Bonus Demografi, Sekolah Sadar Kependudukan dan Generasi Emas Indonesia

Berdasarkan pendataan yang dilakukan,   BPS (Badan Pusat Statistik) memprediksi bahwa  Indonesia  akan mengalami bonus demografi pada kurun 2030-2040.

Apakah maknanya? Diperkirakan pada kurun waktu tersebut kondisi masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (usia 15-64 tahun) dibandingkan usia non produktif.

Namun hakekatnya bonus demografi ini terbyata datang lebih awal. Hal tersebut bisa kita lihat dari hasil sensus penduduk tahun 2020 ini.

Ledakan jumlah penduduk menyebabkan berbagai masalah kependudukan, sumber gambar : https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/373/masalah-kependudukan-belum-mendapat-perhatian-semestinya

Jika dikelola dengan baik,  dengan banyaknya angka usia produktif sebuah negara akan mengalami  keuntungan ekonomi. Ya, saat jumlah usia produktif demikian banyak, tenaga kerja akan melimpah, angka ketergantungan menurun sehingga pendapatan bruto akan meningkat.

Sensus Penduduk 2020, Sumber gambar: sekretariat negara

Sebaliknya jika tidak dikelola dengan baik banyaknya usia produktif bisa menjadi bencana atau cacat demografi karena melimpahnya angka pengangguran yang berakibat pada timbulnya berbagai masalah sosial yang lain.

Dalam hal ini diperlukan peran sekolah untuk menanamkan kesadaran akan kependudukan pada siswa,  agar bonus demografi bisa memberikan manfaat yang nyata.

Sekolah sebagai agen perubahan diharapkan berkontribusi dalam mengatasi berbagai isu kependudukan dan membentuk generasi berencana yang sanggup menghadapi tantangan zaman.

Untuk itu, melalui kerjasama BKKBN, sekolah dan instansi yang terkait, dilaksanakan penyelenggaraan SSK (Sekolah Sadar Kependudukan) .

SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran, pembiasaan atau juga penyelenggaraan pojok kependudukan.

Integrasi dalam pembelajaran bisa dilakukan lewat RPP yang dibuat, sehingga diupayakan pembelajaran di dalam kelas bisa memuat isu-isu  kependudukan.

Ada banyak isu kependudukan yang bisa diangkat dalam pelaksanaan SSK misalnya tentang ledakan jumlah penduduk, masalah penduduk usia tua, meningkatnya usia produktif dan remaja, juga masalah urbanisasi dan pengembangan perkotaan.

Tentu saja integrasi masalah kependudukan dalam pembelajaran bisa dilakukan pada materi yang sesuai.

Dalam sebuah paparan tim penanggung jawab SSK di sekolah menjelaskan akan diadakannya pojok kependudukan yang akan berlokasi di Bintaraloka 3.

Siswa calon generasi emas 2045, dokumentasi pribadi

Pojok Kependudukan rencananya akan berisi tentang berbagai informasi tentang kependudukan, termasuk di dalamnya buku dan poster-poster. Bahkan dari informasi sekolah yang sudah melaksanakan SSK, di pojok tersebut  mungkin juga akan ada tempat untuk konsultasi kependudukan.

Diharapkan juga dengan dicanangkannya SSK ini  pemahaman siswa akan dampak penduduk yang tidak terkendalikan bisa lebih meningkat, sehingga para siswa serta para remaja pada umumnya dapat berperan serta untuk meningkatkan usia nikah pertama serta meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya.

Sumber gambar: inatanaya.com

Ya, siswa sekarang akan mengambil peran penting di berbagai sektor kira-kira 10 atau 20 tahun mendatang.
Semoga dengan mempersiapkan siswa  dengan sungguh- sungguh sejak sekarang ,  mereka akan menjadi generasi emas tahun 2045 yang membawa kemajuan negeri tercinta Indonesia.

Salam Bintaraloka:)

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

97 views