Siang itu saya mendapatkan dua buah majalah dari Bapak Fabi, salah satu anggota tim Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tema tiga kelas tujuh.
Majalah dengan ukuran kertas A5 dengan warna- warni yang cerah dengan kertas mengkilap agak tebal. Ada tulisan besar-besar di covernya “Harmoni Nusantara”.
Saya mulai menjelajah dari halaman pertama. Sesudah kata pengantar, diulas sebuah lagu dari Sumatera Barat yang berjudul Ayam den Lapeh.
Diterangkan dalam majalah bahwa lagu tersebut berasal dari Minangkabau, dan diciptakan oleh Nuskan Syarif.
Lagu Ayam den Lapeh menggambarkan tentang kesedihan akibat kehilangan sesuatu yang berharga, yang diibaratkan seperti ayam yang lepas.

Menuju halaman berikutnya diulas lagu Sinanggar Tulo dari Batak. Di sini dipaparkan arti dan sejarah lagu Sinanggar Tulo, juga diterangkan bahwa lagu ini sering digunakan sebagai pengiring acara adat.
Sebuah majalah yang sangat istimewa. Betapa tidak? Majalah ini adalah karya siswa kelas tujuh sebagai salah satu tugas dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila semester ini benar-benar kental dengan nuansa budaya.
Jika kelas sembilan mengambil tema topeng Malangan, kelas delapan Batik Malangan, maka kelas tujuh mengambil tema Harmoni Musik Nusantara.

Menurut Bapak Mubin, ketua tim projek tema tiga, latar belakang pengambilan tema ini adalah karena banyak anak-anak yang tidak mengetahui tentang lagu daerah , baik karena tidak hafal, tidak tahu dari daerah mana, lebih-lebih cerita atau pesan apa yang ada di dalamnya.
Anak anak lebih banyak mengenal lagu kekinian daripada lagu- lagu daerah Nusantara.
Dengan pengambilan tema ini diharapkan anak- anak lebih memahami lagu daerah dan dan budaya Nusantara sekaligus berusaha melestarikannya.
Diterangkan oleh Ibu Ahfi, koordinator projek bahwa membuat majalah adalah sebagai bentuk awal anak-anak memahami lagu daerah Nusantara.
Di dalam majalah ini dituliskan asal daerah, lirik lagu, pencipta dan tahunnya (jika ada), juga manfaat atau kegunaan lagu ( misal untuk dolanan, legenda, atau doa pemujaan).

Selain membuat majalah, dalam P5 kali ini siswa juga mendapatkan paparan materi tentang tari daerah dan lagu Nusantara untuk memperdalam pemahaman mereka tentang kekayaan budaya Nusantara.
Pembuatan majalah sendiri dilakukan secara berkelompok dengan tema yang berbeda di setiap kelas. Ada sembilan tema yang berbeda sesuai dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Ada kelas yang mendapatkan tema Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sebagainya.

Hal yang luar biasa adalah anak- anak hanya memerlukan waktu selama 1-2 minggu untuk merancang majalah sekaligus mengumpulkannya dalam bentuk hard copy.
Nah, apa saja yang dipelajari siswa dari giat P5 khususnya pembuatan majalah ini? Dari kegiatan ini siswa bisa belajar ketrampilan jurnalistik utamanya bagaimana cara menulis artikel, mengedit, fotografi juga desain grafis. Selain hal tersebut, siswa juga belajar bagaimana bekerja dalam kelompok, meningkatkan kerjasama, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Sebuah kegiatan yang luar biasa. Lewat kegiatan P5 bisa didapatkan berbagai manfaat sekaligus meningkatkan rasa cinta siswa terhadap budaya terutama lagu Nusantara.
Ya, jika bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai Budaya Nusantara?
- Soal Volume dan Luas Permukaan Kerucut (BRSL 3) - February 9, 2025
- Contoh Soal Volume dan Luas Permukaan Tabung ( BRSL 2) - February 9, 2025
- Menyajikan Data dalam Berbagai Bentuk Diagram - February 9, 2025
Projek berkebhinekaan global membelajari anak2 menghargai perbedaan. Mantap.
Sebuah kegiatan yang luar biasa yang memiliki tujuan meningkatkan rasa cinta pada budaya terhadap lagu Nusantara
Bintaraloka mengenal dan mencintai lagu-lagu daerah Nusantara. Yes
Luar biasa anak-anak kelas VII…
Semoga mereka menjadi penjaga Nusantara yg hebat dg mengenali dan mencintai budayanya, aamiin
Luar biasa. Kegiatan positif yg sangat keren, semoga p5 tetap ada agar anak anak bisa belajar ttg budaya Nusantara 😊 SMP 3? Okeee
Harmoni Nusantara, upaya warga Bintaraloka dalam merajut persatuan bangsa melalui keindahan lagu daerah dan penyerapan budaya bangsa sebagai wujud sekolah moderasi beragama. Terimakasih ulasannya Bu Yuli.