Cerita Tentang Ngopi dan Kawisari

“Ayo, ngopi dulu..,”
Hmm, sebuah ajakan yang begitu hangat. Sudah sejak lama di hitam ini sering menjadi teman saat kita sibuk, suntuk, atau sekedar berbagi canda dan cerita dengan teman.

Kehadiran kopi dengan baunya yang membangkitkan energi seolah tak terganti. Bahkan istilah ngopi untuk minum kopi lebih mempunyai kedalaman makna daripada ngeteh (minum teh), apalagi njae (minum wedang jahe).

Sejak kapan kopi menjadi minuman penghangat suasana?

Dari berbagai catatan, diketahui bahwa sejarah kopi bermula pada abad ke-9 di dataran Afrika, tepatnya dari negara Abyssinia.

Ngopi di Kawisari, dokumentasi pribadi

Tanaman kopi dibawa oleh para pedagang Arab dari Abyssinia ke Yaman. Adalah orang Arab yang pertama kali memanfaatkan biji kopi untuk minuman.

Kedatangan kopi sebagai minuman memberikan perubahan pola sarapan pagi di benua Eropa. Jika sebelumnya orang Inggris lebih suka minum teh, orang Romawi mencelup teh pada wine dan orang Jerman selalu menyediakan beer untuk sarapan, dengan adanya kopi pilihan sarapan lebih beragam.

Kopi mulai banyak disukai untuk minum di pagi hari bukan saja karena harganya yang tidak terlalu mahal, tapi juga karena tidak memabukkan seperti minuman beralkohol.

Sebutan untuk orang yang suka minum kopi bukan penyuka kopi melainkan pecinta kopi. Hmm, romantis sekali bukan?
Dan fakta uniknya para pecinta kopi selalu punya banyak alasan untuk sekedar duduk bersama sambil menikmati secangkir kopi.

Seperti yang kami lakukan siang itu. Setelah berkeliling ke Citra untuk mencari burci guna mempercantik kebaya wisuda, kami menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah cafe yang terletak di Kayutangan Malang.

Kopi tubruk dan bakwan sayur, Dokumentasi pribadi

Nama cafe tersebut All About Koffie By Kawisari. Begitu masuk, kami langsung terperangkap dalam suasana vintage yang begitu kental. Hiasan-hiasan maupun perabot kuno ditata demikian cantik di bagian dalam cafe.

Menurut berbagai sumber, kopi yang disajikan di cafe ini berasal dari perkebunan kopi Kawisari Tugu Hotel yang didirikan sejak tahun 1870.

Perkebunan Kopi Kawisari Tugu Hotel berlokasi di Gunung Kawi, tepatnya di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Perkebunan ini menyediakan kopi Arabika dan Robusta dengan kualitas terbaik.

Karena berasal dari perkebunan sendiri, tak heran lukisan yang ada di cafe menggambarkan para petani pekerja di perkebunan kopi Kawisari.

Suasana bagian dalam All About Koffie by Kawisari, Dokumentasi pribadi

Siang itu kami memesan dua kopi tubruk dan satu piring bakwan sayur.
Tanpa menunggu terlalu lama dua cangkir putih yang berisi kopi hitam disajikan di hadapan kami, lengkap dengan gula yang disajikan terpisah.

Bau sedap kopi langsung memicu hormon serotonin dan dopamin dalam diri saya sehingga rasa segar dan semangat langsung timbul.

Sambil menikmati kopi, obrolan terus mengalir. Dan semua terasa semakin gayeng ketika sepiring bakwan sayur dengan cabe dan petis dihidangkan di depan kami.

Aha, hidangan yang sangat unik. Pedasnya bakwan plus cabe langsung dinetralisir oleh pahitnya kopi.

Siang yang terasa sedap. Hari itu kami belajar dari secangkir kopi, bahwa rasa pahit itu ternyata bisa terasa indah jika kita bisa menikmatinya.

Ayo ngopi dulu …😊

Yuli Anita

Leave a Comment

Your email address will not be published.

86 views