Antara Cwi Mie Mas Rizal dan Mie Burung Dara Inul Daratista

Siapa tidak kenal cwi mie Malang? Hmm, hidangan lezat yang sangat menggugah selera ini memang tiada duanya. Dari aromanya yang menggoda sudah terbayang bagaimana kelezatannya.

Cwie mie atau kami sering juga menyebutnya dengan pangsit mie banyak disebut sebagai salah satu kuliner asli Malang.

Cwie mie biasanya disajikan dengan taburan ayam yang dicincang halus dan dilengkapi oleh daun sawi.

Rasa bumbu mie dan kuahnya gurih serta lezat. Perpaduan antara kaldu rebusan ayam, cincangan bawang putih, seledri, daun bawang, bawang goreng, membuat cwie mie benar-benar maknyus rasanya.

Di Bintaraloka ada kedai yang selalu menyajikan cwi mie yang lezat yaitu kedai Mas Rizal.

Kedai ini juga menyediakan siomay Wonton juga jamur krispi. Tapi yang paling saya suka adalah cwi mienya.

Kedai Mas Rizal di kantin Bintaraloka, dokumentasi pribadi

Ada sebuah cerita unik dalam dua hari ini Ternyata ada hubungan di antara cwi mie Mas Rizal dan Mie Burung Dara. Iya, benar.. Mie Burung Daranya Inul Daratista.
Tidak percaya? Simak terus ceritanya..😊

Setiap hari kedai mie Mas Rizal selalu menaburkan bau yang menggoda bagi kami. Setiap aroma cwi mie menguar rasanya perut langsung berontak. Cacing-cacing dalam perut menari-nari minta segera diberi mie.

Cwi mie mentah dalam kemasan, dokumentasi pribadi

Nah, suatu hari saya ingin sekali membeli cwi mie. Sesudah menyelesaikan sedikit pekerjaan, laptop saya sleep dan bergegas menuju kantin. Cwi mie Mas Rizal jadi tujuan utama saya.

Aih, ternyata karena istirahat PAT lebih panjang daripada biasanya, cwi mie dan makanan yang lain sudah ludes diserbu anak-anak. Saya hanya menjumpai kursi dan meja kosong, demikian juga banyak dari para penjual sudah pada pulang.

“Mau cari apa, Bu?” tiba-tiba seorang teman menyapa saya.
“Mau cari pangsit, Bu, kehabisan,” jawab saya. Saya biasa menamakan cwi mie dengan pangsit.

Bumbu dan topping cwi mie, dokumentasi pribadi

Teman saya langsung menawarkan sesuatu yang menarik.
“Bu Yuli mau pangsit? Tapi dimasak sendiri?”
Aha, pangsit tapi dimasak sendiri? Sesuatu yang baru bagi saya.
“Lha , Ibu bagaimana?” saya balik bertanya.
“Saya beli dua, yang satu buat Bu Yuli, satu buat saya..,”
Alhamdulillah….Saya tersenyum lebar. Rezeki ini namanya.

Ternyata selain dalam bentuk matang, Mas Rizal juga menjual cwi mie dalam bentuk mentah.

Setelah mengucapkan terima kasih sebuah kotak dus kecil saya terima dengan hati gembira. Asyik, pulang mau buat pangsit, pikir saya.

Sampai di rumah, saya langsung mengecek magic jar. Nasi habis. Tak apa.. saya punya pangsit, pikir saya.

Kompor saya nyalakan, di atasnya saya beri panci kecil dengan air setengah panci. Kotak dus saya buka, dan mangkuk saya siapkan di sampingnya.
Tapi lho….kok isinya bumbu-bumbu dan topping ya?
Ada kecap, kuah, bawang daun, bawang goreng, pangsit , cabe, daging ayam giling, dan krupuk .

“Kok tidak ada mie nya ya, Buk?” tanya anak saya.
Saya juga heran.
“Mungkin paketannya begitu ya, Le? Pakai mie Burung Dara di kulkas saja wes,” jawab saya memutuskan.

