Long March Napak Tilas Jejak Perjuangan Pahlawan Hamid Rusdi

Pagi itu suasana terasa demikian istimewa di Balaikota Malang. Di bagian dalam ratusan siswa dan pembina berseragam pramuka siap apel, sementara di bagian luar orang tua atau pengantar siswa mengikuti acara dengan sabar.

Menjelang berangkat, dokumentasi P.Gerry

Ya, hari itu Sabtu, 12 Nopember 2022 akan diberangkatkan rombongan peserta long march, napak tilas jejak perjuangan pahlawan Hamid Rusdi dari Balaikota hingga Wonokoyo sebagai bagian dari Peringatan Hari Pahlawan 2022.

Mengenal Pahlawan Hamid Rusdi

Patung Hamid Rusdi, Sumber gambar : Malang Times

Hamid Rusdi adalah pahlawan nasional yang berasal dari kota Malang. Pahlawan Hamid Rusdi diabadikan dalam sebuah patung yang terletak di Jalan Simpang Balapan Ijen Malang

Hamid Rusdi merupakan pahlawan tiga masa, yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, serta kemerdekaan.

Hamid Rusdi lahir pada 1911 di Desa Sumbermanjingkulon, Pagak, Kabupaten Malang.

Ketika penjajahan Belanda, beliau aktif di bidang kepanduan.

Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Hamid Rusdi menyusup ke dalam PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1943. Saat itu Hamid Rusdi berpangkat Sudanco (Letnan I) dan ditugaskan di Malang.

Di hadapan Jepang, Hamid Rusdi sibuk latihan militer. Secara underground, beliau sibuk mempersiapkan laskar perlawanan Jepang.

Upaya Hamid Rusdi membawa hasil dimana akhirnya Karesidenan Surabaya masuk wilayah RI, dan pasukan tentara Jepang di Malang bisa dilucuti.

Hamid Rusdi juga pencetus Malang Lautan Api. Di tahun 1947 ketika terjadi agresi militer pertama, beliau menjadi perwira tertinggi di Malang yang bertugas mempertahankan kota dari serbuan Belanda.

Di sinilah aksi legendaris Hamid Rusdi terjadi. Beliau berkeliling kota mengendarai jeep dan memerintahkan seluruh rakyat menghanguskan bangunan Belanda. Inilah peristiwa Malang Lautan Api.

Pada 8 Maret 1949, Hamid Rusdi pulang dan berpamitan pada istri beliau, Siti Fatimah. Ternyata itu adalah pertemuan terakhir dengan sang istri karena sesudahnya Hamid Rusdi gugur dalam pertempuran melawan Belanda di Wonokoyo.

Hamid Rusdi dikenal cakap berstrategi. Beliau pandai memainkan strategi komunikasi menggunakan bahasa walikan.
Bahasa yang merupakan sandi pertempuran ini sampai sekarang menjadi bahasa khas arek Malang.

Long March Napak Tilas Jejak Perjuangan Pahlawan Hamid Rusdi 2022

Dari Sabang sampai Merauke, dokumentasi P. Gerry


Long March yang diadakan oleh Kwarcab Pramuka dan Pemerintah Kota Malang ini mengambil start di Balaikota Malang.

Suasana pemberangkatan demikian meriah. Bendera merah putih tegar berdiri dengan tongkat dalam genggaman tangan siswa.

Lagu lagu nasional yang demikian menggugah semangat dikumandangkan. Lagu Maju Tak Gentar, Hari Merdeka dan terakhir Dari Sabang sampai Merauke.

Di saat menyanyikan dari Sabang sampai Merauke bendera dikibar-kibarkan dengan penuh semangat. Suasana demikian mengharukan. Ada pesan penting yang disampaikan bahwasanya harus tetap digelorakan dalam dada para generasi muda untuk menghargai setiap perbedaan yang ada di dalam negara tercinta Indonesia.

Setelah apel, sekitar pukul setengah delapan peserta diberangkatkan untuk memulai long march. Ada 107 regu yang mengikuti long march ini, dan tiap regu terdiri atas lima orang. Jadi total peserta long march adalah 535 orang.
Bintaraloka mendapat urutan regu ke 65 dan 66.

Regu putera dan puteri Bintaraloka, dokumentasi P.Gerry

Adapun rincian tiap regu sesuai jenjang sekolah adalah sebagai berikut :
2 regu SD
80 regu SMP
21 regu SMA dan SMK
2 regu perguruan tinggi
6 regu sekolah disabilitas

Peserta berangkat dengan begitu bersemangat. Jarak yang lumayan jauh (kira-kira 10 km) pasti bisa diatasi dengan semangat yang gigih, dan saling memberi semangat dan kekuatan.

Kebersamaan peserta dalam regu Bintaraloka benar- benar terasa. Sepanjang perjalanan regu putera maupun puteri selalu berjalan bersama. Tidak saling mendahului karena yang dipentingkan di sini adalah kerjasama dan kekompakan team, seperti yang dicontohkan mayor Hamid Rusdi bersama anak buahnya di masa perjuangan dulu.

Setelah melalui beberapa pos, sekitar pukul 11 regu pramuka Bintaraloka tiba di monumen Hamid Rusdi Wonokoyo.

Mengheningkan cipta, dokumentasi P.Gerry

Setelah mengheningkan cipta dan mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur, siswa segera mendirikan tenda dan langsung mengikuti rangkaian acara yang sudah disiapkan panitia, seperti kerja bakti, kegiatan mencari teman, karang pamitran juga lomba puisi dan membuat poster.

Kesan siswa dalam mengikuti acara ini adalah sangat excited. Ya, ini adalah pengalaman baru bagi mereka mengikuti long march dengan jarak yang lumayan jauh.

Perjalanan yang melelahkan namun sangat berkesan. Melalui kegiatan ini hendak dibangkitkan lagi jiwa-jiiwa pahlawan muda untuk berbuat sesuatu yang bisa mengharumkan nama tanah air tercinta.

Dalamperjalanan, dokumentasi P. Gerry
Di GOR Ken Arok, dokumentasi P.Gerry

Melalui long march ini diharapkan siswa bisa lebih menghayati perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan terutama pahlawan Hamid Rusdi.
Ya, perlu disadari bersama bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya.

Merdeka…!

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

207 views