Sabtu pagi di Bintaraloka. Begitu panitia memberikan aba-aba untuk berangkat, peserta pawai segera berjalan.
Rombongan pawai terdepan mengenakan baju adat Timor dengan warna yang didominasi hitam dan merah. Perpaduan warna yang cantik.
Selain membawa banner bertuliskan Treasure in Timor peserta pawai membawa miniatur komodo dan rumah adat Mbaru Niang serta sasando.
Pemandangan yang sangat menarik. Beberapa pengendara di jalan berhenti sejenak untuk menikmati tampilan cantik para siswa kelas 9.1 Bintaraloka dalam acara pawai budaya pagi itu.
Pawai budaya adalah salah satu acara puncak peringatan HUT ke 74 SMP Negeri 3 Malang.
Dalam pawai ini tiap kelas membawakan tema daerah daerah di Indonesia dan Timor adalah salah satunya.
Lalu bagaimana proses penemuan ide judul pameran?
Judul pameran ditemukan saat pembuatan poster dan design untuk pameran. Pameran mengambil judul “Treasure in Timor” karena banyak kekayaan budaya, adat serta kondisi alam Pulau Timor yang belum kita ketahui bersama.
Budaya dan keadaan alam yang sangat indah sehingga mengetahui hal tersebut seolah mendapatkan harta Karun atau pengetahuan baru yang menakjubkan.
Persiapan pemeran dilakukan oleh kelas 9.1 saat bulan puasa sebelum pelaksanaan PAT.
Pengerjaan dilakukan di rumah salah satu panitia pameran, dan terjeda sejenak saat PAT berlangsung.
Setelah PAT pekerjaan dilanjutkan lagi, dan kembali terhenti sejenak saat Lebaran.
Untuk kelengkapan pawai kelas 9.1 membuat maket rumah mbaru niang, gapura, sasando, dan tiruan komodo sebesar 1 meter sebagai ikon.
Komodo dan rumah Mbaru Niang adalah dua hal yang sangat menarik dari Pulau Timor. Jika komodo terkenal karena merupakan satwa langka dari daerah Timor, maka rumah Mbaru Niang adalah rumah adat yang terkenal akan keunikan dan keindahannya.
Segala persiapan pameran dikerjakan bersama-sama oleh semua siswa dan selalu diadakan pembaruan setiap mengerjakan hal yang baru.
Dalam persiapan pameran ini peran bagian publikasi sangat penting. Tugas publikasi adalah menyiapkan sesuatu yang baru dari poster, banner, stand banner, brosur, dan konten media sosial.
Jika dihitung, maka seluruh persiapan pameran ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 1 bulan sebelum pelaksanaan.
Pameran berlangsung demikian meriah. Lebih- lebih di depan stand ada dua orang siswa yang bertugas melakukan propaganda agar banyak pengunjung yang mampir ke stand nya.
Antusias pengunjung ditunjukkan dengan panjangnya antrean yang akan masuk stand , dan tempat apresiasi yang penuh dengan kertas warna-warni yang berisikan pesan dan kesan pengunjung.
Sungguh sebuah event yang memberikan banyak pelajaran bagi para siswa. Menurut kelas 9.1, event seperti ini sangat dibutuhkan untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Harapannya semakin banyak anak muda yang mau mempelajari dan menampilkan budaya di Indonesia yang demikian beragam.
Salam Bintaraloka š
- Merajut Toleransi Melalui Pelaksanaan Sekolah Moderasi BeragamaĀ - December 7, 2024
- Mading Sekolah: Media Informasi, Menggiatkan Literasi dan Wadah BerekspresiĀ - December 6, 2024
- Pemberdayaan Perempuan Aisyiyah Melalui Lomba Olahan Pangan Lokal dan Gerakan Lumbung HidupĀ - December 3, 2024