“Jadi nonton yang jam berapa?” tanya anak saya Minggu pagi itu. Ia memang berjanji akan mengajak saya melihat Rumah Dinas Bapak, film Dodit yang terbaru. Demi melihat ekstra film ini ketika kami menonton film Sekawan Limo, saya benar-benar penasaran dengan film ini.
“Ini horor ‘kan? Jam satu siang saja ya Le..,” kata saya.
He.. he..sengaja saya pilih jam satu siang karena cuaca terang benderang.
Aslinya saya memang agak penakut, kurang suka film horor. Tapi karena pemain utamanya Dodit, saya langsung kepingin lihat. Bagaimana bisa tampilan seperti Dodit hendak menakut-nakuti para penonton, pikir saya
Akhirnya deal, kami menonton film jam 13.15 di Dieng Cyber Mall yang jaraknya kira-kira 15 menit dengan berkendara sepeda motor dari rumah kami.
“Ini film horor, jadi tolong hargai saya,”
Kalimat itu muncul di awal cerita dan memaksa penonton tertawa melihat gaya Dodit yang sok serius
Film ini bercerita tentang masa kecil Dodit. Keluarganya harus pindah karena ayah, sang kepala keluarga (diperankan oleh Dodit Mulyanto) mendapat tugas baru di hutan terpencil di kawasan Blitar.
Adegan dibuka dengan pindahan sebuah keluarga menuju daerah lain. Pick up yang berisi berbagai macam barang sudah siap membawa keluarga ini berangkat menuju tempat tugas baru.
Mereka berangkat ke tempat baru pada hari Kamis Kliwon. Ibu (Putri Ayudya), Dodit kecil (Oktavianus Fransiskus), Mbak Lis (Yasamin Jasem), dan Mas Dewo (Elang El Gibran) meski berat hati juga ikut pindah.
Begitu datang di rumah dinas, berbagai pertanda buruk muncul. Tempat yang mereka tinggali ternyata angker dan menyimpan cerita sedih di masa lalu. Rumah mereka ternyata dulunya adalah penjara bagi blandong atau pencuri kayu di zaman penjajahan Belanda.
Di bagian depan rumah terdapat bangunan seukuran kamar yang dulunya dipakai untuk memenjarakan Mimin, kekasih pemilik rumah yang dalam keadaan hamil hingga melahirkan dan meninggal di situ.
Arwah Mimin yang penasaran selalu melakukan teror pada keluarga yang tinggal di rumah ini setiap hari Kamis Kliwon.
Akhirnya film ini banyak berisi teror yang dilakukan Mimin setiap Kamis Kliwon.
Teror Mimin kian menjadi ketika Mbak Lis melahirkan. Bahkan Mimin berani menculik bayi Mbak Lis dan dibawa ke kamarnya yang merupakan ruangan penjara di rumah itu.
Ketika film dibuka dengan monolog Dodit di atas, saya berpikir pasti film ini tidak begitu menakutkan. Tapi ternyata dugaan saya salah. Film ini terasa menegangkan apalagi settingnya sebagian besar malam hari.
Efek dari gambar maupun suara berhasil membangun kesan seram film ini. Untungnya ada Kasno dan Sugeng, dua orang pegawai jogowono yang membuat ketegangan berkurang karena kelucuan mereka.
Kehadiran Mbah Slamet yang menyingkap cerita masa lalu tentang sejarah rumah itu membuat alur cerita semakin menarik.
Satu hal yang saya catat , bapak, ibu dan Dewo sama sekali tidak pernah diganggu oleh hantu Mimin. Yang sering diganggu adalah Dodit kecil, Mbak Lis, Kasno dan Sugeng.
Jika diamati, bapak,Ibu, juga Dewo adalah sosok yang lebih tenang dan tidak penakut dibanding yang lain, jadi secara tersirat film ini memberikan pesan bahwa ketenangan dan keberanian membuat makhluk tak kasat mata lebih sulit mengganggu kita.
Meski alur ceritanya amat sederhana, Rumah Dinas Bapak bisa menjadi alternatif hiburan yang menyenangkan bersama keluarga. Film dengan batas usia 13 tahun ke atas ini bisa membuat kita tegang, sekaligus tertawa geli mendengar dialog dan ulah pemain
- Latihan Soal Bangun Ruang Sisi Datar - November 19, 2024
- Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus, Balok, Prisma dan Limas) - November 18, 2024
- Bangun Ruang Sisi Datar (Panjang Kerangka dan Luas Permukaan) - November 18, 2024