Giat Bintaraloka di Hari Pertama Sekolah Sesudah Cuti Lebaran

Jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Ruang guru sudah ‘berpenghuni’ kembali setelah sejak tanggal 19 -25 April kami cuti bersama.

Ya, di hari Rabu tanggal 26 April ini aktivitas sekolah mulai kami laksanakan meski siswa baru masuk nanti tanggal 2 Mei 2023.

Hawa Lebaran masih demikian terasa. Banyak cerita perjalanan mudik atau pengalaman berlebaran di rumah teman-teman. Berbagai kue juga tersedia di meja-meja. Ada tahu Sumbermanjing plus cabe dan petis, ganjel rel, tetel goreng juga yang lain.

Tahu Sumbermanjing, dokumentasi Bu Any

Yang jelas ada banyak makanan dan cerita di ruang guru pagi itu.

Sesuai dengan edaran pengumuman dari wakahumas sehari sebelumnya acara hari pertama sesudah libur Lebaran kali ini akan diisi dengan pembuatan perangkat dan kajian tentang Memaknai 30 Hari Puasa Ramadhan.

Kajian pagi ini, dokumentasi Bu Utien

Karena terdapat acara penyusunan perangkat itulah saya membawa laptop lengkap dengan kabelnya. Yap, sesudah berlebaran tidak ada alasan untuk bermalas-malasan. Semangat benar-benar terpancar dari wajah-wajah kami pagi itu.

Sekitar pukul sembilan kami menuju aula Bintaraloka satu, dan setengah jam kemudian narasumber kajian sudah hadir. Narasumber kali ini adalah Prof Assoc Dr.H. Zulfi Mubaroq, M.Ag dari UIN Malang.

Bertindak sebagai pembawa acara adalah Ibu Utien Kustianing.

Pembawa acara, dokumentasi Bu Any

Adapun susunan acara pada pagi itu adalah:

  1. Pembukaan
  2. Gema Wahyu Ilahi dan sari tilawah oleh Pak Abid dan Ibu Evy
  3. Sambutan dari Ibu Kepala Sekolah
  4. Kajian oleh Prof Assoc Dr.H. Zulfi Mubaroq, M.Ag
  5. Doa penutup.
Pembacaan ayat suci Al Qur’an dan sari tilawah, dokumentasi Bu Any

Melalui paparan yang santai namun sangat gamblang narasumber menjelaskan tentang makna apa saja yang bisa diambil dari kegiatan puasa Ramadhan.

Wakakur, narasumber dan Ibu Kepala Sekolah, dokumentasi Bu Any

Bahwasanya ada empat makna yang bisa diambil dari kegiatan puasa yang sudah kita jalani selama tiga puluh hari.
Empat makna tersebut adalah:

  1. Kedalaman spriritual.
    Sebulan penuh spiritual kita diasah dengan kegiatan puasa. Spiritual perlu selalu diasah agar jiwa kita tidak kering.
  2. Keluhuran akhlak
    Puasa mengajak kita untuk mencintai orang lain seperti dirinya sendiri. Melalui kegiatan puasa kita dilatih untuk memperbaiki akhlak terhadap Allah, sesama manusia dan juga lingkungan.
  3. Keluasan ilmu
    Ada banyak kuliah agama atau tausiyah saat puasa. Karenanya bulan puasa membuat ilmu kita semakin luas.
  4. Kematangan profesional
    Melalui puasa kematanga profesional kita senantiasa diasah. Dengan profesional yang semakin matang kita akan lebih disiplin, meningkatkan kebersamaan, bisa saling berbagi dan memiliki self controlling yang bagus.

Menjelang pukul setengah dua belas acara dilanjutkan dengan ramah tamah di ruang guru. Pak Muhaimin sebagai ketua panitia Kajian memandu jalannya acara.

Pak Muhaimin pemandu acara ramah tamah, dokumentasi pribadi

Berbagai macam hidangan sudah tersaji di meja. Lontong komplit, juga es buah sebagai penutup hidangan. Suasana semakin terasa akrab.

Lontong komplit dan es buah, dokumentasi Bu Any

Hidangan yang melimpah, kebersamaan yang hangat, diharapkan bisa memberikan semangat pada Bapak/Ibu guru yang harus menyelesaikan perangkat hari ini.

Semangat menyusun perangkat, dokumentasi pribadi

Tetap semangat…

Salam Bintaraloka..😁

Yuli Anita

2 Comments

  1. Smg berkah buat smua bu…

Leave a Comment

Your email address will not be published.

38 views