Konser Pagi di Jumat Aksi

Jumat pagi selalu dinanti. Itu yang terjadi di Bintaraloka. Ada Jumat sehat, jumat bersih, Jumat literasi dan Jumat Aksi.

Aha, jika di Jumat kemarin kami senam dan bergoyang bersama, Jumat ini kami nonton konser bersama.

Acara yang dipandu Mister Heri ini benar benar menguras perhatian. Sejak pukul tujuh siswa sudah duduk di lapangan volly untuk menunggu aksi yang akan dimunculkan. Apalagi sekarang saatnya kelas sembilan beraksi. Pastinya mereka akan berusaha tampil dengan aksi terbaik supaya tidak kalah cetar dengan adik-adiknya.

Bersama Mister Hery pembawa acara, dokumentasi Apple

Jika kelas delapan di aksinya banyak menunjukkan aksi olah raga dan seni, kelas sembilan banyak menampilkan seni, khususnya tari dan nyanyi.

Tampilan tari kreasi dari kelas 3.5.1 dan 3.5.6 membuat suasana Jumat begitu semarak. Kostum putih-putih ataupun selendang orange yang berkilau tertimpa sinar matahari membuat tampilan tari dan dance demikian cantiknya.

Dance, dokumentasi Buz
Tari kreasi, dokumentasi Apple

Selain tari tampilan lagu-lagu membuat suasana lapangan volly Bintaraloka tak ubahnya lapangan konser. Lihat saja, penonton melambaikan tangan dan ikut menyanyi bersama saat lagu yang dibawakan sangat mereka kenal.

Ada yang menampilkan lagu Celengan Rindu, Jadi Kekasihku Saja , Asal Kau Bahagia , Cinta Terbaik juga Pupus. Sangat kekinian.

Kolaborasi 9.6 dan 9.3, dokumentasi Apple
Jadi Kekasihku Saja, tampilan 2.3.1, dokumentasi Apple
Duet 9.5, dokumentasi Apple
Cinta Terbaik, dokumentasi Apple

Tiap kali reffrain lagu, sontak satu lapangan ikut menyanyi.. Hmm, benar-benar lagu yang sangat mengena di hati penontonnya.

Berbeda dengan kelas 7 dan 8, pada tampilan kelas 9 ada kolaborasi antar kelas. Seperti antara kelas 9.7 dan 9.8, juga antara 9.7 dan 9.3.

Di samping aksi kelas 9, ada juga tampilan yel dari kelas 7. Yel yang ditampilkan adalah yel 7.2 yang seminggu sebelumnya ditampilkan di Perayaan Projek Tema Aku Bijak Berinternet.

Yel 7.2, dokumentasi Buz

Kelas 7.2 membawakan yelnya dengan penuh semangat dan percaya diri sehingga mendapat applaus meriah dari para penonton.

Pukul delapan pagi acara Jumat Aksi ditutup dengan penampilan lagu Pupus. Tampilan yang manis, dan sempat membawa penontonnya kembali ikut bersenandung.

Pupus, dokumentasi Apple

Bel berbunyi.., saatnya masuk kelas dan mengikuti pelajaran kembali.
Bagaimana kisah Jumat Aksi berikutnya? Tunggu ceritanya ya…

Bintaraloka Oke… 🙂

Nobar Bal-balan

Sumber gambar: Yoursay. id

“Ssh…Cup Le, ” bisik Mbak Sur lembut sambil menggoyang-goyangkan Danang dalam gendongannya .

Bayi berumur tujuh bulan itu meringkuk dengan napas yang agak memburu. Demam membuat badannya begitu panas.

” Sudah dibawa ke Puskesmas, Mbak? ” tanya Mbak Menur tetangganya.
“Sudah, kemarin, ” jawab Mbak Sur sambil terus menenangkan Danang yang makin gelisah.
“Apa kata dokter? ” tanya Mbak Menur lagi.
” Disuruh banyak makan, minum, memang musimnya flu .., “
“Dikasih sirup? “
“Bukan.. Puyer.., “
“Sekarang usum DB lho, “
Kata-kata Mbak Menur membuat Mbak Sur makin gelisah.

Danang menangis lagi
“Mbak, tak tidurkan dulu ya.., ” kata Mbak Sur pamitan dan segera masuk rumah.
“Iya Mbak.., ” jawab Mbak Menur sambil masuk ke rumahnya yang persis bersebelahan dengan rumah Mbak Sur.

