Ketika Radio Kembali Menyapa Kami

Radio transistor, Sumber gambar: Dara.co.id

Catatan manis sebelum menutup 2022 ini adalah berkumandangnya kembali radio di ruang dengar keluarga saya. Padahal sudah lama sekali saya tak begitu dekat dengan benda satu ini.

Bagaimana bisa? Begini ceritanya..


Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
Kuteringat akan dirimu

Lagu itu berkumandang lembut dari radio KDS 8 yang channel-nya saya temukan kembali pagi ini. Lagu yang bercerita tentang sebuah kerinduan. Seperti rindu saya pada radio dan segala suasana yang mengiringinya.
Ya, bertahun-tahun sudah saya tak pernah mendengarkan radio.

Tepatnya sejak bapak meninggal. Saya tidak suka mendengarkan radio. Sungguh , radio memberikan kesan yang dalam tentang kedekatan saya dengan bapak. Mendengarkan radio berarti ingat bapak, dan itu sungguh membuat saya begitu rindu.

Bagaimana saya bisa kembali mendengarkan radio?

Kemarin saat piket di sekolah saya berbincang-bincang dengan teman satu angkatan. Satu guru Bahasa Inggris dan satunya guru IPA. Biasalah, kalau teman seangkatan bertemu pasti cerita tentang indah dan uniknya masa lalu.
Dari perbincangan itu tiba-tiba teman saya bercerita kalau dia sering mendengarkan radio KDS8.

“Eh, KDS 8 itu masih ada?” tanya saya antusias.
“Lho ada…, Sekarang pemancarnya pindah di daerah Sawojajar..,”
“Wah, nanti aku cari.. ,” kata saya lagi.
“Beli radio transistor kecil Bu.., asyik.. ,” kata teman saya lagi. Saya tertawa.. benar, asyik nih..

Pulang sekolah saya segera mengecek radio tape yang sudah lama sekali ada di meja tengah. Radio tape adalah radio sekaligus bisa dipakai nyetel kaset yang masih memakai pita. Kaset-kaset sudah dibawa adik saya karena dia yang suka nyetel dengan menggunakan tape besar. Jadi otomatis radio tape saya lama sekali tidak disetel.

Radio lawas, sumber gambar: Merdeka.com

Saya tekan tombol on. Ketika tombol yang lain saya arahkan ke radio, lalu channel saya putar.., amazing ! Ada suara Ajeng di sana. Saya senyum sendiri. Ajeng adalah satu penyiar KDS8 favorit saya. Bawaannya rame sehingga yang mendengarkan jadi bersemangat.

Mendengar radio rasanya memang beda. Apalagi jika penyiarnya sangat menyenangkan dan punya kekhasan saat menyapa. Radio bukan sekedar memutar lagu atau memberi informasi, tapi juga menciptakan suasana yang bisa kita terjemahkan sendiri menurut rasa kita.

Sejenak saya terpaku. Nuansanya sama seperti dulu. Rame, semangat, lagunya enak-enak. Biasanya suara radio bercampur dengan gemuruh suara mesin jahit bapak.

Mendengar iklan dan jingle membuat saya ingat anak-anak. Ya, anak-anak dulu selalu ikut menyanyikan jingle KDS 8.

Di sini KDS8
Selalu setia di hari-hari anda….

Teman saya langsung saya whatsApp.
“KDSnya sudah ketemu..!” kata saya
“Wes asyik Bu.. beli radio kah?”
“Tidak, radio lawas ini,” jawab saya lagi.
“Beli yang baru Bu.. , supaya tidak grodok grodok..,”
“Oke..,” jawab saya senang.

Sementara itu satu demi satu lagu terus mengalun. Mulai dari lagu sinetron Tersanjung, lagu dari Naif, sampai lagunya Virzha yang berjudul Tentang Rindu.

Ah, lagu yang terakhir ini memang selalu membuat rindu. Syairnya membuat saya rindu pada masa lalu dengan segala pernak-perniknya.
Gemuruh suara mesin jahit, anak- anak yang masih kecil dan selalu heboh, apalagi menjelang tahun baru seperti ini.

Radio memang tak henti membuka kenangan juga menciptakan kenangan baru bagi para pendengarnya.

Terima kasih pada Mister Sony dan Bu Arie yang banyak bercerita pada saya tentang KDS8. Nanti kita kirim-kiriman lagu ya… he..he…


Yuli Anita

2 Comments

  1. Keren Bu Yuli…ternyata obrolan kita bertiga saat piket sekolah menghasilkan tulisan yg indah ….Keren Bu …..hehe..selamat menikmati alunan2 lagu dari KDS kembali .

Leave a Comment

Your email address will not be published.

40 views