Kita Berbeda, Kita Bersama dalam Menjunjung Kebhinekaan

Pagi itu suasana gedung amphiteater 1 lantai 5 Malang Creative Centre (MCC) begitu ramai. Siswa dengan mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia tampak memenuhi ruangan. 

Ada yang berjalan- jalan ke sana sini, bergurau dengan teman ataupun ngobrol dengan orang tua mereka.

Para penari siap tampil, dokumentasi pribadi

Ya,  Senin pagi (02/06) SD Muhammadiyah 9 Malang telah melaksanakan perayaan Projek Penguatan  Profil Pelajar Pancasila dengan tema Kita Berbeda, Kita Bersama dalam Menjunjung Kebhinekaan. 

Perayaan P5 kali ini berupa unjuk atraksi seni oleh seluruh siswa kelas satu. Di SD ini kelas satu ada empat kelas yaitu kelas Ibnu Khaldun,  Ibnu Sina, Ibu Rusyd dan Ibnu Haitam.

Acara pagi itu dimulai pukul 08.30 dengan pembacaan Ayat Suci Alquran oleh empat orang siswa. Dengan lantunan yang indah, secara bergantian keempatnya membaca Qur’an Surah An Naziat ayat 1-37.

Pembacaan ayat suci Al-Quran, dokumentasi pribadi

Sesudah pembacaan ayat suci Al-Quran , semua yang hadir diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Sang Surya. Sang Surya adalah lagu Mars Muhammadiyah.

Atraksi seni adalah acara yang sangat ditunggu.

Atraksi seni pagi itu dibuka dengan suara gamelan yang demikian dinamis, mengiringi para penari kecil dengan  busana oranye yang demikian menyala.

Formasi penari Angguk Jos, dokumentasi pribadi

Tari Angguk Jos, itu nama tarian yang mereka bawakan. Diterangkan oleh pembawa acara bahwa  Angguk Jos  adalah tarian tradisional yang berkembang di daerah pedesaan Kabupaten Kulon Progo. 

Tarian ini merupakan tarian unik yang dilakukan untuk mengajak masyarakat agar melakukan kebajikan dan menjauhi perilaku menyimpang.

Gerakan penari yang lincah membuat penonton berkali kali bertepuk tangan.

Sesudah menyaksikan tari, penonton dihibur dengan permainan pianika. Tampilan siswa tampak demikian lucu dengan busana adat Jawa yang dikenakan.

Tampilan pianika, dokumentasi pribadi

Lagu yang dibawakan kali ini adalah Gundul-gundul Pacul, sebuah lagu yang tampak jenaka tapi sebenarnya sarat akan nasehat.

Lagu Gundul-gundul Pacul mengajarkan tentang watak seorang pemimpin yang baik.

Menurut lagu ini pemimpin  harus menjaga amanahnya dengan baik, tidak menyombongkan diri, dan menghindari sikap congkak. Kesombongan dapat membuat amanah tersebut terguling,  sia-sia, dan akhirnya tidak memberikan manfaat bagi sesama.

Sesudah lagu Gundul-gundul Pacul, acara dilanjutkan dengan fashion show. Luar biasa. Meskipun masih kecil, para siswa sudah menunjukkan keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi.

Busana  yang cantik juga berwarna-warni  seolah menggambarkan keceriaan mereka saat itu.

Para pemain fashion show , dokumentasi pribadi

Lewat fashion show ini dijelaskan betapa kayanya negeri kita akan busana adat. Sebuah kekayaan yang harus dilestarikan bersama dengan cara bangga mengenakannya.

Sebuah tarian kembali disajikan. Kali ini   irama yang menghentak terasa menghangatkan suasana. Yamko Rambe Yamko. Tarian dari Papua ini dibawakan oleh para siswa putra dengan penuh semangat.

Sebelum acara berakhir penonton dihibur dengan duet vocal yang membawakan lagu Cinta untuk Mama, dan paduan suara yang membawakan lagu Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia.

Paduan suara, dokumentasi pribadi

Lambaian bendera-bendera kecil merah putih dari para anggota paduan suara adalah gambaran rasa nasionalisme pada diri siswa.

Hari yang luar biasa. Kesibukan tampak dimana-mana.

Perayaan kali ini tentunya bisa berlangsung karena kerjasama yang baik antara orang tua dengan sekolah. 

Perayaan P5 bukan hanya tentang bagaimana mengajarkan karakter Pancasila , tapi juga wujud sinergi positif antara orang tua dan sekolah dalam menciptakan pembelajaran  yang lebih bermakna.

Salam edukasi 😊

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

9 views