Manisnya Sehari Perjalanan di Bumi Bung Karno

Bagaimana jika emak- emak pergi mbolang bersama? He.. he.. rame pokoknya, bahkan kadang kadang mengalahkan ramainya anak kecil.. eh..😅

Mbolang, adalah istilah yang sering kami gunakan untuk bepergian. Mbolang  berasal dari kata bolang. Inspirasi kata ini berasal dari sebuah acara televisi yang  berjudul Si Bolang, artinya Bocah Petualang alias anak yang suka bepergian ke sana kemari dan menemukan kebahagiaan dalam petualangannya.

Pak Gito yang batal ikut, dokumentasi pribadi

Perjalanan mbolang kali ini diikuti oleh alumni SD  Bareng yang berjumlah sembilan orang. Seharusnya ada sepuluh. Tapi karena kesibukan yang tidak bisa ditinggal, Pak Gito salah satu teman kami batal ikut meski sudah terlanjur pesan tiket.

Tujuan utama kami  adalah ke kota Blitar. Makam Bung Karno, Istana Gebang dan Candi Penataran adalah destinasi utama kami. Namun karena keterbatasan waktu tujuan ke Penataran akhirnya tidak bisa terlaksana.

Suasana di stasiun, dokumentasi pribadi

Tiket sudah dipesankan seminggu sebelumnya. Lewat aplikasi seorang teman, sepuluh tiket pulang pergi Malang -Blitar berhasil dibeli dengan harga tiket sekali perjalanan Rp12.000,00.

Hari dan jam keberangkatan sudah ditentukan yaitu Sabtu, 3 Juni 2023 , kereta Penataran berangkat pukul 07.14.

Sebagai antisipasi supaya jangan sampai terlambat, kami berjanji untuk bertemu di Stasiun Kota Baru Malang pukul 06.30.

Maka demikianlah, sepagi itu kami sudah siap di depan stasiun dengan dresscode yang sudah ditentukan. Baju kotak-kotak, celana jeans dan bersepatu. Biar cantik saat dipotret. He..he..

Pak Gito mengantarkan sampai kereta, dokumentasi pribadi

Sebagai wujud perhatiannya, meski tidak jadi ikut Pak Gito mengantarkan kepergian kami di stasiun Kota Baru Malang sampai naik Kereta Api. Barangkali Pak Gito takut emak emak ini tidak tahu jalan ya…

Sekitar pukul tujuh kami menaiki kereta Penataran gerbong enam. Suasana begitu ramai. Libur panjang empat hari di awal bulan Juni ini membuat penonton melimpah di stasiun.

Tiba di Stasiun Blitar, dokumentasi pribadi

Sekitar pukul sembilan lebih kami sampai di Stasiun Blitar. Setelah istirahat sejenak, agenda selanjutnya adalah mencari sarapan. Dari berbagai info yang masuk akhirnya pilihan kami jatuh pada Rumah Makan Padang Murah yang berlokasi di Jalan Mastrip Blitar.

Sarapan dulu, dokumentasi pribadi
Sarapan dulu, dokumentasi pribadi

Berbagai macam hidangan disediakan. Kami tinggal ambil, menunjukkan makanan yang ada di piring dan harga langsung ditentukan. Praktis sekali.

Lezatnya sayur singkong, ayam goreng dan sambel ijo, ditemani segelas teh hangat benar-benar  memberikan semangat pagi itu.

Setelah sarapan kami bergegas meneruskan perjalanan. Mulanya kami akan pesan gocar untuk pergi ke Makam
Bung Karno. Namun apa daya, sampai setengah jam kami tidak juga mendapatkan driver. Akhirnya rencana langsung diubah dengan menyewa becak.

Berkeliling Blitar dengan becak, dokumentasi pribadi

Karena ada sembilan orang dalam rombongan, maka ada lima becak yang disewa. Empat becak dinaiki dua penumpang, satu becak satu penumpang.

