Bagian dari perjumpaan yang sangat menyedihkan adalah perpisahan.
Setelah kurang lebih tiga bulan membersamai para mahasiswa PPG Prajab dalam kegiatan PPL 1 di SMP Negeri 3 Malang, kini tiba saatnya kami harus berpisah.
Ya, PPL 1 telah habis masanya, dan para mahasiswa harus bersiap-siap menghadapi PPL 2.
Membersamai calon-calon guru juga guru yang masih berusia demikian muda selalu menyenangkan.
Mereka begitu giat dalam berbagai kegiatan sekolah. Mulai doa bersama, senam, projek, pembelajaran dan yang lain.
Dalam diri mereka bisa ditemukan semangat, ilmu baru, keberanian berinovasi dan keinginan untuk maju.
Lewat beberapa kali pengamatan saat pembelajaran ada banyak catatan unik yang bisa saya dapatkan. Ya, saya katakan unik karena hakekatnya tiap manusia adalah unik. Sangat spesial.
Ada yang tampak sudah sangat familiar mengajar, ada pula yang belum pernah.
Ada yang malu-malu karena bawaannya agak pendiam, ada pula yang saya pikir pendiam tapi ternyata sangat lincah, ada yang pintar dan luwes dalam ice breaking, ramah, tak ketinggalan juga yang pintar IT, sehingga dalam beberapa kali kesempatan saya banyak bertanya tentang hal tersebut.
Ya, dalam diri mahasiswa ada terlihat banyak potensi dan tinggal mewadahi untuk lebih improve lagi ke depannya.
Dalam beberapa bulan mereka di SMP Negeri 3 juga sudah kelihatan ada progress yang tentunya masih harus dikembangkan lagi ke depannya.
Dalam catatan saya, progress yang tampak adalah mereka lebih komunikatif, lebih tenang dalam mengajar, lebih inovatif dengan memasukkan isu-isu di luar matematika untuk pembelajaran, berani mencoba menggunakan pembelajaran berdiferensiasi (yang lumayan ‘ribet’ namun untungnya semua bisa dihandle bersama), dan yang terakhir pantun… Aha…
Beberapa guru sudah pintar menggunakan pantun untuk menutup pembelajaran mereka. Sebuah hal yang bagus, karena bisa membuat matematika mempunyai ‘rasa’ yang berbeda.
Penggunaan berbagai metode, ice breaking, pantun dan inovasi lainnya sangat penting dilakukan karena sebagai guru matematika, kita punya tanggung jawab untuk menampilkan wajah matematika yang lebih ramah.
Mengapa? Mendengar kata ‘matematika’ saja, beberapa siswa sudah merasa serem. Sulit, pikir mereka.., dan salah satu tugas kita adalah mengubah mindset tersebut.
Akhirnya selamat berjuang semuanya.. Jalan masih panjang, masih banyak hal yang harus dilalui, dan banyak pula hal yang bisa dilakukan.
Terus belajar, mencoba hal baru, jangan takut berimprovisasi, karena anak didik kita selalu merindukan sentuhan kreativitas dan kasih sayang kita.
Tujuh tambah tiga sama dengan sepuluh Sepuluh dikali satu sama dengan sepuluh
Jangan pernah takut mencoba hal-hal yang baru , Ayo terus maju, dan jangan pernah ragu..
š¤š
- Merajut Toleransi Melalui Pelaksanaan Sekolah Moderasi BeragamaĀ - December 7, 2024
- Mading Sekolah: Media Informasi, Menggiatkan Literasi dan Wadah BerekspresiĀ - December 6, 2024
- Pemberdayaan Perempuan Aisyiyah Melalui Lomba Olahan Pangan Lokal dan Gerakan Lumbung HidupĀ - December 3, 2024