Allahumma bariklana fi Rojaba, Wa Sya’bana, wabalighna Romadhona
(Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab, juga Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan)
Lagu pujian dinyanyikan beberapa kali pagi itu di lapangan volley. Yang menjadi pemandu adalah Ustadz Dedi Novianto sementara pengiringnya adalah kelompok banjari SMP Negeri 3 Malang.
Suasana terasa demikian teduh. Lebih-lebih sebelumnya lewat mauidhatul hasanah Ustadz Dedi menyampaikan tentang sejarah Isra’Mi’raj dan pentingnya kita untuk selalu menjaga sholat lima waktu.
Ya, sholat ibadah yang demikian penting. Sampai untuk menerima perintah sholat ini Nabi harus diperjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Sebuah perjalanan istimewa yang dikenal dengan nama peristiwa Isra’ Mi’raj.
Di atas adalah pelaksanaan Peringatan Isra’ Mi’raj 1445 H di Bumi Bintaraloka pagi ini.
Peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini mengambil tema “Shalat adalah sarana menggali kedalaman karakter diri melalui refleksi dan kontemplasi”.
Acara dipandu oleh pembawa acara Lily dan Saka kelas 9.5, juga dimeriahkan oleh sholawatan dari Al Banjari Bintaraloka.
Sejak pagi Al Banjari sudah tampil dengan berbagai lagu pujian. Sekitar pukul tujuh acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan terjemahan oleh Ayra Firna Derlen dan Maulidyah Hanifah.
Setelah sambutan Ibu Kepala SMP Negeri 3 Malang, acara inti yaitu mauidhatul hasanah dari Ustadz Dedi Novianto, M.PdI segera dimulai.
Menurut penjelasan Ustadz Dedi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk selalu menjaga sholat, utamanya sholat wajib.
Hakekatnya nanti yang dihisab pertama kali atas amalan kita adalah sholat. Jika baik sholatnya maka baik amal ibadah yang lain, sebaliknya jika tidak baik sholatnya maka tidak baik pula amal ibadah yang lain.
Karenanya jangan meninggalkan sholat apapun kondisinya. Bukankah Allah memberikan berbagai keringanan dalam pelaksanaannya ketika kondisi darurat?
Misal dalam perjalanan kita boleh melakukan sholat dengan jama’ dan qoshor, dalam kondisi sakit kita boleh sholat dengan duduk, tidur ataupun isyarat mata menyesuaikan dengan kondisi fisik kita.
Lalu bagaimana jika seseorang sudah sholat, tapi masih menunjukkan perilaku yang kurang baik? Itu pasti ada yang belum beres dengan sholatnya, jelas Ustadz Dedi.
Pagi itu Ustadz Dedi menutup ceramahnya dengan mempersilakan audiens untuk bertanya. Tanya jawab berlangsung hangat. Masalah yang dilontarkan siswa langsung mendapat tanggapan dari Ustadz Dedi.
Sebelum acara berakhir ada sesi yang sangat menarik yaitu kuis dan pembagian door prize untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
Apresiasi setinggi-tingginya pada Bapak/Ibu guru Pendidikan Agama Islam, panitia, juga BDI yang membuat acara Isra’ Mi’raj pagi ini berjalan lancar.
Harapannya semoga melalui peringatan Isra’ Mi’raj ini kita semua bisa Istiqomah dalam menjaga sholat lima waktu, dan ke depan siswa Bintaraloka tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga mempunyai karakter yang membanggakan.
- Merajut Toleransi Melalui Pelaksanaan Sekolah Moderasi Beragama - December 7, 2024
- Mading Sekolah: Media Informasi, Menggiatkan Literasi dan Wadah Berekspresi - December 6, 2024
- Pemberdayaan Perempuan Aisyiyah Melalui Lomba Olahan Pangan Lokal dan Gerakan Lumbung Hidup - December 3, 2024