Setelah deal dengan ongkos dan perjalanan yang akan dilakukan dengan para penarik becak, perjalanan pun dilanjutkan menuju Makam Bung Karno.

Aha… Berkeliling Kota Blitar dengan becak sungguh mengasyikkan. Ritme kehidupan tiba tiba terasa begitu santai, jauh dari segala ketergesaan. Apalagi suasana jalanan kota Blitar yang jauh lebih sepi dibanding kota Malang.

Agenda haul Bung Karno, dokumentasi pribadi

Bulan Juni adalah bulannya Bung Karno. Begitu keterangan Pak penarik becak pada kami. Ada tiga event besar di kota Blitar dalam bulan Juni ini, yaitu tanggal 1, 6 dan 21 Juni.

Tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila dimana Bung Karno adalah penemu dan  penggagas Pancasila, tanggal 6 Juni adalah hari lahir Sang Proklamator, dan 21 Juni adalah hari wafatnya Bung Karno.

Setiap tanggal diperingati dengan perayaan khusus. Dengan tumpengan, brokohan ataupun peringatan haul.

Hal tersebut dipertegas dengan keterangan Mbak Nurin dari Perpustakaan Bung Karno. Perpustakaan yang berlokasi di bagian depan area Makam Bung Karno ini ditata demikian apik. Ada ruang koleksi buku juga memorabilia.

Salah satu koleksi memorabilia, Bung Karno, Dr Sama dan Mister Iskaq pendiri PNI, dokumentasi pribadi
Koleksi ruang memorabilia, dokumentasi pribadi
Riwayat Bung Karno, koleksi ruang memorabilia, dokumentasi pribadi
Teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno, koleksi ruang memorabilia, dokumentasi pribadi

Memorabilia adalah tempat koleksi barang- barang kenangan tentang Bung Karno. Ada banyak foto-foto beliau mulai dari zaman sekolah, menjadi presiden hingga akhirnya wafat, juga barang -barang yang sering dipakai Bung Karno.

Menurut Mbak Nurin dalam bulan Juni ini banyak kesibukan yang dilakukan untuk memperingati jasa-jasa Sang Proklamator. Antusias warga pada bulan Bung Karno ini ditampakkan dengan banyaknya kunjungan ke makam Bung Karno di bulan Juni.

Para pedagang cinderamata di jalan menuju makam Bung Karno, dokumentasi pribadi

Banyaknya pengunjung adalah berkah rezeki bagi para pedagang di depan maupun di tempat pembelian oleh-oleh di bagian belakang makam.

Saat kami datang ke makam Bung Karno, banyak sekali peziarah, sehingga yang berdoa ataupun nyekar di makam dibuat bergantian.

Suasana ziarah di makam Bung Karno dibuat bergantian, dokumentasi pribadi

Adalah Pak Juni, petugas di area tersebut yang dengan sabar mengarahkan para peziarah, bahkan rela menjadi juru potret dari masing masing rombongan.

Ziarah di makam Bung Karno, dokumentasi pribadi

Lepas ziarah kami meninggalkan area makam lewat jalan keluar yang sudah ditata sedemikian rupa sehingga kami harus berputar di kawasan oleh-oleh.

Ada berbagai barang dagangan ditawarkan. baju-baju, aneka makanan khas Blitar seperti bumbu pecel, jenang dan dodol, beraneka ragam cindera mata, mainan dan banyak lagi. Saya sendiri membeli bros dan gelang dengan harga yang begitu murah. Lima belas ribu rupiah untuk tiga bros dan dua buah gelang.

Sesudah berputar- putar di pasar oleh-oleh kami menuju becak yang sudah menunggu di tempat parkir. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Istana Gebang, tempat kediaman Bung Karno di masa kecil dan remaja.

Tiba di Istana Gebang, dokumentasi pribadi
Balai Kesenian Istana Genbang, dokumentasi pribadi

Pak penarik becak melayani kami dengan ramah meski harus menunggu lama. Sambil menunggu teman lain yang berbelanja kami berbincang-bincang dengan bapak-bapak penarik becak.

