Puasa Ramadhan menjadi kewajiban yang sudah ditetapkan oleh Allah bagi hamba-Nya yang beriman.

Kewajiban puasa Ramadhan ini disebutkan dalam firman Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 183,

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183.)

Kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan diekspresikan dengan bermacam cara. Di kampung dilaksanakan kerja bakti membersihkan tempat ibadah seperti masjid atau langgar, sementara beberapa sekolah melaksanakan pawai menyambut datangnya Ramadhan.

Marhaban yaa Ramadhan, pawai di sekolah -sekolah, dokumentasi pribadi

Poster-poster bertuliskan Marhaban yaa Ramadhan tampak dibawa siswa yang mengikuti pawai hari itu.

Lalu bagaimana Bintaraloka menyambut datangnya bulan Ramadhan? Kali ini kami menyambut Ramadhan dengan doa bersama yang dilaksanakan di lapangan volly.

Acara yang dipandu oleh Bu Utien, Pak Muhaimin dan Pak Abid ini terasa demikian khusyuk. Acara diikuti seluruh siswa beragama Islam dengan didampingi oleh Bapak/Ibu guru.

Sekitar pukul tujuh pagi acara dimulai dengan tausiyah tentang makna puasa oleh Pak Abid.

Sesudahnya acara dilanjutkan dengan membaca Asmaul Husna, membaca Al Qur’an dan doa.

Guru pendamping, dokumentasi pribadi

Sesudah doa, Bu Utin menjelaskan tentang kegiatan Pondok Romadhon (Ponram) dan Ibadah Romadhon (Irama) yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 29 Maret 2023.

Acara pagi itu diakhiri dengan pengumuman hasil penilaian lomba bazaar dan pameran yang dilaksanakan pada saat Perayaan HUT sekolah ke 73.

Harapannya semoga warga Bintaraloka senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga dapat melaksanakan ibadah Ramadhan sebaik- baiknya..

Selamat menunaikan puasa Ramadhan…:)