Sepandai apapun dirimu, tanpa etika tidak akan ada artinya.
Pertemuan kami pagi itu dibuka dengan sebuah kalimat yang singkat namun sarat makna, dan kalimat tersebut sekaligus merupakan tema besar pelatihan kami hari itu.
Pelatihan yang diadakan kali ini (Kamis, 26/06) merupakan salah satu rangkaian kegiatan workshop awal tahun pembelajaran. Sebuah kegiatan rutin yang dilakukan sekolah untuk persiapan dalam menghadapi tahun pelajaran baru sekaligus Peningkatan Kompetensi Guru.
Dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru kali ini kegiatan bertajuk “Dari Hati ke Aksi : Karakter dan Etika Guru Milenial untuk Sekolah Masa Kini” dan mengundang Brilian Triatma sebagai narasumber.
Yang menarik sekaligus membanggakan Brilian Triatma adalah alumni SMP Negeri 3 Malang.

Sekilas tentang Berlian, alumni Bintaraloka tahun 2011 ini menempuh pendidikan dari BA Restu, MIN Malang 1, SMP Negeri 3 Malang, SMA Negeri 4 Malang, kuliah di FISIP dan Psikologi Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2020. Setelah lulus dari UI ia pernah mengambil short course tentang Mindfulness di Harvard University.
Di usianya yang ke 28 ini, Berlian aktif sebagai manajer, konsultan dan trainer sumber daya manusia di berbagai perusahaan.
Ada tiga hal yang menjadi topik pembicaraan pagi ini yaitu praktik pendekatan psikologi pada siswa, layanan prima oleh guru dan kerja kolaboratif berbasis kepercayaan.
Dalam paparan pagi itu dijelaskan bahwa satu indikator keberhasilan seorang guru adalah ia mampu untuk mengubah tingkah laku siswa dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Untuk mengubah perilaku tersebut guru harus bisa memberikan contoh atau berperan sebagai role model bagi pembentukan karakter siswa.
There are two ways to influence human, you can manipulated it or you can inspire it (Simon Sinek)
Adalah penting untuk memberikan inspirasi pada siswa agar berperilaku lebih baik, dan sebelum melakukan hal tersebut guru harus melakukan refleksi diri dan mengubah perilakunya sendiri menjadi lebih baik.

“Agar siswa mau meniru apa yang dilakukan guru, maka lebih dahulu guru harus membuat dirinya disukai siswa,” demikian dijelaskan oleh Berlian. Adanya rasa suka membuat siswa dengan sukarela melaksanakan nasehat ataupun menirukan contoh dari guru.
Dalam materi kerja kolaboratif Berlian menjelaskan tentang perlunya kompetensi, reliabilitas, intimacy untuk membentuk sebuah kepercayaan.
Jika kepercayaan antar guru sudah timbul maka bersama-sama semua bisa berjalan cepat untuk meraih tujuan kita semua, jelasnya.
Diskusi dan pemberian materi hari itu berlangsung hangat. Para peserta aktif berpendapat maupun mengajukan pertanyaan yang dijawab oleh narasumber melalui paparan ataupun berbagai contoh nyata.
“Semoga Bapak /Ibu guru senantiasa sehat sehingga bisa melaksanakan tugas besar sebagai pencetak generasi penerus bangsa,” ungkap Berlian di akhir materinya.

Acara pagi itu diakhiri dengan penyerahan cindera mata topeng Malangan dari sekolah yang diwakili oleh Ibu Arie kepada Berlian Triatma, disambung dengan berfoto bersama.
Sesi foto ditambah dengan foto bersama para alumni Bintaraloka lintas angkatan juga. Aha…
Hari yang luar biasa. Kami belajar banyak pagi itu.
Semoga dengan pemberian materi ini para guru Bintaraloka akan terus berusaha meng-upgrade dirinya, meningkatkan personal branding, dan bisa menjadi teladan bagi siswa.

Harapannya juga semua guru bisa memberikan layanan terbaik pada siswa agar mereka tumbuh menjadi generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Tulisan yang sangat keren dan menginspirasi bu Yuli 😊🫶🏻
Matur nuwun Bu Fathim 🤗🙏
Mantaap… Materinya sangat bagus sekali… Trimakasih bu
Sami sami Bu Ami…
Mantap Bu Yuli
Terima kasih Pak Dian..