Di ruang tengah Mas Pardi sedang asyik dengan tabloidnya. Bal-balan. Dari hari ke hari pulang kerja langsung duduk dan baca. Itu saja kegiatannya. Bahkan anak sakitpun kadang tidak ditoleh.

“Mas, mbok anaknya dilihat.., ” kata Mbak Sur jengkel. Masak anak sakit dibiarkan saja, pikirnya. Tidak bingung sama sekali.

“Masih panas ta? ” tanya Mas Pardi sambil meletakkan korannya. Dipegangnya dahi Danang. Si Bayi menggeliat.
“Sudah obatan kan? ” tanya Mas Pardi lagi.
“Barusan…, biar tidur dulu wes, ” kata Mbak Sur sambil masuk kamar.

Sepuluh menit menemani si bayi membuat Mbak Sur bablas ketiduran. Seharian ia banyak menggendong Danang yang rewel sehingga badannya terasa begitu capek.

Mas Pardi melihat jam dinding. Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, bergegas diambilnya kresek kecil. Isinya kacang kulit dan rokok. Dengan pasti ia segera keluar menuju rumah tetangga sebelah.

“Sudah main, ta? ” tanya Mas Pardi pada Mas Tarno tetangganya.
“Masih iklan, ayo masuk, “
Keduanya duduk di depan TV. Di sana sudah siap gorengan dan akua.
“Tak tambahi.., ” kata Mas Pardi sambil meletakkan kreseknya. Mas Tarno tertawa senang. Sepak bola dan kacang…. pasangan yang benar- benar klop. Nonton bola terasa gayeng sambil nyamil kacang.

Televisi Digitec empat belas inchi benar-benar kotak ajaib yang menghipnotis keduanya. Mas Pardi dan Mas Tarno begitu khusyuk menatap para pemain yang begitu piawai menggocek bola.

Sebenarnya sudah lama Mas Pardi ingin punya televisi sendiri. Ia ingin bisa nonton sepak bola yang selama ini hanya bisa ia nikmati lewat tabloid atau koran.
Tapi begitulah. Tiap kali mengumpulkan uang, uangnya selalu katut untuk keperluan yang lain, hingga televisi yang diidam-idamkan belum juga bisa terbeli.

Tapi tak apa. Kebetulan Mas Tarno tetangganya bisa membeli TV. Karena daya listrik di rumahnya kurang, Mas Tarno mengambil listrik dari rumah Mas Pardi untuk menghidupkan televisi.

Nyalur kata orang kampung. Meski menurut aturan tidak boleh, yang penting tidak ketahuan karena rumah mereka hanya berjarak satu gang sempit. He..he.. Simbiosis mutualisme katanya.

Sebagai gantinya Mas Tarno sedikit memberikan uang listrik ke Mas Pardi tiap bulan. Berapa besarnya? Ah, itu urusan istri-istri mereka. Mbak Sur dan Mbak Menur. Yang penting semua lancar, semua senang.

Malam semakin larut. Danang kembali rewel. Mungkin lapar karena tadi sore belum sempat makan.
“Ayo maem dikit ya Le… ,”
Mbak Sur menggendong Danang sambil membawa mangkuk kecil berisi bubur instan .

“Ayo, sedikit lagi…, “
Meski sulit, akhirnya bubur dalam mangkuk habis juga, sekaligus puyer.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Karena gerah Mbak Sur mengajak Danang mencari udara segar di depan rumah.
Sejuknya angin juga kerja obat membuat Danang mulai mengantuk.

Mbak Sur tampak lega, meski juga resah. Ya, ibu mana yang tak gelisah jika anaknya sakit ? Dielusnya kepala si kecil yang mulai terkantuk-kantuk.

Gemerisik suara pertandingan bola terdengar dari rumah sebelah. Ah ya, ini kan malam Senin? Waktunya Liga Italia, Mas Pardi pasti di sebelah, pikir Mbak Sur.

Sesekali Mas Pardi suka nobar dengan teman-temannya di poskamling. Tapi sejak Mas Tarno punya televisi nobarnya pindah ke sebelah.

Ketika Danang semakin tenang Mbak Sur beranjak masuk rumah. Tiba tiba..
“Ayo.. Ayo… Oper.. !”
“Apik wes, goool!”
“Gool…!! “
teriakan terdengar silih berganti dengan begitu kerasnya. Bahkan ‘gol’ yang terakhir membuat Danang terlonjak dalam gendongan.

“Huaaaa…! ” teriak Danang ketakutan. Bayi itu menangis keras-keras.
“Astaghfirullah..! Kebacuut…,”teriak Mbak Sur gemas.

