Pagi ini matahari bersinar cerah. Setelah bersih bersih lingkungan, siswa berkumpul kembali di lapangan volly Bintaraloka untuk melanjutkan gladi yang dilakukan sejak kemarin.
Ya, sekolah bersiap siap untuk menyambut kedatangan Sang Maestro tari kebanggaan Indonesia yaitu Didik Nini Thowok.
Tentang Didik Nini Thowok
Didik Nini Thowok memiliki nama asli Didik Hadiprayitno. Seniman tari ini lahir di Yogyakarta, 13 November 1954. Tarian Didik Nini Thowok yang sangat terkenal adalah tarian ‘dua muka’, yaitu sebuah tarian yang menjalankan dua karakter wajah sekaligus dengan menggunakan topeng depan belakang.
Didik Nini Thowok menempuh studinya di ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) Yogyakarta dan memperoleh gelar SST (Sarjana Seni Tari).
Lulus dari ASTI, beliau ditawari ASTI untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain menjadi dosen di ASTI, Didik Nini Thowok juga menjadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.
Didik Nini Thowok menggeluti kesenian tari dengan kombinasi antara tari tradisional, modern dan tarian komedi. Sebagian besar tarian yang diciptakan digali dari tarian-tarian Sunda, Cirebon, Bali, dan Jawa.
Beliau menggeluti seni tari sejak usia muda, dan dulu sering ‘ngamen’ di Malioboro, sebuah kawasan kreativitas seniman Yogyakarta.
Pemimpin Didik Nini Thowok Foundation dan Didik Nini Thowok Entertainment ini pernah memperoleh penghargaan bergengsi Kick Andy Heroes Award kategori Seni dan Budaya (2009).
Penyambutan Kedatangan Didik Nini Thowok di Bintaraloka
Persiapan penyambutan di Bintaraloka dilakukan di dekat pintu gerbang dan lapangan. Di dekat pintu gerbang Ibu Ninik beberapa kali memberikan briefing pada penyambut tamu yang terdiri dari satu orang siswa putra dan putri, sementara di lapangan volly Mister Sony memberikan arahan pada siswa penyambut tamu juga pengisi acara.
Sekitar pukul delapan lebih sebuah mobil hitam masuk Bintaraloka. Seseorang keluar dari mobil dengan wajah yang ramah. Ya, Didik Nini Thowok, Sang Maestro tari telah memasuki halaman Bintaraloka.
Setelah dilakukan pengalungan selendang oleh dua siswa yang bertugas, dengan diiringi bapak dan ibu guru Sang Maestro mengisi buku tamu dan langsung menuju lapangan volly.
Tepuk tangan yang begitu meriah menyambut kedatangan Didik Nini Thowok, dan tak lama sesudahnya lima orang penari menarikan tari Batik dengan gemulai namun lincah.
Tari yang menggambarkan tentang proses pembuatan batik Malangan ini dibawakan siswa yang kemarin berlaga di FLS2N dengan begitu indah.
Setelah tari Batik, Imraan membawakan jula-juli dengan syair dan gaya yang menggelitik. Dalam syair jula-julinya Imraan mengucapkan selamat datang pada Didik Nini Thowok juga bercerita tentang siswa dan guru di Bumi Bintaraloka.
….
Sekolahe sing paling oke
Prestasine nggarai wedi dhewe
Arek arek e pinter dadine
Gurune pancen ksatria
Awak e bijak lan berwibawa
Aku dewe yo ora gelem kalah
Masi weteng maju
wajah idol Korea…
Setelah jula juli semua siswa berdiri dan menyanyikan lagu Mari Meraih Prestasi bersama sama.
Lagu yang digubah oleh Pak Vigil ini selalu membawa nuansa tersendiri, ada rasa semangat, bangga, sekaligus terharu saat bersama-sama menyanyikan lagu ini di bumi Bintaraloka.
Lebih-lebih pagi ini lagu dinyanyikan dengan iringan musik ansamble SMP Negeri 3 Malang.
Setelah lagu dinyanyikan, secara mengejutkan Didik Nini Thowok request pada semua untuk menyanyikan sekali lagi. Bahkan beliau ikut ‘turun’ dan melambaikan tangan mengikuti irama lagu.
Sekali lagi Bintaraloka kembali dimeriahkan oleh lagu Mari Meraih Prestasi yang kami nyanyikan bersama.
Sesudah menyanyikan lagu, dua orang siswa maju ke depan untuk menyerahkan lukisan dan meminta tanda tangan pada lukisan yang sudah dibuat. Dengan ramah Didik Nini Thowok menerima dan menandatangani lukisan siswa dan mengajak mereka berfoto bersama.
Sebelum menuju aula atas guna memenuhi undangan MGMP Seni Budaya Kota Malang sebagai pemateri, beliau juga memberikan beberapa pesan pada semua siswa, di antaranya untuk selalu menjunjung tinggi budaya kita.
Sesudah acara penyambutan Pak Didik Nini Thowok segera menuju aula Bintaraloka 1 , karena di sana bapak ibu guru seni budaya kota Malang telah menunggu.
Acara di aula begitu gayeng. Acara yang bertajuk Koreografi Anak Ini banyak membicarakan tentang pentingnya menggunakan metode yang tepat dalam mengajarkan tari pada anak-anak.
Dalam kesempatan ini Didik Nini Thowok juga mengajak bapak/ibu guru peserta MGMP menari bersama.
Kesan yang sangat terasa dari kunjungan Didik Nini Thowok di Bintaraloka hari ini adalah keramahan, kehalusan dan kerendahan hati beliau.
Betapa beliau tidak segan untuk menyapa dan mengajak siswa bicara, bahkan menari bersama kami semua.
Didik Nini Thowok juga menyampaikan kesan dan pesan dengan bahasa yang halus dan santun meski dengan gaya yang kocak.
Sungguh hari yang sangat berkesan. Ada banyak pelajaran yang bisa dari kedatangan Didik Nini Thowok ini, yaitu:
1. Terus pelajari seni budaya karena itu adalah kekayaan bangsa. Mempelajari seni budaya akan mengasah rasa sehingga keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri tetap terjaga sehingga kita bisa menjadi lebih halus, lebih sabar, tidak mudah tersulut emosi.
2. Selalu menghargai dan menghormati jasa para guru dan orang tua. Didik Nini Thowok menerangkan bahkan sampai sekarang beliau masih ziarah ke makam guru-guru beliau, karena gurulah yang membuat beliau menjadi maestro seperti sekarang ini.
3. Jangan takut bereksplorasi dan berkreasi dalam seni. Tidak ada yang salah dalam seni. Karena seni berkaitan dengan olah rasa yang membuat manusia lebih halus dan berbudaya.
Salam budaya….. 🙂
- Tentang Kasih Sayang, Pengabdian dan Pengorbanan, Resensi Novel “Rahasia Salinem” - September 19, 2024
- Sarapan Sehat Sebagai Pelaksanaan Kegiatan Aksi Bergizi dan NGTS - September 18, 2024
- Aritmatika Sosial 3 (Soal Diskon, Bruto,Netto,Tarra) - September 17, 2024