Numpak Sepur itu Biasa, Tapi Jalan- jalan ke Pabrik Sepur, Baru Luar Biasa

Hari Minggu (27/07) kemarin saya mengikuti sebuah event jalan-jalan yang diadakan Indonesia Colonial Heritage  ke pabrik sepur (kereta api) Madiun

Event yang sangat menarik. Numpak sepur itu biasa, tapi mengunjungi pabrik sepur, ini luar biasa pikir saya.

Indonesia Kolonial Heritage adalah sebuah komunitas yang sering mengadakan acara jalan jalan.  Sesuai namanya komunitas ini banyak mengunjungi tempat tempat atau bangunan bangunan bersejarah di mana- mana.

Acara jalan- jalan hari itu diikuti oleh peserta komunitas dari Malang, Surabaya ataupun kota lain. Menurut informasi yang terjauh peserta dari kota Bandung.

Hari masih menunjukkan pukul enam seperempat ketika kami siap siap berangkat dari titik kumpul di depan Kedai Kopi Jaya Jl Trunojoyo Malang.

Saya yang baru pertama kali mengikuti event ini segera berkenalan dan mencoba berbincang  dengan para peserta. Secara umum semua peserta ramah dan hangat. Mungkin karena kami terhubungkan oleh ketertarikan yang sama yaitu pada bangunan bersejarah.

Ada dua mobil yang membawa kami menuju Madiun pagi itu. Dari Malang kami menuju Surabaya dulu untuk menjemput peserta. Sementara itu ada juga peserta yang langsung menuju Madiun dan langsung menuju PT INKA (Industri Kereta Api) Madiun.

“Kita bertemu di depan INKA ya..,” kata seorang peserta di grup perepesanan.

“Siap,” jawab Oom Ir leader kami.

Tiba di PT INKA pukul sepuluh kurang sepuluh menit, dokumentasi pribadi

Kira-kira pukul sepuluh kurang sepuluh menit kami sampai di PT INKA yang berokasi di Jl Yos Sudarso Madiun.

Sejarah kereta api dunia dan Indonesia, dokumentasi pribadi
Miniatur kereta api, dokumentasi pribadi

Kami langsung berkeliling dan memotret sekitar kami.  Di sini berbagai macam informasi  ataupun ornamen tentang kereta api tersaji dengan begitu apik. Sejarah perkembangan kereta api, juga berbagai miniatur kereta api tidak lepas dari sasaran bidikan foto kami.

Pembicaraan berjalan gayeng, dokumentasi pribadi

Setelah berkeliling semua peserta diajak masuk ruang pertemuan. Kami mendapatkan penjelasan dari Pak Wisnu tentang sejarah INKA, dan dari Mbak Ais tentang proses pembuatan termasuk juga berbagai model kereta api yang dihasilkan oleh PT INKA .

Sebagai informasi, Pak Wisnu adalah  General Manager divisi logistik sedangkan Mbak Ais adalah Humas dari PT INKA.

Dijelaskan oleh Pak Wisnu bahwa PT INKA adalah perusahaan produsen kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara, dan berdiri sejak 18 Mei 1981.

Para pendekar BPPT, dokumentasi pribadi

Bapak BJ Habibie adalah penggagas pendirian PT INKA.

 Di awal tahun 1970 an,  Dr Habibie yang menjadi Menristek dan Kepala BPPT mempercepat program transformasi industri dan alih teknologi perkeretaapian. 

Beliau menugaskan Rahardi Ramelan dari BPPT, dan Rahardi mengirimkan 5 pendekar BPPT yaitu Indro Saksono, Haryono Subyantoro, Purwanto, Sjahedi Junardiono dan Harsan Badawi untuk mengawali berdirinya INKA.

Ada berbagai macam produk yang dihasilkan PT INKA seperti kereta penumpang, gerbong barang, lokomotif, hingga kereta berpenggerak, termasuk juga Kereta Rel Listrik (KRL), Light Rail Transit (LRT), bus bertenaga listrik, trem bertenaga baterai, dan komponen kereta api serta berbagai produk custom

Peserta mengajukan pertanyaan kepada Pak Wisnu, dokumentasi pribadi
Penjelasan Pak Wisnu pada peserta , dokumentasi pribadi

Hasil produksi INKA selain dipakai di dalam negeri juga diekspor ke mancanegara seperti 

Malaysia, Singapura, Australia, Filipina, Thailand, dan Bangladesh.

PT INKA kini beroperasi di dua kota yaitu Madiun dan Banyuwangi. PT INKA Banyuwangi mulai beroperasi pada tahun 2024.

Acara hari itu berlangsung ‘gayeng’. Percakapan berjalan akrab, ternyata Pak Wisnu dan ketua rombongan kami Pak Irawan adalah teman semasa SMA. Wah, jadi seperti reuni ini.

Salah satu sudut PT INKA, dokumentasi pribadi

Setelah paparan dan tanya jawab, kami semua diajak berkeliling pabrik. Namun sebelumnya   ada hal penting yang harus ditaati semua peserta yaitu tidak boleh memotret sembarangan dan harus selalu mengenakan helm pelindung.

Dalam pembuatan kereta api ada beberapa tahapan yang harus dijalani mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, fabrikasi, perakitan, pengecatan, pemasangan komponen, uji kelayakan, hingga pengiriman, dan siang itu kami diajak melihat- lihat ruang produksi untuk melihat lebih detail proses pembuatan sebuah kereta api.

Peserta tampak begitu antusias. Cuaca panas tidak mengurangi semangat kami untuk terus berkeliling.

Pertanyaan muncul tak ada hentinya dan semua dijawab dengan gamblang oleh kedua narasumber.

Tak terasa sekitar dua setengah jam kami ‘belajar’ di INKA. Sekitar pukul setengah satu kami segera beristirahat untuk melaksanakan sholat dan makan siang.

Bagian luar resto , dokumentasi ICH

Aha, sebuah kejutan telah menanti. Ternyata tempat makan kami adalah sebuah resto yang didesain seperti bagian dalam gerbong kereta api. Unik dan cantik. Resto Arum Dalu namanya.

Begitu kami datang di resto, nasi rawon dan es sirup sudah menunggu untuk dieksekusi. Sungguh hidangan yang sangat pas untuk siang yang begitu panas.

Bagian dalam resto, dokumentasi pribadi

Setelah ishoma selesai, kami foto bersama dan pamitan.

 Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan.  Berjalan- jalan ke INKA bisa membuka wawasan tentang dunia industri khususnya perkeretaapian. 

 Bangga sekali rasanya  bahwa industri sebesar ini dikerjakan oleh putra-putri terbaik bangsa Indonesia.

Berfoto sebelum kembali ke kendaraan, dokumentasi ICH

Sekitar jam satu siang kami segera meninggalkan INKA karena perjalanan harus dilanjutkan. 

Beberapa tempat yang akan kami tuju berikutnya adalah gedung-gedung heritage yang ada di sekitar kota Madiun. Bagaimana cerita tentang kunjungan tersebut? Yuk, tunggu di tulisan selanjutnya ya…

Salam jalan jalan…:)

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

5 views