Cwi mie Burung Dara yang Mak nyus, dokumentasi pribadi

Tanpa banyak tanya, mie Burung Dara saya rebus dan dicampur dengan bumbu-bumbu yang ada di kotak tadi. Rasanya? Hmm, wenak.. saya makan berdua dan langsung habis.

Selesai makan tiba-tiba ada pesan masuk lewat WhatsApp saya. Walah, dari teman yang mentraktir mie tadi.

Intinya beliau minta maaf karena sesampai di rumah dan membuka dosnya, ternyata isinya cuma mie. Topping dan bumbunya ada pada saya.

He..he.. kami tertawa. Mungkin ada miskomunikasi sehingga ketika mie dijadikan satu dengan mie, dan bumbu dengan bumbu oleh Mas Rizal, hal tersebut tidak disampaikan pada pembeli, sehingga kami berpikir bahwa satu dos kecil itu isinya lengkap; mie, bumbu dan toppingnya.

“Besok saya ganti ya, Bu..,” kata teman saya.
Waduh, mana ada ceritanya orang mentraktir merasa bersalah dan mentraktir lagi. Saya langsung menolak.

Tapi begitulah, besok menjelang pulang sudah ada dos kecil cwi mie di meja saya. Dua pula.
“Bu, pangsitnya sudah tak letakkan di meja, tadi sama Mas Rizal sudah ditulisi biar tidak salah ,” kata teman saya menjelang pulang.

“Terima kasih, Bu,” jawab saya.
Duh, tidak enak juga.. tapi lha sudah dibelikan mau bagaimana lagi?

Pulang sekolah, seperti kemarin kompor langsung saya hidupkan dan merebus air setengah panci. Mau masak pangsit, pikir saya.

Tas berisi pangsit saya buka. Dua kotak tersaji manis di sana dengan tulisan yang begitu rapi : “1 porsi lengkap cwi mie mentah”.
Aha, mantap ini, pikir saya. Ketika air mendidih, kotak saya buka… dan .. alamak… mie nya tidak ada lagi.

Saya tertawa geli. Salah lagi ini. Kompor segera saya matikan dan lari ke warung beli Mie Burung Dara lagi.. he..he…

Ada WhatsApp masuk lagi. Tanpa saya buka saya sudah tahu isinya. Pasti teman saya di rumah sedang masak mie, dan bumbunya katut di kotak saya.

Sore itu saya kembali makan cwi mie yang spesial. Bumbu racikan Mas Rizal, plus Mie Burung Dara.

Nah, benar ‘kan, ada hubungan tertentu antara cwi mie Mas Rizal dan Mie Burung Dara punya Inul Daratista?

Mie Burung Dara…
Enaknya nyambung terus ….

NB: terima kasih traktirannya Bu Ari ..😀🙏

Yuli Anita

4 Comments

  1. Hahahaha
    Selalu buat orang tertawa

  2. Fahrizal Walikrama

    Terima kasih Bu Yuli, yang telah mengulas produk kami kedalam blog Bu Yuli.

    Malam ini saya diinformasikan oleh Bu Arie bahwa Bu Yuli baru saja memuat artikel tentang cwie mie.
    Dan saya kagum bagaimana bisa Bu Yuli dengan latar belakang Matematika dapat menulis dengan baik, dan kaya akan literasi.

    Saat saya baca, saya langsung tertawa sendiri dan malu bila teringat kejadian salah bungkus.

    Sejujurnya saya sangat berterima kasih kepada Bu Yuli kejadian tersebut diabadikan melalui artikel ini, dan mohon ijin untuk menyimpan artikel ini sebagai kenangan kami.

    Tapi dengan kejadian tersebut, menjadikan inspirasi yang berharga untuk kami agar memperbaiki manajemen agar dapat memberikan yang terbaik.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

99 views