Dari obrolan kami siang itu ternyata keberadaan becak sebagai kendaraan wisata yang dipakai berkeliling kota Blitar sudah mulai tergerus dengan berbagai angkutan online. Jika dulu mereka bisa mendapatkan beberapa order dalam satu hari , kini satu order saja sudah bagus.

Bagi saya pribadi, menggunakan becak berkeliling sekitar kota Blitar sangat nyaman. Ongkosnya tak begitu mahal, bapak-bapaknya sabar menunggu pula.

Kira-kira pukul satu kami tiba di Istana Gebang. Tampak nyata ada kesibukan di sana. Tenda-tenda didirikan dan pengunjung gedung kesenian begitu banyak.

Baliho event Bung Karno Run 2023, dokumentasi pribadi
Pendaftaran Bung Karno Run 2023, dokumentasi pribadi

Aha, rupanya kedatangan kami bertepatan dengan akan diadakannya Bung Karno Run 2023. Lomba lari ini diadakan tanggal 4 Juni 2023 oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Blitar.

Meja dan kursi di Istana Gebang, dokumentasi pribadi
Salah satu sudut ruangan Istana Gebang, dokumentasi pribadi
Foto-foto dan kamar tidur di Istana Gebang, dokumentasi pribadi

Memasuki Istana Gebang membuat kami seolah terlempar ke masa lalu. Suasana terasa demikian adem. Di ruang tamu sebuah lukisan besar Bung Karno di antara banyak orang seolah menyambut kedatangan kami.

Meja kursi kuno dengan taplak dan hiasan hiasan di tembok rumah seolah bercerita bagaimana keseharian kehidupan di rumah itu. Semua demikian cantik dan tertata apik.

Ramainya pengunjung di Istana Gebang, dokumentasi pribadi
Salah satu ruang di Istana Gebang, dokumentasi pribadi
Mobil Bung Karno, dokumentasi pribadi
Kayu bertuliskan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam bahasa Jepang di salah satu sudut istana Gebang, dokumentasi pribadi

Kami berkesempatan melihat kamar tamu, kamar pribadi Bung Karno, ruang dapur, ruang makan, juga mobil Bung Karno.

Halaman Istana begitu luas, menurut keterangan yang bertugas di sana, halaman rumah istana Gebang di masa lalu ada sekitar dua hektar. Wow, luas sekali.

Berfoto di istana Gebang, dokumentasi pribadi

Ada kesan yang begitu hangat di Istana ini. Ketika kami baru datang,  delapan gelas kopi menyambut kedatangan kami. Rupanya dari sponsor  penyelenggaraan event Bung Karno Run 2023.

Aih, nikmat sekali. Jam-jam sekian ngopi memang sangat mengasyikkan.

Setelah berfoto dan sholat di mushola Istana Gebang, kamipun melanjutkan perjalanan.

Segelas kopi penghangat suasana, dokumentasi pribadi

Stasiun Blitar menjadi tujuan utama. Ya, jam sudah menunjukkan hampir pukul tiga. Memang kereta kami baru berangkat menuju Malang jam 16.50 wib. Tapi jauh lebih aman berada di sekitar stasiun di jam-jam menjelang pukul empat.

Perjalanan dengan becak berakhir. Kami segera membayar ongkos perjalanan. Bapak-bapak penarik becak menerima pembayaran kami dengan wajah sumringah.

Siap balik kembali ke Malang, dokumentasi pribadi

Sebelum masuk stasiun kami menyempatkan diri dulu ke kedai bakso urat tak jauh dari situ. Hangatnya bakso dan manisnya minuman jeruk menutup perjalanan kami hari itu.

Ya, semua terasa hangat dan manis, semanis kesan sehari perjalanan kami di Bumi Bung Karno.

Salam….😊😊





Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

25 views