Lampu gedung dimatikan. Suasana menjadi gelap. Intro musik yang mengalun membuat saya tiba- tiba terlempar ke masa lalu.
Dari arah pintu masuk Imraan dengan senyumnya yang khas mengalunkan sebuah lagu. O Sole Mio. Lampu kembali benderang dan suasana terasa demikian hangat.
Che bella cosa, ‘na jurnata ‘e sole (Sungguh indah, hari yang cerah)
N’aria serena doppo ‘na tempesta (Udara tenang setelah badai)
Pe’ l’aria fresca pare già ‘na festa (Udara segar sudah terasa seperti pesta)
Sampai di depan, dua orang penyanyi yang lain muncul. Addin dan Danendra. Aha… The Trinors dengan suara mereka yang demikian memukau mengeksekusi nada nada dari O Sole Mio dengan demikian manis.
Senyum selalu mengembang di wajah mereka. Belum selesai. Menjelang lagu berakhir, muncul Kak Oni. Dan kolaborasi keempatnya membuat lagu ini benar benar terasa istimewa.
Sebuah tampilan yang penuh kejutan. Betapa tidak? Selama ini saya lebih mengenal Imran sebagai pemain pantomim, teater juga dirigen paduan suara.
Addin lebih saya kenal sebagai fotografer yang pendiam, dan Danendra sebagai pemain olah raga. Tapi hari itu mereka seperti menjadi sosok yang lain. Powerful. Dan lewat kolaborasi dengan Kak Oni mereka membuat lagu lawas ini terasa begitu cantik.
Applaus penonton begitu meriah setelah mereka mengakhiri penampilan pagi itu.
Tentang Lagu O Sole Mio
O Sole Mio adalah lagu Italia yang sangat digemari. Bahkan seperti menjadi ‘lagu wajib’ bagi orang Napoli.
Menggunakan bahasa dialek Napoli lagu ini diciptakan oleh Giovanni Capurro (1898), dengan komposisi melodi oleh Eduardo di Capua dan Alfredo Mazzucchi.
Almarhum Elvis Presley pernah mempopulerkan lagu ini kembali dengan menggunakan irama O Sole Mio untuk lagu Its Now or Never pada tahun 1960.
Lagu ini memiliki syair yang demikian puitis yang menggambarkan perasaan yang mendalam tentang kerinduan, pengabdian dan kegembiraan saat berada di tengah orang yang dicintai.
Sole Mio artinya Matahariku. Mungkin matahari digunakan penciptanya karena Napoli adalah daerah di Italia yang berlimpah sinar matahari.
Mengapa matahari dipakai sebagai lambang cinta? Kemunculan sinar matahari selalu memberikan kehangatan, harapan dan kegembiraan pada manusia. Sinar matahari adalah lambang optimisme kita untuk melangkah ke depan
Matahari juga lambang dari sebuah kesetiaan. Bukankah dia tak henti menyinari kita di saat dan jam yang sama selama berabad abad? Kemunculannya adalah ibarat kesetiaan dan janji yang selalu ditepati. Tak berlebihan jika beberapa penyair mengatakan bahwa mentari adalah gambaran dari sosok yang tak pernah ingkar janji.
Lewat lagu ini pengarangnya seolah menggambarkan bahwa begitulah seharusnya cinta. Ia memberikan kegembiraan, kehangatan, kekuatan dan optimisme dengan penuh kesetiaan pada orang yang dicintai.
Membawakan lagu ini di kala wisuda seperti kemarin terasa begitu tepat. Bukankah dalam wisuda kita berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai? Teman, ayah, ibu atau bahkan adik juga kakak.
Dalam acara tersebut kita bisa saling berbagi rasa gembira. Ada keakraban dan optimisme dalam wisuda. Ya, di antara kehangatan hari itu terucap optimisme wisudawan dan wisudawati dalam sebuah janji yang berkali- kali diucap. See you on the top. Semoga kita bertemu lagi dalam prestasi yang lebih baik.
O Sole Mio…
Baca juga:
Karena tidak bisa memvideo secara lengkap yuk tetap kita nikmati lagu legendaris ini lewat Il Volo😊
- Merajut Toleransi Melalui Pelaksanaan Sekolah Moderasi Beragama - December 7, 2024
- Mading Sekolah: Media Informasi, Menggiatkan Literasi dan Wadah Berekspresi - December 6, 2024
- Pemberdayaan Perempuan Aisyiyah Melalui Lomba Olahan Pangan Lokal dan Gerakan Lumbung Hidup - December 3, 2024
Mantaaap…Semangat terus ya Bu Yuli….