Kejengkelannya pada Mas Pardi kian menjadi. Sudah anak panas tidak ikut nunggu, ditinggal nonton bal-balan, teriak-teriak pula.

Tanpa banyak cakap Mbak Sur masuk rumah. Ia tahu benar apa yang harus dilakukan. Dilepasnya steker yang menghubungkan TV rumah sebelah dengan rumahnya. Steker itu tersembunyi di dekat pintu dapur.

Pedhot wes, pikirnya puas.

“Lhoooo! “
“Waduh, mati…! “
teriakan gembira di rumah sebelah langsung berubah jadi kecewa.

Bergegas Mbak Sur masuk ke kamar dan segera menutup pintu.

Tak berapa lama ada sedikit suara kesibukan dari arah dapur.

“Lepas ya cop- copannya? ” tanya Mas Tarno.
“Iya, paling dipancal kucing ini tadi.., “jawab Mas Pardi.
Sementara keduanya sedang sibuk memeriksa steker dan stop kontak, Mbak Sur cepat-cepat memejamkan mata. Senyum kemenangan tergambar jelas di wajahnya.


Gempita Perayaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema ‘Aku Bijak Berinternet’

Berfoto setelah penandatanganan komitmen, dokumentasi pribadi Fabi

Mana semangatmu?
Ini semangatku!

Gempita semangat benar-benar terasa di aula Jumat pagi itu. Semua siswa kelas tujuh, bapak ibu guru wali kelas dan penanggung jawab tema satu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bersama sama menyiapkan perayaan Projek Aku Bijak Berinternet.

Perayaan ini menandai akhir dari Projek Tema satu, dan mulai minggu depan kami akan masuk pada Projek Tema dua.

Semua bekerja bahu membahu. Ada yang menyiapkan kursi, sound, LCD dan yang paling penting menyiapkan siswa agar bisa menunjukkan performa terbaik mereka di depan wali murid pagi ini.

Oh ya, selain guru dan kepala sekolah acara perayaan ini juga dihadiri perwakilan wali murid dan ketua komite SMP Negeri 3 Malang.

Suasana aula juga diramaikan dengan pajangan karya infografis siswa di dinding aula.

Sekitar pukul 8 lebih lima menit acara dimulai. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ibu Utien, acara dilanjutkan dengan sambutan Ibu Kepala Sekolah.

Ibu Kepala SMP Negeri 3 Malang menyapa siswa dengan penuh semangat. Dalam sambutannya beliau menekankan pentingnya penanaman karakter baik pada siswa.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya, dokumentasi pribadi Fabi

Sesudahnya acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu dan tepuk Pelajar Pancasila yang dipandu oleh Ibu Ami dan Ibu Novi.

Ibu-ibu wali murid tampak surprise. Tentu saja, anak-anak menyanyi dengan kompak dan irama lagunya sangat familier. Lagu Pelajar Pancasila menggunakan irama lagu Naik Becak karya Ibu Sud.

Menyanyikan lagu dan tepuk Pelajar Pancasila, dokumentasi pribadi Fabi
Memimpin lagu dan tepuk Pelajar Pancasila, dokumentasi pribadi Fabi

Sesudah ‘naik becak’ bersama-sama acara dilanjutkan dengan penampilan yel tiap kelas.
Yel yang ditampilkan harus tetap memuat konten yang dipelajari yaitu bijak berinternet

Yel salah satu kelas, dokumentasi pribadi Fabi

Kreatifitas siswa benar-benar luar biasa. Yel dirancang hari Rabu, dilatihkan hari Kamis dan ditampilkan hari Jumat. Bermacam lagu bisa dimodifikasi menjadi yel. Ada lagu Apuse, Laskar Pelangi, Menanam Jagung, bahkan Hey Tayo. Waktu yang demikian pendek tidak menghalangi mereka untuk tampil bagus dan penuh percaya diri.

Tepuk tangan bergema di akhir tiap yel yang ditampilkan.
Sesudah yel, acara dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen tiap kelas. Ya, yang paling penting dari projek ini adalah kesadaran dan komitmen siswa untuk lebih bijak berinternet.

Penandatanganan komitmen dilakukan siswa beserta wakil dari paguyuban masing masing kelas dan wali kelas.

Perwskilan kelas, dokumentasi pribadi Fabi
Penandatanganan komitmen, dokumentasi pribadi Fabi

Sesudah penandatanganan acara dilanjutkan dengan berfoto bersama tiap kelas bersama wali kelas, Ibu Kepala Sekolah, Ibu Ketua Komite dan paguyuban.

