Membaca tulisan Pak Arif tentang Dilema Menghadirkan Smartphone Siswa di Sekolah mengingatkan saya pada masalah yang sedang kami hadapi saat ini.
Ya, dari hasil diskusi dengan teman teman lintas sekolah, masalah siswa dan smartphone saat ini adalah masalah umum yang terjadi di sekolah-sekolah.
Kodrat zaman di mana internet mengambil peran yang sangat besar hampir di semua segi kehidupan membuat kehadiran smartphone sangat diperlukan, sehingga kemampuan menggunakan smartphone sangat diperlukan sekarang ini.
Dalam pembelajaran kehadiran smartphone adalah sebuah hal yang sulit dihindari saat ini. Lebih-lebih ketika setelah selama dua tahun siswa dan guru ‘dipaksa’ belajar daring karena pandemi.
Saat pandemi, informasi, diskusi, pemberian dan pengumpulan tugas, bahkan ulangan banyak dilakukan dengan menggunakan smartphone.
Selama daring, guru dan siswa banyak belajar dan menemukan kemudahan-kemudahan pembelajaran dengan menggunakan smartphone.
Contoh kemudahan yang diberikan smartphone saat pembelajaran adalah ketika kami latihan soal menganalisa grafik fungsi kuadrat.
Dalam latihan tersebut disediakan berbagai rumus fungsi dan siswa diminta untuk menentukan titik potong dengan sumbu x, titik potong dengan sumbu y, koordinat titik puncak dan persamaan sumbu simetri.
Saat mengerjakan latihan soal, smartphone sangat membantu untuk mengecek jawaban yang sudah didapatkan siswa. Dengan smartphone gambar grafik bisa diperoleh lebih cepat. Cukup buka chrome, menuliskan rumus fungsi, lalu telusuri.
Gambar grafik fungsi langsung muncul dan bisa dilakukan analisa terhadap grafik tersebut, seperti contoh di bawah ini :
Cepatnya membuat grafik fungsi membuat variasi soal yang dikerjakan bisa lebih banyak.
Namun sekali lagi proses ini dijalani saat latihan soal,bukan saat menemukan konsep cara mencari titik potong grafik dengan sumbu x, sumbu y, titik puncak dan persamaan sumbu simetri.
Saat menemukan konsep siswa harus menggambar grafik secara manual, lalu menganalisal. Bagaimanapun juga pengalaman menggambar secara manual sangat diperlukan agar siswa bisa memahami gambar grafik berasal dari mana.
Tidak hanya itu, sekarang sudah banyak aplikasi matematika yang bisa diunduh lewat playstore dan bisa menjawab berbagai masalah matematika. Kehadiran aplikasi aplikasi tersebut membuat jawaban berbagai soal matematika mudah didapatkan hanya dengan berbekal smartphone.
Lebih-lebih dengan hadirnya Chat GPT yang membuat berbagai tugas yang diberikan pada siswa sudah bukan merupakan hal yang sulit. Tinggal ketik, jawaban langsung keluar. Runtut pula.
Saya pernah menanyakan pada Chat GPT tentang aljabar materi persamaan linier. Chat GPT menjawab demikian runtut pertanyaan saya dan berakhir pada jawaban yang benar. Luar biasa.
Berbagai kemudahan yang didapatkan siswa dari sebuah smartphone membuat ketergantungan siswa pada smartphone begitu tinggi. Akibatnya, siswa pandai mencari jalan pintas untuk mengerjakan berbagai soal baik menggunakan aplikasi maupun browsing di internet.
Berbagai kemudahan yang didapat memberikan dampak yang sangat terasa yaitu daya juang siswa yang melemah dalam mengerjakan soal.
Di masa sekolah dulu saat mengerjakan soal dari guru jika metode A tidak bisa memecahkan masalah kami biasanya langsung coba metode B, metode B gagal ganti metode C . Demikian terus sampai berhasil. Sekarang tidak.Jika tidak bisa mengerjakan siswa cukup tanya di Google, atau buka aplikasi, masukkan angka selesai.
Melihat hal tersebut di atas kehadiran smartphone bagaikan pedang bermata dua. Bisa memberikan banyak manfaat namun juga memberikan mudharat jika tidak pandai dalam penggunaannya. Karenanya pembatasan penggunaan smartphone di kalangan siswa penting untuk dilakukan.
Berbagai cara untuk membatasi penggunaan smartphone di kalangan siswa adalah
Satu : Disediakan locker penyimpan HP di kelas. HP hanya boleh digunakan saat pembelajaran memerlukan HP. Jika tidak diperlukan HP disimpan di locker. Di sini peran sekolah dalam memberikan ketegasan aturan dalam penggunaan HP sangat diperlukan.
Dua : Seminim mungkin memberikan tugas dengan menggunakan smartphone di sekolah. Lebih-lebih jika guru berhalangan hadir di kelas.
Tiga : Meningkatkan kesadaran dan membuka wawasan siswa untuk lebih bijak dalam penggunaan HP. Ini bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak lain.
Sekolah kami pernah mengundang dinas Kominfo untuk memberikan penyuluhan pada siswa tentang bijak berinternet dan mengundang Polresta untuk memberikan penyuluhan berbagai macam kejahatan lewat internet.
Harapannya dengan pengetahuan tersebut siswa akan membatasi penggunaan HP dengan kesadaran mereka sendir
Empat : Kerjasama dengan orang tua . Ini sangat penting dilakukan Ya, sekolah tidak dapat berjalan sendiri. Jangan sampai di sekolah penggunaan HP dibatasi tetapi di rumah siswa bebas menggunakan HP tanpa batas.
Akhirnya seiring perkembangan zaman penggunaan smartphone atau HP bagi siswa adalah sesuatu yang tak bisa dilarang. Namun pembatasan dan penggunaan secara bijak harus dilakukan.
Jangan sampai penggunaan smartphone yang berlebihan justru menciptakan generasi yang semakin lembek dan tidak smart ke depannya.
Semoga bermanfaat, salam edukasiš
- Suatu Pagi di Pawon Bromo - November 3, 2024
- Sebuah Catatan dari Peringatan Bulan Bahasa, Lebih dari SekedarĀ Perayaan - November 1, 2024
- Sarapan Pagi dengan Bakmi Sayur sebagai Pelaksanaan Salah Satu Pilar NGTS - October 30, 2024