Hargai Perbedaan dan Tumbuhkan Toleransi Melalui Sekolah Moderasi Beragama

Mari kita jadikan perbedaan sebagai anugerah, bukan sebagai penghalang. Bersama kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang harmonis.

Pagi yang dihiasi gerimis tidak menyurutkan semangat warga Bintaraloka hari itu. Ya, setelah sehari libur Pilkada, hari Kamis (27/11) sekolah kami akan didatangi visitor  dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur untuk melakukan verifikasi Lomba Sekolah Moderasi Beragama  

Apakah  Moderasi beragama itu?

Berfoto bersama di aula Bintaraloka, dokumentasi Bintaraloka

Moderasi beragama adalah sebuah usaha untuk mengutamakan keseimbangan dalam hal memahami dan mengamalkan ajaran agama.

Jika diibaratkan sebagai pendulum, bandul yang mengarah ke kanan merupakan fundalisme, sedangkan yang mengarah ke kiri adalah liberalisme. 

Moderasi terletak ditengah-tengah, yang menarik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri, sehingga moderasi hadir sebagai solusi dalam mengatasi multikulturalisme yang ada di Indonesia.

Negara kita begitu kaya akan keberagaman. Baik agama, suku bangsa, maupun adat istiadat.  Hal tersebut bisa menjadi potensi kekayaan yang tiada tara, tapi juga menjadi potensi desintegrasi jika kita tidak bisa mengelolanya.

Melalui moderasi beragama bisa dipupuk jiwa toleransi dan menghargai perbedaan pada diri setiap siswa. 

Berkegiatan bersama tanpa membedakan latar belakang sebuah ciri Moderasi Beragama, dokumentasi pribadi

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya generasi penerus harus memainkan peran penting sebagai agen perubahan positif dalam membangun toleransi dan pengertian di antara siswa.

Ada sembilan nilai moderasi beragama yang meliputi :

1. Toleransi yang bermakna saling menghargai antar keyakinan dan pandangan yang berbeda. Dengan toleransi kita bisa hidup berdampingan dengan damai meski memiliki berbagai latar belakang yang berbeda.

2. Keadilan yang bermakna bahwa setiap individu mendapatkan perlakuan yang adil tanpa diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan.

3.Keterbukaan, dengan keterbukaan maka prasangka antar individu bisa dikurangi dan memperkuat rasa pengertian.

4. Dialog yang bermakna adanya percakapan konstruktif antar pemeluk agama yang berbeda untuk membahas isu-isu yang penting. Dialog bisa memperkuat persatuan dalam keberagaman.

5. Perdamaian yang bermakna mengutamakan penyelesaian konflik dengan dialog dan menghindari kekerasan.

6.Etika. nilai ini mengajarkan agar semua bisa menjalankan ajaran agama dengan cara yang etis dan bermartabat, menghindarkan diri dari berbagai macam praktik yang merugikan orang lain.

7.  Kemanusiaan. Nilai ini mengajak kita semua untuk menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas kepentingan agama. Nilai ini juga mengajak kita untuk  memahami bahwa semua orang memiliki hak yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tanpa memandang agama atau keyakinan mereka.

8. Inklusivitas. Nilai ini memberikan kepastian bahwa setiap orang apapun latar belakangnya bisa diterima dan memiliki tempat di masyarakat.

9. Penghargaan terhadap Tradisi. Nilai ini mengajak kita untuk mempertahankan dan menghargai tradisi yang positif dan tidak merendahkan tradisi orang lain.  Penghargaan terhadap tradisi membuat keberagaman makin lestari dan bisa memperkaya pengalaman spiritual masyarakat.

Di kota Malang ada tiga sekolah yang akan diverifikasi yaitu SD Insan Amanah, SMP Negeri 3 Malang dan SMK Negeri 8 Malang.

Sambutan atas kehadiran tim verifikasi dilaksanakan oleh tim Paskibra dan diikuti dengan pengalungan selendang oleh dua orang siswa. Satu orang siswa sebagai representasi dari siswa beragama Islam dan satu siswa yang lain dari siswa beragama Hindu.

Bertugas menyambut tamu, dokumentasi pribadi

Sesudah acara seremonial di halaman depan, rombongan yang terdiri dari visitor, pengawas SMP dan Kemenag serta kepala sekolah ini langsung diterima di ruang Kepala Sekolah.

Setelah sejenak berbincang -bincang dengan Bapak Kepala SMP Negeri 3 Malang Drs Teguh Edy Purwanta, rombongan melakukan peninjauan ke kelas-kelas, masjid, perpustakaan, ruang pembelajaran agama Kristen, ruang guru, BK dan aula Bintaraloka dua.

Berbincang dengan Bapak Kepala Sekolah, dokumentasi pribadi
Juri mengunjungi kelas, dokumentasi pribadi
Mengunjungi perpustakaan , dokumentasi pribadi

Di aula Bintaraloka dua dilakukan wawancara dengan para guru yang bertugas dan para siswa yang mewakili agama yang ada di SMP Negeri 3 Malang yaitu Islam, Kristen, Katholik dan Hindu.

Bapak Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan ikut hadir dalam acara visitasi, dokumentasi Bintaraloka

Acara wawancara berjalan lancar. Di tengah tengah acara tersebut hadir pula Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Suwarjana, SE, MM. 

Kehadiran Bapak Kepala Dinas Pendidikan membuat tim SMP Negeri 3 Malang semakin bersemangat dalam acara verifikasi pagi itu.

Perbedaan adalah anugerah, dokumentasi pribadi

Acara pagi ini diakhiri sekitar pukul dua belas siang dengan berfoto bersama di halaman depan sekolah.

Akhirnya semoga acara verifikasi hari ini bisa memberikan hasil yang terbaik. Dan yang paling penting semoga  ke depan semua warga sekolah  akan lebih memahami nilai nilai moderasi beragama sehingga kita semua bisa saling berdampingan dalam keberagaman.

Ya, perbedaan adalah keniscayaan. Hidup rukun berdampingan dalam perbedaan adalah kunci kedamaian. 

Hidup rukun dalam perbedaan, dokumentasi Ahfi

Mari kita jadikan perbedaan sebagai anugerah, bukan sebagai penghalang. Bersama kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang harmonis di sekolah.

Salam Moderasi ..šŸ˜Š

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

45 views