Sesudahnya acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Ketua Komite SMP Negeri 3 Malang. Dalam sambutannya Ibu Vivi yang juga alumnus SMP Negeri 3 Malang itu mengungkapkan perlunya penanaman karakter baik pada siswa dalam suasana yang fun seperti yang dilakukan sekolah pada hari itu.

Sambutan Ibu Ketua Komite, dokumentasi pribadi Fabi
Kesan orang tua siswa, dokumentasi pribadi Fabi

Begitu antusiasnya wali murid dengan acara ini tampak dari pesan dan kesan yang disampaikan oleh perwakilan walimurid. Pada prinsipnya walimurid mendukung penyelenggaraan acara yang sangat menyenangkan ini.

Berakhirnya projek adalah hal yang patut dirayakan karena telah sekian lama kita belajar bersama, dan bekerjasama untuk menumbuhkan karakter baik pada diri siswa.

Perlu diketahui pula hasil akhir dari projek tema satu ini adalah video kampanye bijak berinternet, dimana video yang terbaik akan diupload di channel youtube sekolah.

Sesudah berdoa, siswa diperbolehkan beristirahat dan acara dilanjutkan dengan sosialisasi Projek tema dua oleh Ibu Arie Susanie dan tim penanggung jawab projek tema dua.

Sosialisasi projek tema dua, dokumentasi pribadi Fabi
Tim penanggung jawab projek tema dua, dokumentasi pribadi Fabi

Sosialisasi ini sangat penting karena dukungan dan partisipasi orang tua sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan projek.

Tentang apa dan bagaimana projek tema dua silakan tunggu di tulisan berikutnya…:)
Semoga bermanfaat dan Salam Pelajar Pancasila!

Dan Bintaraloka Pun Bergoyang Pagi Itu

Pemandu senam Bintaraloka, dokumentasi Fabi

Wong ko ngene kok dibanding-bandingke
Saing-saingke yo mesti kalah
Tak oyak’o aku yo ora mampu
Mung sak kuatku mencintaimu

Lagu Farrel Prayoga yang sedang hits berkumandang dengan irama yang rancak di Bumi Bintaraloka pagi itu. Lapangan voli penuh dengan peserta. Semua bergoyang sekaligus senam. Bapak Ibu guru, staf TU juga siswa kelas delapan dan sembilan.

Setelah sekian lama vakum, kini senam bersama kembali dilaksanakan di Bintaraloka. Pemandunya? Tentu saja Pak Ardilah. Pemandu senam Bintaraloka yang sangat handal .

Kegiatan senam diawali pukul tujuh pagi. Oh ya, dalam kegiatan kali ini kelas tujuh dan beberapa guru tidak bisa bergabung karena harus mengikuti Perayaan Projek Tema Aku Bijak Berinternet yang diadakan di aula Bintaraloka 1.

Beberapa siswa kelas delapan dan guru yang terlibat dalam pembimbingan AKM juga tidak bisa ikut serta.

Peserta sangat bersemangat, dokumentasi Fabi

Kegiatan senam sendiri berlangsung menyenangkan. Wajah-wajah sumringah tampak di mana-mana. Bahkan ketika berakhir dan ditawarkan oleh Pak Ardilah apakah senamnya mau diulang sekali lagi? Dengan penuh semangat siswa berteriak, “Lagi… Lagi..! “

Sebenarnya apa saja manfaat dari kegiatan senam bersama ini?

Peserta senam, dokumentasi Fabi
  1. Untuk kesehatan. Menghindarkan obesitas karena senam bisa membakar lemak. Senam juga meningkatkan kerja jantung, menguatkan tulang dan otot juga memperbaiki fleksibilitas kerja tubuh.
  2. Menghilangkan stress, meningkatkan rasa bahagia. Menggerakkan badan sesuai irama bisa meningkatkan kerja hormon endorfin. Hormon endorfin berperan sebagai penghilang rasa sakit alami dan bertanggung jawab atas perasaan senang setelah melakukan aktivitas tertentu. Bahkan, hormon endorfin juga dapat memberikan energi positif dalam diri seseorang.
  3. Mengoptimalkan kerja otak. Senam dengan irama membuat otak harus bekerja untuk mengkoordinasikan gerakan tubuh dan irama musik.
  4. Meningkatkan rasa percaya diri.
    Bisa melaksanakan gerakan tubuh sesuai irama dari awal hingga akhir bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik sehingga rasa percaya diri akan meningkat.

Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kegiatan senam bersama. Harapannya kegiatan ini bisa terus dilaksanakan dengan penataan waktu yang lebih baik sehingga semua guru dan siswa bisa bergabung dalam kegiatan yang sangat menyenangkan ini.

Peserta senam, dokumentasi Fabi
Senam bersama, kegiatan yang sangat menyenangkan, dokumentasi Fabi

…Ku berharap engkau mengerti, di hati ini
Hanya ada kamu…

Referensi : https://www.gramedia.com/best-seller/manfaat-senam-irama/

Unik dan Cantiknya Batik Ecoprint , Giat Keputrian Bintaraloka

Kegiatan keputrian, dokumentasi Bu Utien

Siang itu seperti biasanya siswa putri masuk aula ketika sholat Jumat sedang berlangsung. Selain membawa mukena mereka juga membawa beberapa perlengkapan. Kain mori, daun pepaya atau yang lain, juga palu kecil.

Aha, ada acara baru lagi di keputrian Bintaraloka. Dari keterangan Ibu Utien ternyata acara hari itu adalah siswa putri akan diajak membuat batik dengan teknik ecoprint.

Menata daun di atas kain, dokumentasi Bu Utien

Apakah ecoprint itu?

Proses pembuatan batik ecoprint, Sumber gambar: Ngopibareng

Ecoprint atau ecoprinting adalah sebuah teknik cetak dengan pewarnaan kain alami melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau bagian tubuh lain yang mengandung pigmen warna dengan media kain tertentu.

Ecoprint adalah hasil perkembangan dari teknik ecodyeing, yaitu pewarnaan kain dari alam. Pada tahun 2006 Indiana Flint mengembangkannya teknik ecoprint ini dengan cara menempelkan tanaman yang mempunyai pigmen warna dan menempelkannya pada kain yang berserat alami.

Ada dua teknik pewarnaan yang dikenal dalam ecoprint yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding.

Tahap ecoprint dengan teknik iron blanket:

  1. Pembersihan kain dari kotoran dengan dicuci.
  2. Siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal.
  3. Bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka.
    4.Gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali.
  4. Kukus kain yang telah diikat selama 2 jam untuk pengeringan.

Tahap ecoprint dengan teknik pounding:

  1. Pembersihan kain dengan dicuci.
  2. Pewarnaan dengan cara menata daun di kain, lalu dipukul pukul untuk mengeluarkan getahnya.
  3. Cuci kain dengan air kapur supaya warnanya awet
  4. Keringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari.
Dijemur untuk pengeringan, sumber gambar: Blender Kita

Karena motif tergantung pada bentuk daun, ecoprint menghasilkan motif yang berbeda.
Hasil ecoprint sangat bagus bila diterapkan pada berbagai produk pakaian maupun perlengkapan rumahtangga seperti; scraft, serbet, pashmina, sprei, kerudung, payung, juga tas.

Keuntungan pembuatan motif kain dengan tehnik ecoprint di antaranya adalah lebih ramah lingkungan, karena menggunakan bahan-bahan alami.

Di samping itu motif yang dihasilkan lebih unik, tidak ada yang sama satu dengan yang lain, sehingga cukup menarik minat konsumen, terutama yang senang dengan keunikan.

Karena keunikan tersebut, harga jual batik ecoprint juga cukup mahal, bahkan bisa setara dengan batik tulis.
Tidak hanya cantik, batik ecoprint ternyata juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Hasil Ecoprint, Sumber gambar: Mongabay

Kegiatan siswa siang itu berjalan menarik. Siswa membuat ecoprint dengan teknik pounding.

Setelah paparan materi dari Ibu Kusumawati dan Ibu Wahyuni Rachmawati, siswa langsung praktek bersama dengan bimbingan beliau berdua.
Siswa begitu antusias mengikuti arahan kedua narasumber. Oh ya, beliau berdua adalah alumni Bintaraloka tahun 1981.

Kegiatan hari itu ditutup dengan sholat Dhuhur berjamaah, dan tugas siswa adalah meneruskan proses pembuatan tersebut di rumah dan hasilnya dibawa kembai dua minggu mendatang.

Jangan lupa, ada hadiah menarik dari Ibu-ibu narasumber bagi siswa dengan hasil ecoprint terindah.

Aha, ayo semangat membuat ecoprint tercantik kalian.
Sampai jumpa dua minggu mendatang..